commit to user
ï
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, yaitu manusia Indonesia yang beriman, mandiri, maju, cerdas,
kreatif, bertanggung jawab, serta produktif. Berbagai upaya pendidikan telah dilakukan untuk  meningkatkan  kualitas  sumber  daya  manusia  tersebut,  salah  satunya  dengan
melakukan  kajian-kajian  dan  pengembangan  kurikulum  di  Indonesia  secara  bertahap, konsisten, serta disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan zaman.
Belajar  pada  hakikatnya  merupakan  kegiatan  yang  dilakukan  secara  sadar untuk  menghasilkan  suatu  perubahan  menyangkut pengetahuan,  keterampilan,  sikap
dan nilai-nilai. Manusia tanpa belajar akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan tuntutan untuk menyesuaikan
diri dengan  lingkungan  yang selalu  berubah  merupakan tuntutan kebutuhan  manusia sejak lahir sampai akhir hayatnya, maka belajar merupakan tuntutan hidup sepanjang
hayat manusia life long learning. Dalam  mempertahankan hidupnya, manusia harus mempunyai bekal kecakapan hidup skill of life, yang dapat diperoleh melalui berbagai
proses  belajar,  seperti  belajar  untuk  mengetahui  learning  to  know,  belajar  untuk melakukan learning to do, belajar untuk menjadi diri  sendiri learning to  be myself
dan belajar untuk hidup bersama learning to life together. Sebagian  besar  model  pembelajaran  yang  digunakan  sekarang  ini  bersifat
konvensional,  dimana pada pembelajaran  konvensional  siswa  cenderung  pasif, karena pembelajarannya  dengan  metode  ceramah.  Dunia  pendidikan  masih  didominasi  oleh
anggapan bahwa belajar hanya suatu kegiatan yang terbatas pada sesuatu yang bersifat menghafal  dan  sesuatu  yang  harus  diingat.  Oemar  Hamalik  2003:27  menyatakan
bahwa  “  Belajar  merupakan suatu  proses, suatu kegiatan dan  bukan  hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.” Oleh
sebab  itu  dalam  belajar  siswa  tidak  cukup  hanya  mengingat  materi  pelajaran  saja, karena  ingatan  manusia  sifatnya  terbatas tetapi siswa  juga  dituntut untuk terlibat  aktif
dalam proses pembelajaran, untuk menerapkan proses pembelajaran aktif tidak mudah,
commit to user
2 guru sebagai sosok utama dalam kegiatan belajar mengajar harus mampu menciptakan
suasana belajar yang  menyenangkan sehingga siswa akan  merasa  nyaman dan  terlibat aktif  dalam  kegiatan  belajar,  karena  pada  dasarnya  seorang  siswa  tidak  dapat  belajar
hanya  dengan  duduk  dan  bersifat  pasif  yang  akan  membuat  mereka  cepat  merasa bosan.
Sekolah Menenggah Kejuruan Negeri 6 Surakarta merupakan Sekolah Bertaraf Internasional Invest satu-satunya di Surakarta yang memiliki input siswa yang memiliki
prestasi belajar dan latar belakang ekonomi yang beragam sehingga tingkat penguasaan materi  siswa  dalam  proses  belajar  mengajar  juga  bervariasi.  Salah  satunya pada  mata
pelajaran  Akuntansi  yang  diberikan  kepada  siswa  kelas  X  Akuntansi,  berdasar  pada hasil  pengamatan  pelaksanaan  kegiatan  belajar  mengajar  di  kelas  terdapat  berbagai
permasalahan  yang  terjadi  antara  lain:  sumber  belajar  yang  digunakan  siswa  masih terbatas pada  buku  yang dianjurkan  untuk dimiliki  siswa,  dalam  satu  meja  hanya  ada
satu buku, dan hanya terpusat pada guru yang menyampaikan materi pelajaran, sehingga posisi  guru  sangat  penting  dalam  kegiatan  belajar  mengajar.  Dalam  kegiatan  belajar
mengajar  guru  menggunakan  metode  konvensional,  metode  pembelajaranseperti  ini kurang efektif bagi siswa terbukti dengan sedikitnya siswa yang aktif dan masih banyak
siswa  yang  pasif.  Hal  ini  berakibatnya  saat  diadakan  tes  pada  kompetensi  dasar  yang pertama sebanyak 37 siswa dari 40 siswa mendapatkan nilai di bawah batas ketuntasan
