Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar

commit to user 9 1 hyperactivity, 2 perceptual-motor imparments, 3 emotional lability, 4 general coordination deficits, 5 disorders of attention, 6 impulsive, 7 disorders of memory and thinking, 8 specific learning disabilities, 9 disorders of speech and hearing , and 10 equivocal neurological signs. Menurut penjelasan di atas dapat simpulkan bahwa jenis karakteristik anak berkesulitan belajar disesuaikan dengan penyebab serta tingkat usia anak. Gangguan-gangguan di atas dapat diwujudkan dalam cara yang berbeda-beda pada tingkat umur yang berbeda. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan diatas bahwa karakteristik umum dari anak berkesulitan belajar adalah sebagai berikut : 1 Hiperaktif dan impulsif, 2 Gangguan dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi, 3 Gangguan dalam berfikir, menganalisa dan memecahkan suatu masalah dalam belajar sehingga hasil belajar rendah, 4 Ceroboh, acuh tak acuh dan kurang teliti dalam menyelesaikan tugas, 5 Agresif, 6 Mengalami kesulitan dalam menulis, membaca, dan berhitung sehingga mempengaruhi pada hasil akademik lainnya,dll.

c. Klasifikasi Anak Berkesulitan Belajar

Setiap anak berkesulitan belajar mempunyai gejala yang berbeda- beda. Jadi tidaklah mudah dalam mengklasifikasikan kesulitan belajar. Menurut Mulyono Abdurrahman 2003 : 169-251, bentuk-bentuk kesulitan belajar , yaitu : 1 Kesulitan Belajar Kognitif Kesulitan belajar kognitif adalah salah satu bentuk kesulitan belajar yang bersifat perkembangan developmental learning atau kesulitan belajar pra akademik praacademic learning. Kesulitan belajar jenis ini perlu commit to user 10 mendapat perhatian karena sebagian besar dari belajar akademik terkait dengan ranah kognitif. Jika kesulitan belajar kognitif tidak segera diatasi maka dapat menimbulkan kesulitan dalam berbagai bidang akademik. 2 Kesulitan Belajar Bahasa Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang terintegarsi, mencakup bahasa ujaran, membaca dan menulis. Penyebab kesulitan belajar bahasa, yaitu : a Kekurangan kognitif Tujuh jenis kekurangan kognitif, yaitu 1 memahami dan membedakan makna bunyi wicara, 2 pembentukan konsep dan pengembangannya kedalam unit-unit semantik, 3 mengkalisifikasikan kata, 4 mencari dan menetapkan kata yang ada hubungannya dengan kata lain hubungan semantik, 5 memahami saling keterkaitan antara masalah, proses dan aplikasinya, 6 perubahan makna atau transformasi semantik, 7 menangkap makna secara penuh implikasi semantik. b Kekurangan dalam memori c Kekurangan kemampuan melakukan evaluasi menilai Anak berkesulitan belajar sering memiliki kesulitan dalam menilai kemantapan atau keajegan arti dari suatu kata baru terhadap informasi yang telah mereka peroleh sebelumnya. d Kekurangan kemampuan memproduksi bahasa Anak berkesulitan belajar umumnya memiliki taraf perkembangan berbagai kemampuan yang kurang memadai, maka mereka banyak yang mengalami kesulitan dalam memproduksi bahasa. e Kekurangan dalam bidang pragmatik atau penggunaan fungsional bahasa. Anak berkesulitan belajar umumnya memperlihatkan kekurangan dalam mengajukan berbagai pertanyaan, memberikan reaksi yang tepat terhadap berbagai pesan, menjaga atau mempertahankan percakapan, dan mengajukan sanggahan berdasarkan argumentasi commit to user 11 yang kuat. Anak berkesulitan belajar umumnya juga kurang persuasive dalam percakapan, lebih banyak mengalah dalam percakapan dan kurang mampu mengatur cara berdialog dengan orang lain. 3 Kesulitan Belajar Membaca Kesulitan belajar membaca sering disebut juga disleksia dyslexia. Istilah disleksia banyak digunakan dalam dunia kedokteran dan dikaitkan dengan adanya gangguan fungsi neurologist. Anak berkesulitan belajar membaca permulaan mengalami berbagai kesalahan dalam membaca sebagai berikut : a penghilangan kata atau huruf, b penyelipan kata, c penggantian kata, d pengucapan kata salah dan makna berbeda, e pengucapan kata salah tetapi makna sama, f pengucapan kata salah dan tidak bermakna, g pengucapan kata dengan bantuan guru, h pengulangan, i pembalikan kata, j pembalikan huruf, k kurang memperhatikan tanda baca, l pembentulan sendiri, m ragu-ragu, dan n tersendat-sendat. 