Model Analisis Data Intenal audit X1 secara parsial memiliki pengaruh yang Komite audit X2 secara parsial memiliki pengaruh yang

3.7.2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas adalah tingkat seberapa besar suatu pengukuran mengukur dengan stabil dan konsisten Erlina, 2011. Pengujian reliabilitas digunakan untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan dengan koefisien. Ghozali 2005:42 menyatakan bahwa “suatu konstruk atau varian dikatakan reliable jika memberikan nilai crobach alpha lebih dari 0,6”.

3.8. Model Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan regresi linier berganda, untuk mengetahui secara bersaama-sama antara pengaruh internal audit, komite audit, dan dewan direksi terhadap good corporate governance pada PT Tolan Tiga Indonesia. Sehingga akan diketahui variabel-variabel mana yang paling besar pengaruhnya terhadap good corporate governance. Model persamaan analisis regresi penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda, dengan persamaan sebagai berikut: Y = a+ β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e Keterangan: Y = Good Corporate Governance a = Konstanta β = Koefisien Konstanta β 1, β 2, β 3 = Koefisien Regresi X 1 = Koefisien Internal Audit Universitas Sumatera Utara X 2 = Koefisien Komite Audit X 3 = Koefisien Dewan Direksi e = Eror Pengganggu

3.9. Uji Asumsi Klasik

3.9.1. Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil Erlina, 2011. Ada dua cara untuk mendeteksi apakan residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik dan uji statistik. Penelitia ini menggunakan analisis grafik dan analisis statistik untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dengan menggunakan uji grafik dilakukan dengan dua cara yaitu melalui grafik histogram dan normal probability plot, sedangkan dengan uji statistik distribusi normal digunakan uji Kolmogorov-Smirnov K-S.

3.9.2. Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian heteroskedastisitas ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pangamatan yang lain. Jika varians dari residual Universitas Sumatera Utara dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas Erlina, 2011. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Gejala heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai residual dan variabel depanden suatu penelitian. Jika terdapat pola tertentu maka telah terjadi gejala heteroskedastisitas.

3.9.3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel- variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel babas ini tidak ortogonal. Variabel- variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol Erlina, 2011. Metode yang digunakan untuk mendekteksi multikolinieritas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan nilai toleransi dan menggunakan variance inflation factor VIF. Jika nilai variance inflation factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebatas dari multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara

3.9.4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat terjadi pada setiap penelitian dimana urutan pada pengamatan-pengamatan memiliki arti. Oleh sebab itu, autokorelasi sering juga disebut dengan korelasi serial Serial Correlation, umumnya terjadi pada data runtun waktu time series. Pada dasarnya autokorelasi merupakan gejala dimana error term pada suatu periode waktu secara sistematik tergantung kepada error term pada periode- periode yang lain. Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi di antaranya dengan uji Durbin Watson, karena uji ini yang umum digunakan Erlina, 2011. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas atau Upper Bound DU dan 4 – DU, maka koefisien sama dengan nol, berarti tidak autokorelasi. 2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound DL, maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi pasitif. 3. Bila nilai DW lebih besar dari pada 4 – DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif. Universitas Sumatera Utara 4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara 4-DU dan 4-DL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.10. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. untuk mengetahui secara bersaama-sama antara pengaruh internal audit, komite audit, dan dewan direksi terhadap good corporate governance pada PT Tolan Tiga Indonesia. Sehingga akan diketahui variabel-variabel mana yang paling besar pengaruhnya terhadap good corporate governance. Dalam melakukan pengujian hipotesis analisis dilakukan dengan Uji-t, Uji-f dan Koefisien Determinasi.

3.10.1. Uji Signifikansi Parsial Uji-t

Ghozali 2005:56 menyatakan bahwa, “uji-t digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang tidak berhubungan memiliki nailai rata-rata yang berbeda”. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikansi 0,05.

a. Intenal audit X1 secara parsial memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penerapa good corporate governance Y pada PT Tolan Tiga Indonesia. Hipotesis yang akan diuji sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara H0: Intenal audit secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapa good corporate governance pada PT Tolan Tiga Indonesia. Ha: Intenal audit secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapa good corporate governance pada PT Tolan Tiga Indonesia. Kaidah keputusan: 1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau 0,05 sig, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan tidak ada pengaruh yang nyata. 2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau 0,05 sig, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan ada pengaruh yang nyata.

b. Komite audit X2 secara parsial memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penerapan good corporate governance Y pada PT Tolan Tiga Indonesia. Hipotesis yang akan diuji sebagai berikut: H0: Komite audit secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapa good corporate governance pada PT Tolan Tiga Indonesia. Ha: Komite audit secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerapa good corporate governance pada PT Tolan Tiga Indonesia. Universitas Sumatera Utara Kaidah keputusan: 1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau 0,05 sig, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan tidak ada pengaruh yang nyata. 2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas sig atau 0,05 sig, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan ada pengaruh yang nyata.

c. Dewan Direksi X3 secara parsial memiliki pengaruh yang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

4 114 99

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1 30 99

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Good Corporate Governance, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Perkebunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (2007-2010)

1 46 99

Pengaruh Peranan Audit Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

0 35 129

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba dengan Profitabilitas sebagai variabel moderating Pada Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 46 80

Pengaruh dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit dalam pelaksaan corporate governance pada perusahaan yang listed di BEJ

2 11 96

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Good Corporate Governance (GCG) 2.1.1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG) - Pengeruh Peranan Audit Internal, Komite Audit dan Dewan Direksi Terhadapa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Tolan Tiga Indonesia

0 1 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengeruh Peranan Audit Internal, Komite Audit dan Dewan Direksi Terhadapa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Tolan Tiga Indonesia

0 0 8

Pengeruh Peranan Audit Internal, Komite Audit dan Dewan Direksi Terhadapa Penerapan Good Corporate Governance Pada PT Tolan Tiga Indonesia

0 1 14