yang telah ditentukan yaitu 75. Berdasarkan  permasalahan  tersebut  di  atas,  perlu  adanya  perubahan  model
pembelajaran  yang  semula  bersifat  konvensional  dan  terpusat  pada  guru,  menjadi model  pembelajaran  yang  melibatkan  keaktifan  siswa  secara  penuh  dan  guru  hanya
berfungsi  sebagai  fasilitator saja.  Siswa  bukanlah sebuah  botol  kosong  yang bisa  diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru, alur belajar
tidak  harus  berasal  dari  guru  menuju  siswa,  siswa  juga  bisa  saling  mengajar  dengan sesama  siswa  lainnya.Anita  Lie  2004:12  menyatakan  bahwa  “Banyak  penelitian
menunjukkan  bahwa  pengajaran  oleh  rekan  sebaya  peer  teaching  ternyata  lebih efektif  daripada  pengajaran  oleh  guru.”  Strategi  yang  paling  sering  digunakan  untuk
mengaktifkan siswa adalah melibatkan siswa dalam diskusi dengan seluruh kelas, tetapi strategi  ini  tidak  terlalu  efektif  walaupun  guru  sudah  berusaha  dan  mendorong
commit to user
3 siswauntuk  berpartisipasi,  kebanyakan  dari  siswa  hanya  menjadi  penonton  sementara
arena  kelas  dikuasai  oleh  beberapa  siswa  saja.  Oleh  karena  itu,  suasana  belajar  yang diciptakan  harus  mampu  membuat  siswa  bekerjasama  antara  satu  dengan  yang  lain
secara penuh. Pembelajaran  gotong  royong  Cooperative  Learningmerupakan  pembelajaran
yang lebih banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Tujuan utama dari pendekatan kooperatif yaitu
agar peserta  didik  dapat belajar  secara  berkelompok bersama teman-temannya  dengan cara  saling  menghargai  pendapat  dan  memberikan  kesempatan  kepada  orang  lain
untukmengemukakan  gagasannya  dengan  menyampaikan  pendapat  mereka  secara berkelompok.Penggunaan  pendekatan  cooperative  learning  dalam  pembelajaran
akuntansi  dapatmeningkatkan  keefektifan  pembelajaran  akuntansi.  Cooperative learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran pada individu yang berusia sebaya
dengan berbagai tingkat kemampuan bekerja sama secara berpasangan untuk mencapai tujuan  tertentu.  Setiap  anggota  kelompok  bertanggung  jawab  atas  pencapaian  tujuan
dan  penguasaan  materi  tiap  anggotanya.  Dalam  metode  pembelajaran  kooperatif, kegiatan  pembelajaran  akan  menjadi  lebih  terstruktur  dan  guru  memberikan  arahan
yang  lebih  jelas,  dengan  pembelajaran  kooperatif  peserta  didik  akan  lebih  mudah menemukan  dan  memahami  konsep-konsep  yang  sulit  apabila  mereka  dapat
mendiskusikan  masalah-masalah  tersebut  dengan  temannya.  Agar  pembelajaran kooperatif  dapat  terlaksana  dengan  baik,  peserta  didik  harus  bekerja  dengan  lembar
kerja  yang  berisi pertanyaan dan  tugas  yang telah direncanakan. Selama bekerja dalam kelompok, tugas  anggota  kelompok  adalah  mencapai  ketuntasan  materi  yang  disajikan
guru dan saling membantu sesama teman, salah satu ragam teknik dengan pendekatan kooperatif adalah tipe Group Investigation GI.
Pendekatan  kooperatif  tipe  Group  Investigation  GI  dikembangkan  agar dalam  kegiatan  belajar  mengajar  siswa  mampu  belajar  dari  pengalaman  sendiri,
mengalami  sendiri,  menemukan  sendiri  secara  berkelompok. Tipe  ini  menuntut  para siswa  untuk  memiliki  kemampuan  yang  baik  dalam  berkomunikasi  maupun  dalam
keterampilan proses kelompok, dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama
commit to user
4 sampai  tahap  akhir  pembelajaran  akan  memberi  peluang  kepada  siswa  untuk  lebih
mempertajam  gagasan dan  guru  akan  mengetahui kemungkinan gagasan siswa  yang salah sehingga guru dapat memperbaiki kesalahannya. Dalam pembelajaran tipe Group
Investigation GI, interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting bagi  perkembangan skema mental yang baru.
