commit to user 31
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode inquiry merupakan suatu metode atau cara pemberian kesempatan
kepada siswa untuk melakukan proses penelitian untuk memecahkan suatu masalah yang kemudian hasilnya didiskusikan bersama dan
dibuat laporan tertulis yang tersusun dengan baik. f
Metode discovery Menurut Nasution 2000 :173 menyatakan bahwa memecahkan
masalah adalah metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan jawabannya discovery tanpa bantuan khusus.
Sedangkan menurut Gagne dan Berliner 1984 yang dikutip oleh Moedjiono dan Moh. Dimyati 1991:490, metode discovery adalah
metode dimaa para siswa memerlukan penemuan konsep, prinsip dan pemecahan masalah untuk menjdai miliknya lebih dari pada sekedar
menerimanya atau mendapatkannya dari seseorang guru atau sebuah buku.
Metode discovery sebagai metode belajar mengajar yang memberikan peluang diperhatikannya proses dan hasil kegiatan
belajar siswa, digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Hakekat Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA Anak
Berkesulitan Belajar 1
Pengertian Metode Eksperimen
Istilah eksperimen mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Istilah eksperimen adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Ilmu
Pengetahuan Alam IPA. Karena itu, dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam tentu saja kedudukan eksperimen sangat penting.
Adapun berbagai pengertian mengenai metode eksperimen adalah sebagai berikut :
Menurut Roestiyah
2001: 80
yang dikutip
dari http:smacepiring.wordpress.com20080808metode-dan
pendekatan- pembelajaran
, “metode eksperimen praktikum adalah salah satu
commit to user 32
metode yang digunakan untuk mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan
hasil percobaannya kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi guru”.
Metode eksperimen menurut Syaiful Sagala 2009:2 sebagai cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa melakukan percobaan
dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.
Sedangkan menurut Abdul Majid 2007 : 153, “metode praktik
dimaksudkan supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik mengunakan alat atau benda, sraya diperagakan dengan harapan
anak didik menjadi jelas dan gambling sekaligus dapat mempraktikan materi ya
ng dimaksud”. Metode praktikum dapat dilakukan kepada siswa setelah
guru memberikan
arahan, aba-aba,
petunjuk untuk
melaksanakannya. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, metode
eksperimen adalah salah satu metode mengajar yang digunakan oleh guru pendidik dimana siswa melakukan percobaan dengan menggunakan alat
atau benda kemudian mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya kemudian hasil pengamatan disampaikan didepan kelas
dan dikoreksi oleh guru. Metode ini bertujuan agar peserta didik lebih jelas dan gamblang dalam mengenal sesuatu hal serta membandingkan
antara teori dengan kenyataan. Tujuan eksperimen hendaknya tidak hanya membuktikan kebenaran suatu prinsip atau hukum yang telah
diajarkan, melainkan juga melihat apa yang terjadi dan baru kemudian membandingkannya dengan teori. Bahkan mungkin eksperimentasi
diarahkan pada penemuan sesuatu yang baru. Selain itu, sebaiknya eksperimen tidak dilakukan setelah segala dijelaskan, melainkan diskusi
pembicaraan diberikan setelah eksperimen selesai. Dalam metode eksperimen ini peran guru sangat penting, khususnya berkaitan dengan
ketelitian dan kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan
commit to user 33
dalam memaknai kegiatan eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung. Jadi disini guru menjadi faktor penentu berhasil atau
gagalnya metode eksperimen yang dilakukan oleh siswa.
2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Menurut Roestiyah
2001:81 yang
diambil dari
http:smacepiring.wordpress.com20080808metode-dan pendekatan-
pembelajaran terdapat berbagai kelebihan dan kekurangan didalam penggunaan metode ekpserimen. Berbagai kelebihan dari metode
eksperimen yaitu : a
Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya diri atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri
daripada hanya menerima kata guru atau buku. b
Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi menjelajahi tentang ilmu dan teknologi.
c Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup
manusia. Adapun kekurangan dari metode ini yaitu :
a Tidak cukupya alat-alat mengakibatkan tidak stiap anak didik
berkesempatan mengadakan eksperimen. b
Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan
teknologi. Cara
mengatasi kekurangan-kekurangan
dari metode
eksperimen menurut Syaiful Sagala 2009:221, yaitu : 1
Hendaknya guru menerangkan sejelas-jelasnya tentang hasil yang ingin dicapai sehingga ia mengetahui pertanyaan-pertanyaan yang
perlu dijawab dengan eksperimen
commit to user 34
2 Hendaknya guru membicarakan bersama-sama dengan siswa tentang
langkah yang dianggap baik untul memecahkan masalah dalam eksperimen, serta bahan-bahan yang diperlukan, variabel yang perlu
dikontrol dan hal-hal yang perlu dicatat
3 Bila perlu, guru menolong siswa untuk memperoleh bahan-bahan
yang diperlukan 4
Guru perlu merangsang agar setelah eksperimen berakhir, ia membanding-bandingkan hasilnya dengan hasil eksperimen orang
lain dan mendiskusikannya bila ada perbedaan-perbedaan atau kekeliruan-kekeliruan.
