Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan secara umum didirikan memiliki tujuan untuk memperoleh laba, laba yang diproleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada di perusahaan secara maksimal sehingga laba yang diharapkan untuk diperoleh juga maksimal. Oleh karena itu, perusahaan akan selalu mengusahakan agar jumlah laba yang diperoleh terus meningkat dari tahun- ketahun yang merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan sebuah perusahaan. Dunia usaha yang semakin berkembang dengan pesatnya pada setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan maupun manufaktur selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dan pengawasan harta bendanya. Seiring dengan makin berkembangnya perusahaan, maka kegiatan dan masalah yang dihadapi perusahaan akan semakin sulit untuk mengawasi seluruh kegiatan dan operasi perusahaan, dimana semakin besar kemungkinan terjadi penyimpangan-penyimpangan, pemborosan, serta kecurangan. Faktor yang dapat mencegah terjadinya praktik-praktik yang dapat membahayakan perusahaan itu adalah penerapan good corporate governance pada perusahaan. Mulai populernya istilah tata kelola perusahaan yang baik atau yang lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance GCG tidak dapat dilepas dari maraknya skandal Universitas Sumatera Utara perusahaan yang menimpa perusahaan-perusahaan besar, baik yang ada di Indonesia maupu yang ada di luar negeri. Pentingnya Good Corporate Governance GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, penetapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Prinsip-prinsip dasar yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilah adalah: a. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundan-undangan yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten. b. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman dasar pelaksanaan usaha. c. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan kepedulian dan melakukan kontrol sosial secara obyektif dan bertanggung jawab. Beberapa perusahaan di Indonesia yang bermasalah bahkan tidak mampu lagi meneruskan kegiatan usahanya akibat menjalankan praktik tata kelola perusahaan yang buruk, contohnya antara lain adalah PT Indorayon yang merupakan perusahaan pabrik kertas yang terdapat di Sumatera Utara. PT Universitas Sumatera Utara Indorayon merupakan pabrik kertas yang tergolong besar lebih di sebabkan tata kelola yang buruk oleh perusahaan tersebut dalam mengelola hutan pinus di sekitar Danau Toba yang menjadi bahan baku utama perusahaan kertas ini. Akibat pengelolan hutan pinus yang buruk itu telah menimbulkan kerusakan lingkungan hutan dan menggangu tata air di sekitar Danau Toba. Masyarakat di sekitar Danau Toba menjadi marah dan mereka menghentikan secara paksa aktivitas perusahaan , akibatnya PT Indorayon tidak dapat beroperasi karena hubungan yang tidak baik dengan masyarakat si sekitar lokasi pasokan bahan bakunya Agoes dan Ardana, 2009. Hal yang sama juga dapat kita lihat pada PT Lapindo Brantas yang sampai saat ini belum tuntas. Kecerobohan PT Lapindo Brantas yang melakukan eksploitasi minyak dan gas di Sidoarjo bukan saja telah melakukan pencemaran dan kerusakan lingkungan pada area yang sangat luas, tetapi juga telah mematikan sumber pencaharian sebagian baesar masyarakat yang tercemar pada area tersebut. Hal ini terjadi karena tata kelola perusahaan yang tidak baik pada perusahaan. Di luar negeri juga terjadi hal yang sama dapat kita lihat pada kasus yang di alami oleh Enron dan WorldCom dan banyak lagi kasus-kasus yang lainnya Agoes dan Ardana, 2009. Untuk itu di harapkan seluruh perusahaan baik BUMN maupun swasta untuk mulai mewujudkan good corporate governance guna mencapai sasaran dan tujuan yang hendak ingin dicapai oleh perusahaan. Dalam upaya penerapan good corporate governance tersebut ada beberapa bagian didalam perusahaan yang dapat mewujudkannya, yaitu audit internal, Universitas Sumatera Utara komite audit dan dewan direksi sangatlah penting. Audit internal membantu organisasi untuk mencapi tujuannya melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Peran audit internal akan semakin dapat diandalkan dalam mengembangkan dan menjaga efektivitas sistem pengendalian internal, pengelolaan risiko dan good corporate governance guna menopang terwujudnya suatu perusahaan yang sehat. Suatu mekanisme dalam sistem pengendalian internal merupakan salah satu sarana utama untuk dapat memastikan bahwa pengelolaan perusahaan telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip good corporate governance. Komoite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya. Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memastikan Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen. Pedoman good corporate governance mengatur banyaknya anggota komite audit dalam suatu perusahaan namun harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas dalam pengambilan keputusan. Bagi perusahaan yang sehamnya tercatat dalam bursa efek, perusahaan negara, perusahaan daerah, Universitas Sumatera Utara perusahaan yang menghimpun dan mengelola dana masyarakat, perusahaan yang produk dan jasanya digunakan oleh masyarakat luas, serta perusahaan yang mempunyai dampak luas terhadap kelestarian lingkungan, komite audit diketuai oleh komisaris independen dan anggotanya dapat terdiri dari komisaris dan atau pelaku profesi dari luar perusahaan. Salah seorang anggota memiliki latar belakang dan kemampuan akuntansi dan atau keuangan. Direksi adalah organ perseroan yang wewenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroaan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan, baik di dalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar UU RI No. 40 Tahun 2007. Dewan direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertangung jawab secara kolegial dalam megelola perusahaan. Masing-masing anggota direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan tugas oleh masing-masing anggota dewan direksi termasuk direktur utama adalah setara. Tugas direktur utama sebagai primus inter pores adalah mengkordinasikan kegiatan direksi. Keberadaan direksi dalam perusahaan ibarat nyawa bagi perseroan. Tidak mungkin suatu perusahaan tanpa adanya direksi. Sebaliknya, tidak mungkin ada direksi tanpa adanya perusahaan. Oleh karena itu, keberadaan direksi bagi perusahaan sangat penting. Sekalipun perusahaan itu sebagai badan hukum, yang mempunyai kekayaan terpisah dengan direksi, tetapi hal itu hanya berdasarkan fisik Universitas Sumatera Utara hukum, bahwa perusahaan dianggap seakan-akan sebagai subjek hukum, sama seperti manusia. Gita Gumilang 2009 menyatakan bahwa audit internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerapan good corvorate governance pada PT Perkebunan Nusantara III Persero Medan. Resa Destari 2008 menyatakan audit inter berpengaruh positif terhadap penerapan good corporate governance akan tetapi tidak signifikan sedangkan pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap good corporate governance pada Bank X Jakarta. Ada juga penelitian Azwar Hanas yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit terhadap good corporate governance pada perusahaan yang listid pada Bursa Efek Jakarta periode 2003 sampai dengan 2005 serta perusahaan yang mengikuti survey kualitas corporate governance yang dilakukan oleh IICG selama periode tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengeruh Peranan Audit Internal, Komite Audit, dan Dewan Direksi terhadapa Penerapan Good Corporate Governance pada PT Tolan Tiga Indonesia”. Universitas Sumatera Utara

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

4 114 99

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1 30 99

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

1 46 99

Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

0 35 129

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 46 80

Pengaruh dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit dalam pelaksaan corporate governance pada perusahaan yang listed di BEJ

2 11 96

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Good Corporate Governance (GCG) 2.1.1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG) - Pengeruh Peranan Audit Internal, Komite Audit dan Dewan Direksi Terhadapa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Tolan Tiga Indonesia

0 1 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengeruh Peranan Audit Internal, Komite Audit dan Dewan Direksi Terhadapa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Tolan Tiga Indonesia

0 0 8

Pengeruh Peranan Audit Internal, Komite Audit dan Dewan Direksi Terhadapa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Tolan Tiga Indonesia

0 1 14