d. Faktor Simpati
Simpati, merupakan perasaan kasih, suka, atau setuju terhadap seseorang. Bentuk simpati yang muncul adalah kepedulian terhadap seseorang. Dalam
penelitian ini, memengaruhi bentuk kerja sama antara Marcella dan Mamanya. Marcella ingin membantu Mamanya dalam mengurus pekerjaan rumah, sebab ia
peduli dengan kesibukan Mamanya. Seperti nampak dalam kutipan berikut. Terus terang, gue iba melihat Mama. Mumpung libur, gue pengin
membantu sebisanya. Terate, 2012: 35.
Dalam penelitian ini, faktor simpati juga memengaruhi bentuk interaksi sosial akomodasi, yang terjadi antara Marcella dengan adiknya, Andy. Andy
merasa peduli dan ikut merasakan kesusahan Marcella yang telah dipotong uang sakunya oleh Papa dan Mama. Faktor tersebut nampak pada kutipan berikut.
Astaga. “Kok kamu ngomong gitu sih?” “Tadi, eh Andy dengar Kakak sedih karena uang saku Kakak jadi dikit.
Jangan sedih, Kak. Andy punya uang kok.” Terate, 2012: 73.
Selain merujuk pada proses-proses interaksi sosial yang bersifat positif, faktor simpati juga memengaruhi bentuk interaksi pertentangan. Bentuk
pertentangan terjadi antara Marcella dengan Saskia. Hal yang memengaruhinya adalah kepedulian Marcella terhadap Gresey, yang diam saja ketika pacarnya
berbuat hal yang senonoh. Namun, ketika Marcella mencoba memberitahu Saskia, ternyata Saskia menganggap hal tersebut biasa saja, dan menganggap Marcella
munafik. Hal tersebut nampak pada kutipan berikut. Gue nggak ngerti apakah yang lain tau, tapi mereka diam aja, seolah
mereka sedang duduk di dalam kelas dan teman di samping mereka lagi ngerjain tugas fisika.
Terate, 2012: 15. Faktor simpati berupa memberi dukungan moril, nampak dalam kutipan di
bawah ini. Dalam penelitian ini, Marcella yang telah berusaha menutup kekurangan dana pensi dengan berjualan, telah memberi semangat pada teman-
teman timnya. Sehingga, mereka mempunyai semangat kembali untuk menutup kekurangan dana pensi. Seperti pada kutipan berikut.
“nggak dari cokelat saja sih. Wening juga akan jualan gantungan kunci.” “Kok kamu nggak bilang kami sih?”
“Gue baru akan bilang siang nanti. Gue lagi berpikir gimana menjelaskan semua ini.”
“Ya jelaskan saja, apa susahnya? Masa sih, Cel, justru yang mencari dana adalah anak-anak yang bukan tim pensi? Harusnya kita dong.”
Terate, 2012: 185. Faktor simpati selanjutnya adalah mengerti perasaan orang lain. Dalam
penelitian ini, Mantra merasakan kekesalan yang dirasakan Marcella, sehingga ia membatasi gurauannya kepada Marcella. Selain itu, Mantra juga menunjukkan
rasa kasihnya kepada Marcella dengan pelukan dan pujian. Seperti pada kutipan berikut.
“Jangan marah, Cella sayang,” mantra memeluk gue, “nanti bibirmu mengerut dan kamu nggak cantik lagi.”
[...] “Elo nggak bisa nyamain gue dengan Siwi,” kata gue masih kesal. “Nggak dong, kamu baik hati, dan terus terang saja, kamu jenius, Cella.
Coba kamu nggak sering-sering banget ke salon, kamu pasti sudah jadi juara umum di sekolah ini.”
Terate, 2012: 109.
3. Unsur-unsur Fiksi yang Menunjukkan Interaksi Sosial Tokoh Utama
Remaja.
Berdasarkan hasil tabel penelitian pada hasil analisis, unsur-unsur fiksi yang menunjukkan interaksi sosial tokoh utama remaja dalam teenlit Nada Cinta
Marcella karya Ken Terate diperoleh 3 unsur. Unsur yang pertama adalah penokohan yang berupa deskripsi tubuh sebagai penunjuk interaksi dan deskripsi
karakter sebagai penunjuk interaksi. Unsur yang kedua adalah plot, meliputi perubahan peristiwa berupa proses perubahan peristiwa yang dialami Marcella
menjadi lebih baik, perubahan perilaku, berupa proses perubahan perilaku Marcella menjadi lebih baik, dan perubahan seluruh kondisi hidup berupa
perubahan kondisi kehidupan Marcella yang berakhir dengan bahagia. Unsur yang ketiga adalah setting, meliputi tempat sebagai penunjuk
interaksi, berupa latar tempat yang menunjukkan rumah Marcella yang minimalis dengan perabot rumah tangga yang cukup lengkap, sekolah Marcella yang
mengadakan pensi secara besar, serta gedung pertemuan dan restoran yang menjadi tempat Marcella menyanyi, ketika menjadi wedding singer. Selain itu,
latar tempat juga menunjuk pada gambaran kota Jakarta yang macet dan adanya taksi Blue Bird, sedangkan di Jogkarta tidak ada merek taksi tersebut. Setting
keaadaan sebagai penunjuk interaksi memunyai varian berupa suasana bahagia, suasana duka, dan suasana berselisih yang terjadi dalam kehidupan Marcella.
Berdasarkan data unsur-unsur fiksi yang menunjukkan interaksi sosial tokoh utama remaja tersebut, selengkapnya akan dibahas seperti sebagai berikut.
a. Penokohan
Penokohan merupakan penciptaan citra seorang tokoh dalam sebuah karya sastra. Dalam penelitian ini, unsur penokohan menggambarkan beberapa interaksi
yang terjadi dalam cerita. Varian unsur penokohan meliputi deskripsi tubuh