10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Konsep Remaja
Adolescence atau remaja menurut Hurlock 1980: 206, merupakan istilah dari kata Latin adolescere dengan kata benda adolescentia yang berarti remaja
pada masa pertumbuhan menjadi dewasa. Saat ini istilah tersebut mempunyai arti yang lebih luas, yaitu mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik
Piaget via Hurlock, 1980: 06. Oleh karena itu, masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh dengan kesukaran bagi individu yang bersangkutan, orang tua,
maupun masyarakat Sarwono, 2012: 72. Lazimnya masa remaja menurut Hurlock 1980: 206, mulai pada saat
anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat anak mencapai usia matang secara hukum. Perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai sepanjang masa remaja
tidak hanya terjadi pada tahap awal, tetapi juga pada tahap berakhirnya masa remaja tersebut. Tahap awal berlangsung kira-kira dari umur 13-16 tahun, dan
masa akhir remaja bermula dari 16-18 tahun Hurlock, 1980: 206. Kusmarwanti 2005: 1, menjelaskan bahwa dunia remaja selalu
berkembang dan selalu berubah. Perkembangan dan perubahan tersebut dapat dilihat dari kedinamisan perubahan tren remaja, mulai dari pakaian, tas, gaya
bahasa gaul, tatanan rambut, sampai bacaan yang akhir-akhir ini marak dalam setiap perbincangannya, bacaan yang dimaksud adalah teenlit.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masa remaja merupakan tahap ketika seseorang menuju masa dewasanya. Masa yang
akan membawa seseorang pada kematangan sikap dan perilaku yang dimiliki.
2. Teenlit dalam Genre Novel Populer
a. Pengertian Teenlit
Sastra dalam bahasa Inggris adalah literature, sehingga popular literature dapat diterjemahkan sebagai sastra populer Adi, 2011: 14. Selanjutnya, Adi
1980: 25 menjelaskan bahwa sastra populer di Indonesia dapat dikategorikan pada jenis sastra yang muncul dan dianggap sebagai novel picisan yang
berkembang sejak 1950-an. Hal tersebut menunjukkan bahwa sastra populer bukan hal baru dalam kesusastraan Indonesia.
Sesuai dengan pernyataan Adi tersebut, Kusmarwanti 2005: 1 juga mengatakan bahwa teenlit merupakan istilah untuk novel remaja, khususnya
remaja perkotaan. Perkotaan dalam hal ini bukan menunjuk pada kota yang sesungguhnya, karena novel jenis teenlit tersebut sudah masuk ke wilayah
perkampungan, tetapi kota yang berarti peradaban Kusmarwanti, 2005: 1. Editor Gagas Media via Dewojati menyatakan bahwa teenlit menjadi
populer karena isinya yang tidak dibebani oleh misi yang bermacam-macam. Maka dari itu, dapat diartikan bahwa dalam memahami ceritanya tidak perlu
dengan pemahaman secara mendalam karena bahasanya yang ringan Dewojati, 2010: 12. Dari beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa teenlit