Hasil Uji Asumsi Klasik

telah melewati syarat reliabilitas sebesar 0,6. Maka dapat dikatakan bahwa peranan Dewan Direksi teruji reliabilitasnya. d. Penerapan GCG Pengujian penerapan Good Corporate Governance dapat dilihat dari tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items 0,882 24 Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 17 Berdasarkan tabel 4.11 diatas, terlihat bahwa nilai cronbach alpha penerapan Cood Corporate Governance sebesar 0,882. Hal ini berarti bahwa, nilai ini telah melewati syarat reliabilitas sebesar 0,6. Maka dapat dikatakan bahwa penerapan Cood Corporate Governance teruji reliabilitasnya.

4.6. Hasil Uji Asumsi Klasik

4.6.1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil Erlina, 2011. Ada dua cara untuk mendeteksi apakan residual berdistribusi normal atau tidak adalah Universitas Sumatera Utara dengan analisis grafik dan uji statistik. Penelitia ini menggunakan analisis grafik dan analisis statistik untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dengan menggunakan uji grafik dilakukan dengan dua cara yaitu melalui grafik histogram dan normal probability plot, sedangkan dengan uji statistik distribusi normal digunakan uji Kolmogorov- Smirnov K-S. Berikut ini merupakan hasil pengujian normalitas data ditunjukkan dalam bentuk grafik histogram dan grafik PP Plots. Gambar 4.1 Grafik Histogram Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 17 Gambar 4.2 Grafik P-P Plot Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 17 Dari grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan grafik histogram yang memberikan pola distribusi yang mendekati normal, demikian juga halnya dengan grafik PP Plots pada gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal. Penyebarannya mengikuti garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak Universitas Sumatera Utara digunaakan karena memenuhi uji normalitas data. Bila hanya melihat histogram dan grafik PP Plots, normal atau tidak distribusi data tidak dapat diketahui dengan jelas karena pengujian normalitas hanya dengan uji grafik, hal ini hanya terlihat secara visual sehingga dapat saja dari hasil grafik terlihat normal namun dengan uji statistik tidak normal. Oleh karena itu, diperlukan uji statistik untuk menunjukkan data normal atau tidak normal. Uji statistik untuk mendeteksi normalitas data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil bahwa data terdistribusi normal, dimana nilai K-S lebih besar dari probabilitas signifikan pada a=5. Nilai K-S yang diperoleh dari uji tersebut sebesar 0,637 dengan probabilitas signifikansi 0,811. Hal ini menunjukkan data terdistribusi secara normal. Nilai K-S dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 45 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 5.15711795 Most Extreme Differences Absolute .095 Positive .095 Negative -.088 Kolmogorov-Smirnov Z .637 Asymp. Sig. 2-tailed .811 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 17 4.6.2. Uji Heteroskedastisitas Tujuan dari pengujian heteroskedastisitas ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pangamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas Erlina, 2011. Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID residual dan ZPRED variabel dependen. Dasaar analisinya adalah: 1 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, bergelombang. Melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas, dan 2 Universitas Sumatera Utara jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil penujian heteroskedastisitas terlihat pada gambar 4.3 berikut yang menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi penerapa variabel dependen berdasarkan masukan variabel independen. Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 17 4.6.3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen Universitas Sumatera Utara Erlina, 2011. Metode yang digunakan untuk mendekteksi multikolinieritas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan nilai toleransi dan menggunakan variance inflation factor VIF. Jika nilai variance inflation factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebatas dari multikolinearitas. Berdasarkan tabel 4.13 dibawah diperoleh hasil bahwa bahwa tiga variabel independen yaitu audit internal, dewan direksi dan komite audit menunjukkan nilai tolerance mendekati 1 dan variance inflation factor diatas 1, sehingga data pada penelitian ini tidak terjadi problem multikolinearitas. Nilai tolerance dan variance inflation factor dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah ini. Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -6.339 19.325 -.328 .745 X1 1.105 .431 .362 2.563 .014 .643 1.556 X2 .349 .343 .120 1.018 .315 .927 1.079 X3 1.246 .447 .381 2.786 .008 .685 1.461 a. Dependent Variable: Y Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 17 Universitas Sumatera Utara 4.6.4. Uji Autokorelasi Pada dasarnya autokorelasi merupakan gejala dimana error term pada suatu periode waktu secara sistematik tergantung kepada error term pada periode-periode yang lain. Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t- 1. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi di antaranya dengan uji Durbin Watson, karena uji ini yang umum digunakan Erlina, 2011. Hasil analisis menunjukkan nilai d sebesar 1,470. Dengan variabel sebanyak tiga buah dan sampel 45, nilai dL sebesar 1,383 dan nilai dU sebesar 1,666. Dengan demikian, nilai d hasil analisis terletak diantara dL dan dU. Jika nilai d terletak diantara dL dan dU, maka hasil uji autokorelasi terletak pada daerah tanpa keputusan atau tidak dapat disimpulkan. Dengan kata lain ada, ada atau tidaknya masalah autokorelasi pada model penelitian tidak dapat ditentukan. Nilai Durbin Watson dapat dilihat pada tabel 4.14 dibawah ini. Tabel 4.14 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .689 a .474 .436 5.34246 1.470 a. Predictors: Constant, X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y Universitas Sumatera Utara Sumber : Hasil Olahan Data SPSS 17

4.7. Hasil Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

4 114 99

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1 30 99

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

1 46 99

Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

0 35 129

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 46 80

Pengaruh dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit dalam pelaksaan corporate governance pada perusahaan yang listed di BEJ

2 11 96

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Good Corporate Governance (GCG) 2.1.1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG) - Pengeruh Peranan Audit Internal, Komite Audit dan Dewan Direksi Terhadapa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Tolan Tiga Indonesia

0 1 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengeruh Peranan Audit Internal, Komite Audit dan Dewan Direksi Terhadapa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Tolan Tiga Indonesia

0 0 8

Pengeruh Peranan Audit Internal, Komite Audit dan Dewan Direksi Terhadapa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Tolan Tiga Indonesia

0 1 14