Sayangnya, beberapa manajer tidak menyadari manfaat yang menanti mereka. Kadang kala auditor sendiri tidak memberi pengetahuan ke
manajemen tentang manfaat tersebut. Departemen audit internal mampu membantu manajemen dalam:
a. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi sendiri oleh manajemen puncak.
b. Megidentifikasi dan meminimalkan risiko. c. Memvalidasi laporan ke manajemen senior.
d. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis. e. Membantu proses pengambilan keputusan.
f. Menganalisis masa depan, bukan hanya masa lalu. g. Membantu manajer untuk mengelola perusahaan.
2.2.5. Independensi Audit Internal Dalam Pelaporan
Banyak organisasi audit internal bisa mendapatkan kebebasan yang diperlukan untuk melaksanakan audit internal secara independen dan
objektif. Independensi audit internal dalam pelaporan, yaitu: a. Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi dari
fakta-fakta yang dilaporkan. b. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang signifikan
dalam laporan audit.
Universitas Sumatera Utara
c. Menghindari pengunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini, dan
rekomendasi dalam interpretasi auditor. d. Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor
mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal.
2.2.6. Peranan Audit Internal
Auditor internal bisa sangat membantu manajemen dengan mengevaluasi sistem kontrol dan menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam kontrol
internal. Tapi harus diingat bahwa auditor internal membentu manajemen, bukan berperan sebagai manajer itu sendiri. Perbedaan ini memunculkan
keberatan mengenai kontrol akuntansi internal sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Amerika Serikat dan Kanada. Bukti ketaatan pada
Undang-undang ini terletak pada pendokumntasian yang layak. Jika sistem kontrol didokumentasikan dengan baik, suatu organisasi dapat siap
memetuhi peraturan-peraturan yang relevan. Dokumentasi yang layak adalah ibarat persediaan audit internal dalam berdagang. Oleh karena itu,
manajemen akan cenderung meminta auditor internal untuk mendokumentasikan sistem kontrol akuntansi internal kita sehingga kita
dapat membuktikan ke pemerintah bahwa kita telah mematuhi hukum.
Universitas Sumatera Utara
2.2.7. Kode Etik Aaudit Internal
Kode etik profesional disusun sebagai hasil dari hubungan yang khusus antara anggota profesi dan kliem mereka. Praktisi profesional tidak
menjauhi orang-orang yang mereka layani. Prinsip bisnis “hati-hatilah kepada pembeli” tidak berlaku ketika para profesional memberi jasa
kepada orang awam. Klien harus memercayai para profesional berdasarkan perilaku yang etis. Kepercayaan ini akan meningkat bila para profesional
diminta untuk bersumpah melayani publik dengan jujur dan rajin dan untuk bertindak berdasarkan aturan ketat dan perilaku yang etis.
Kode etik IIA yang pertama yang diterapkan pada 13 Desember 1968, memengaruhi semua anggota IIA. Ketika programCIA diterapkan, kode
etik sendiri untuk CIA dirancang. Namun, CIA yang bukan anggota IIA tidak dapat dipaksa untuk mematuhi kode etik tersebut sehingga kode etik
CIA memiliki keterbatasan. Semua auditor internal dibatasi oleh kode etik dan pelanggaran atasnya akan dikenakan sanksi pencabutan keanggotaan
dan gelar CIA. Kode etik berperan penting bagi auditor internal karena merupakan pernyataan alasan utama adanya profesi auditor internal.
Manajemen harus yakin bisa memercayai auditor internalnya secara implisit. Manajemen mesti merasa aman bahwa jika auditor internal
melaporkan sesuatu, maka pastilah sesuatu yang benar, absah, dan objektif. Benar-benar dilakukan tanpa bias.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Komite Audit