3 Prosedur dari Metode Eksperimen
Prosedur eksperimen menurut Roestiyah 2001:81 yang diambil dari
http:smacepiring.wordpress.com20080808metode-dan pendekatan-pembelajaran adalah :
a Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka
harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen. b
Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan- bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang
harus dikontrol dengan tepat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
c Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan
siswa, bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
d Setelah eksperimen selesai, guru harus mengumpulkan hasil
penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
4 Hakikat Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA Anak
Berkesulitan Belajar
Mata pelajaran sains IPA merupakan suatu mata pelajaran yang tidak hanya dipelajari oleh sekelompok anak normal saja, melainkan juga
harus dipelajari oleh anak-anak berkebutuhan khusus seperti anak berkesulitan belajar. Mengingat mata pelajaran sains atau IPA adalah
commit to user 35
mata pelajaran yang berkenaan dengan kehidupan nyata yang terkait dengan lingkungan sekitar anak, maka mata pelajran IPA harus
dikenalkan pada semua siswa, khususnya siswa berkebutuhan khusus seperti anak berkesulitan belajar sebagai dasar untuk memiliki
ketrampilan hidup. Menurut Polloway dan Patton 1993 yang dikutip oleh Parwoto 2007 : 212 ada banyak alasan mata pelajaran IPA penting
diajarkan kepada siswa anak berkebutuhan khusus seperti anak berkesulitan belajar, yaitu :
a Pengalaman langsung terutama sekali membantu siswa menjadi
akrab dengan kelompoknya. b
Ketrampilan dasar dapat diterapkan dalam konteks yang bermakna. c
Kaya latar belakang pengalaman yang dapat dikembangkan utuk menenetapkan “kerangka kerja pengetahuan ke dalam ide-ide baru
pengintegrasian siswa pertemanan”. d
Para siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berfikir yang lebih tinggi dan strategi pemecahan
masalah.
Untuk memahami konsep-konsep IPA, maka di dalam pembelajaran
IPA dibutuhkan
beberapa ketrampilan.
Adapun ketrampilan-ketrampilan tersebut menurut Rakes dan Choate yang
dikutip oleh Parwoto 2007 : 216 yaitu : a
Ketrampilan memperoleh informasi melalui pengamatan, mendengar, membaca, ketrampilan studi dan eksperimen langsung.
b Ketrampilan memproses informasi melalui pengorganisasian,
analisis, hipotesis, pengukuran dan klasifikasi. c
Ketrampilan terpadu yaitu sintesis, hipotesis, eksperimen mandiri, generalisai dan evaluasi.
Sesuai penjelasan di atas mata pelajaran sains IPA diperlukan suatu bentuk kegiatan yang dapat mengarahkan siswa anak berkesulitan
belajar untuk dapat menemukan suatu konsep melalui pengujian atau penemuan secara langsung. Metode eksperimen praktikum sangat cocok
apabila digunakan dalam pembelajaran IPA pada umumnya karena disitu peserta didik baik yang normal maupun anak berkesulitan belajar dapat
commit to user 36
melakukan percobaan dengan benda nyata. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ibrahim 2003 : 107 bahwa ... metode
eksperimen langsung melibatkan para siswa melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang diaj
ukan”. Karena pada dasarnya anak usia sekolah dasar baik anak normal maupun anak
berkesulitan belajar cenderung rasa ingin tahunya tinggi, jadi dengan penerapan metode ini anak mampu bereksplor atau aktif dalam
pembelajaran. Dalam kegiatan ini peserta didik baik yang normal ataupun anak berkebutuhan khusus seperti anak berkesulitan belajar mampu
mengamati, menganalisi, membuktikan kebenaran serta membandingkan dari teori-teori yang telah mereka baca dengan hasil percobaannya.
B. Penelitian yang Relevan
Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa telah banyak dilakukan. Hal ini terbukti dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh para ahli
peneliti atau para mahasiswa sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut belum semuanya sempurna. Oleh karena itu penelitian tersebut perlu penelitian lanjutan
demi melengkapi dan menyempurnakan penelitian-penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian yang berhubungan tentang peningkatan prestasi belajar yang
akan dijadikan sebagai kajian pustaka dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh : April Lina Sri Windayani dengan penelitian yang berjudul “
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penerapan Metode Demonstrasi-Eksperimen Siswa Kelas III SDN 3 Jenengan Sawit Boyolali Tahun
2009 2010” menyimpulkan bahwa dengan penerapan metode demonstrasi-
eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SDN 3 Jenengan Sawit Boyolali dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah. Hal
ini terlihat dari prosentase kenaikan nilai IPA siswa kelas III dari siklus I sampai siklus III. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 12 anak atau
46,15, pada siklus II siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 14 anak atau 53,85 dari 26 siswa, dan siklus III siswa yang mendapat nilai minimal 60 ada 23