Marcella karya Ken Terate diperoleh 3 unsur. Unsur yang pertama adalah penokohan yang berupa deskripsi tubuh sebagai penunjuk interaksi dan deskripsi
karakter sebagai penunjuk interaksi. Unsur yang kedua adalah plot, meliputi perubahan peristiwa berupa proses perubahan peristiwa yang dialami Marcella
menjadi lebih baik, perubahan perilaku, berupa proses perubahan perilaku Marcella menjadi lebih baik, dan perubahan seluruh kondisi hidup berupa
perubahan kondisi kehidupan Marcella yang berakhir dengan bahagia. Unsur yang ketiga adalah setting, meliputi tempat sebagai penunjuk
interaksi, berupa latar tempat yang menunjukkan rumah Marcella yang minimalis dengan perabot rumah tangga yang cukup lengkap, sekolah Marcella yang
mengadakan pensi secara besar, serta gedung pertemuan dan restoran yang menjadi tempat Marcella menyanyi, ketika menjadi wedding singer. Selain itu,
latar tempat juga menunjuk pada gambaran kota Jakarta yang macet dan adanya taksi Blue Bird, sedangkan di Jogkarta tidak ada merek taksi tersebut. Setting
keaadaan sebagai penunjuk interaksi memunyai varian berupa suasana bahagia, suasana duka, dan suasana berselisih yang terjadi dalam kehidupan Marcella.
Berdasarkan data unsur-unsur fiksi yang menunjukkan interaksi sosial tokoh utama remaja tersebut, selengkapnya akan dibahas seperti sebagai berikut.
a. Penokohan
Penokohan merupakan penciptaan citra seorang tokoh dalam sebuah karya sastra. Dalam penelitian ini, unsur penokohan menggambarkan beberapa interaksi
yang terjadi dalam cerita. Varian unsur penokohan meliputi deskripsi tubuh
sebagai penunjuk interaksi dan deskripsi karakter sebagai penunjuk interaksi. Seperti pada kutipan di bawah ini.
Gue menatap sekretaris panitia rese itu. Rambutnya bergelombang, tipis, dan jelas-jelas kering. Kalau iri pada rambut gue, silakan saja, tapi nggak
perlu meledek gue di forum seperti ini, kan? [...] “Lupain aja deh,” Siwi memotong.
“Gue bisa nego. Percaya deh, kita bisa dapat harga yang...” “Hahaha, pastikan aja elo bisa nawar harga mereka kayak lo nawar tas di
Mangga Dua,” Siwi lagi-lagi berkomentar nggak jelas. Apa sih maksudnya? “Kalau gue sih nggak yakin, kita kuat bayar mereka. Mereka
kan mahal sekai ya, bo” kata Siwi dengan bibir mencang-mencong genit. “Lo kenapa sih?” Gue berdiri. Siwi tersentak.
Terate, 2012: 77. Deskripsi tubuh sebagai penunjuk interaksi pada kutipan di atas, menunjuk
pada tokoh Marcella dan Siwi. Tokoh Marcella menarasikan bentuk rambut Siwi, yang berbanding terbalik dengan rambutnya. Hal tersebut memicu perasaan iri
Siwi kepada Marcella, sehingga timbul persaingan dan pertentangan diantara mereka.
Deskripsi tubuh Marcella dan Siwi kembali ditunjukkan dalam kutipan interaksi sosial di bawah ini. Marcella dan Siwi berdebat mengenai kriteria cewek
idaman bagi Ical. Dari percakapan mereka, Siwi menyebut deskripsi tubuh Marcella adalah ciri fisik cewek sebagai kriteria yang dangkal bagi seorang
cowok. Namun, Marcella menjelaskan pada Siwi bahwa cewek memang perlu merawat diri agar tampil cantik.
“Mungkin dia memang dangkal. Tapi mungkin dia bukan suka pada cewek berambut lurus. Dia hanya suka pada rambut yang nggak lepek,” gue
sentuh rambut Siwi sekilas, dia langsung menjauh, “dan kulit yang nggak kusam.”
Terate, 2012: 259.