commit to user
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Kondisi Awal Pra-tindakan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada saat Program Pengalaman Lapangan di kelas IV B SD Negeri Petoran Surakarta
diketahui bahwa dalam pembelajaran IPA, guru kelas masih menggunakan model pembelajaran metode ceramah dimana proses pembelajaran didominasi oleh guru.
Sedangkan siswa lebih banyak diam atau terlihat pasif dan hanya mendengarkan penjelasan guru. Hanya beberapa siswa yang terlihat aktif dan sebagian besar
lainnya diam pasif dan ada juga yang sama sekali tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Hal tersebut disebabkan karena siswa
merasa bosan dengan metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi. Sebelum melakukan penelitian, langkah awal yang dilakukan peneliti
yaitu mengumpulkan data-data anak yang mengalami kesulitan belajar di kelas IV B SD Negeri Petoran Surakarta. Dimana sekolah tersebut merupakan salah satu
sekolah inklusi yang berada di kota Surakarta. Sebagian besar siswa di SD Negeri Petoran Surakarta merupakan siswa normal dan hanya beberapa siswa yang
berkebutuhan khusus misalnya anak yang mengalami kesulitan belajar. Adapun subyek penelitian yang peneliti gunakan berjumlah 7 siswa yang terdiri dari 5
siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Langkah berikutnya, peneliti melakukan sebuah pre-test dimana sebelum
pre-test peneliti masuk di dalam kelas untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah atau konvensional pada mata pelajaran IPA materi energi panas
dan bunyi. Pre-test digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam pelajaran IPA materi energi panas dan energi bunyi dengan penggunaan
metode ceramah dalam proses pembelajarannya.
commit to user 54
Adapun hasil prestasi belajar IPA dengan menggunakan metode ceramah sebagai kondisi awal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4. Daftar Nilai IPA Anak Berkesulitan Belajar Kondisi Awal
No Insial Siswa
KKM Nilai
Ket
1. AP
63 57
Tidak Tuntas 2.
SH 63
54 Tidak tuntas
3. LW
63 48
Tidak tuntas 4.
WB 63
53 Tidak tuntas
5. IK
63 50
Tidak tuntas 6.
IS 63
52 Tidak tuntas
7. IC
63 49
Tidak tuntas
AP SH
LW WB
IK IS
IC KKM
63 63
63 63
63 63
63 NILAI KA
57 54
48 53
50 52
49 10
20 30
40 50
60 70
KKM NILAI KA
Keterangan : Nilai KA
: Nilai Kondisi Awal KKM
: Kriteria Ketuntasan Minimal
Dari tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
yang ditentukan oleh sekolah yaitu 63. Ketidaktuntasan nilai siswa dikarenakan Nilai IPA Anak Berkesulitan Belajar Kondisi Awal
Grafik 4.1. Grafik Nilai IPA Anak Berkesulitan Belajar Kondisi Awal
commit to user 55
siswa tidak mampu memahami materi IPA pada pokok bahasan energi panas dan bunyi. Siswa berkesulitan belajar kurang mampu memahami materi secara
abstrak. Atas dasar pre-test tersebut, peneliti mengadakan koordinasi dengan guru kelas tentang alternatif yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA
materi energi panas dan bunyi siswa kelas IV B SD Negeri Petoran Surakarta. Hasil diskusi didapatkan suatu kesepakatan bahwa akan diterapkan metode
eksperimen dalam pembelajaran IPA.
2. Siklus I