Tipe Group Investigation GI membuat siswa untuk dapat belajar lebih mandiri bekerjasama  dengan  anggota  kelompok  yang  lain,  selain  menuntut  keaktifan  dan
kerjasama  tipe  Group  Investigation  GI  ini  juga  memberikan  manfaatpengetahuan kepada  siswa  bahwa  sumber  belajar  tidak  hanya  terpusat  dari  guru  saja.  Pusat  dari
investigasi kelompok adalah perencanaan kooperatif murid dalam melakukan penyelidikan terhadap topik yang telah diidentifikasikan. Anggota kelompok mengambil peran dalam
menentukan apa yang akan mereka selidiki, siapa yang akan mengerjakan dan bagaimana mereka  mempresentasikan  hasil  secara  keseluruhan  di  depan  kelas.  Kelompok  pada
pembelajaran  berbasis  investigasi  kelompok ini  merupakan kelompok yang  heterogen baik dari jenis kelamin maupun kemampuannya.
Setiap siswa sebenarnya telah mempunyai satu aset ide dan pengalaman yang membentuk  struktur  kognitif,  untuk  membina  siswa  dalam  menemukan  pengetahuan
baruguru sebaiknya memperhatikan struktur kognitif yang ada pada mereka.  Oleh karena pengetahuan  bukanlah  seperangkat  fakta,  konsep  atau  kaidah  yang  siap  diterima  dan
diingat siswa, maka siswa harus  mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan memberi makna  melalui  pengalaman  nyata.  Siswa  perlu  dibiasakan  untuk  memunculkan  ide-
idebaru,  memecahkan  masalah,  dan  menemukan  sesuatu  yang  berguna  bagi  dirinya diharapkan  siswa  dapat  mengoptimalkan  kemampuan  yang  ada  dalam  dirinya  sehingga
penguasaan  konsep  materi  Akuntansi  akan  meningkat  dan  siswa  dalam  pembelajaran tidak hanya bersifat menghafal.
Konsep merupakan suatu kelas atau kategori stimuliobjek yang memiliki ciri- ciri umum. Menurut Gagne dalam Winkel 2005:362 menyatakan bahwa “Penguasaan
konsep  termasuk  dalam  kategori  hasil  belajar  kemahiran  intelektual.”  Hal  tersebut dikarenakan pengajaran konsep menyajikan usaha-usaha manusia untuk mengklasifikasikan
pengalaman belajar manusia, jadi dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan sesuatu yang  sangat  luas.  Pengajaran  konsep  mendorong  siswa  untuk  lebih  kreatif  dalam
commit to user
5 memahami  materi  pelajaran  yang  dihadapinya,  penguasaan  konsep  sangat  membantu
siswa  dalam  proses  belajar  terutama  saat  menghadapi  berbagai  soal,  dengan  konsep yang  sudah  tertanam  dan  dikuasai  oleh  siswa,  siswa  tidak  akan  mengalami  kesulitan
saat menghadapi  soal  yang dirubah-rubah.Oleh  karena  itu, pendekatan kooperatif tipe Group Investigation GI harus diterapkan secara optimal sebagai upaya meningkatkan
penguasaan konsep siswa dalam belajar Akuntansi. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan judul penelitian
sebagai  berikut:“Peningkatan Penguasaan Konsep  dalam Pembelajaran Akuntansi Melalui  Pendekatan  Kooperatif  Group  Investigation  GIpada  Siswa  Kelas  X
Akuntansi 1 SMK Negeri 6 Surakarta Tahun Ajaran 20102011” B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1.  Siswa kelas X  Akuntansi  1 kurang aktif dalam kegiatan diskusi  kelompok  proses pembelajaran mata pelajaran Akuntansi.
2.  Sumber belajar yang dimiliki siswa kelas X Akuntansi 1 masih terbatas. 3.  Siswa kelas X Akuntansi 1 kurang antusias terhadap mata pelajaran Akuntansi.
4.  Model pembelajaran yang diterapkan selama ini belum mampu meningkatkan penguasaan konsep siswa, sehingga banyak siswa  yang  belum  memenuhi  standar nilai  Kriteria
Ketuntasan Minimal KKM untuk mata pelajaran Akuntansi yaitu 75,00.
C. Pembatasan Masalah