4 Kesulitan Belajar Menulis Kesulitan belajar menulis sering disebut disgrafia dysgraphia. Kesulitan belajar menulis yang berat disebut juga agrafia. Disgarfia menunjuk pada adanya ketidakmampuan mengingat cara membuat huruf atau symbol-simbol matematika. Disgrafia sering dikaitkan dengan kesulitan belajar membaca atau disleksia dysleksia karena kedua jenis kesulitan tersebut sesungguhnya saling terkait. commit to user 12 5 Kesulitan Belajar Matematika Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia dyscalculis Istilah diskalkulia memiliki konotasi medis, yang memandang adanya kerkaitan dengan gangguan system saraf pusat. Ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar matematika, yaitu 1 adanya gangguan dalam hubungan keruangan, 2 abnormalitas persepsi visual, 3 asosiasi visual-motor, 4 perseverasi, 5 kesulitan mengenal dan memahami simbol, 6 gangguan pengahayatan tubuh, 7 kesulitan dalam bahasa dan membaca, dan 8 Performance IQ jauh lebih rendah daripada skor verbal IQ. Sedangkan Munawir Yusuf 2005 : 60-65 menyebutkan secara garis besar kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu : 1 Kesulitan Belajar Praakademik Kesulitan belajar ini sering disebut kesulitan belajar developmental. Yang terdiri atas beberapa macam, diantaranya yaitu : a Gangguan motorik dan persepsi b Kesulitan belajar kognitif c Gangguan perkembangan bahasa disfasia d Kesulitan dalam penyesuaian perilaku sosial 2 Kesulitan Belajar Akademik Kesulitan belajar jenis ini sangat berkaitan dengan mata pelajaran yang di dapat di bangku sekolah. Tiga jenis kesulitan belajar akademik sebagai berikut : a Kesulitan belajar membaca Disleksia b Kesulitan belajar menulis Disgrafia c Kesulitan belajar menghitung Diskalkulia Dari penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa anak berkesulitan belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1 Kesulitan Belajar Kognitif 2 Kesulitan Belajar Bahasa 3 Kesulitan Belajar Membaca dyslexia commit to user 13 4 Kesulitan Belajar Menulis dysgraphia 5 Kesulitan Belajar Matematika dyscalculis

d. Faktor Penyebab Anak Berkesulitan Belajar

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN MEMBACA PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS II SDN PETORAN JEBRES SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 2010

0 9 91

STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS IIIA SD NEGERI KEPATIHAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

1 6 98

PENGGUNAAN METODE FERNALD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PADA ANAK KESULITAN BELAJAR KELAS II SD DI SLB A YKAB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 2 92

PENDAHULUAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERARAH DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS III DI SD NEGERI MANGKUBUMEN KIDUL N0. 16 SURAKARTA TAHUN PEMBELAJARAN 2010 / 2011.

0 0 8

PENDAHULUAN PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN BELAJAR ANAK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SULURSARI Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 10

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PLANGGU DENGAN METODE MAKE A MATCH UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PLANGGU DENGAN METODE MAKE A MATCH TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 18

PENDAHULUAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PLANGGU DENGAN METODE MAKE A MATCH TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 5

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE SNOWBALL PADA SISWA KELAS IV UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE SNOWBALL PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 16

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK BERKESULITAN BERHITUNG KELAS IV DAN V SEMESTER II DI SD NEGERI PETORAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 1

UPAYA MENGENALI KETRAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI ASESMEN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA DI KELAS 3 SD NEGERI 12 SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 1 18