Kerja Sama Bentuk Interaksi Sosial Tokoh Utama Remaja

Variasi bentuk kerja sama selanjutnya adalah kerja sama yang berupa perintah. Dalam hal ini terjadi dengan teman di dalam sekolah. Marcella sebagai koordinator acara pensi sekolah berusaha menjalankan tugasnya dengan baik, meskipun ia tidak termasuk dalam anggota OSIS. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut. “Bagaimana perkembangan pensinya?” Ical mengulang pertanyaannya, tersenyum lebar dan sangat berwibawa. “Ini konsep pentas seninya, termasuk usulan namanya. Gue sudah bahas bersama tim kecil, tapi gue butuh pertimbangan lo, eh, maksud gue kamu.” Terate, 2012: 77. Kerja sama berupa perintah, juga terjadi dalam keluarga Marcella. Andy merupakan adik laki-laki Marcella, ia masih siswa Sekolah Dasar, ketika itu Papanya tidak bisa mengantar ke sekolah. Maka dari itu, Marcella diberi catatan oleh Papanya agar memanggilkan tukang becak untuk mengantar Andy berangkat sekolah. Seperti pada kutipan berikut. Gue melihat amplop dikulkas yang bertuliskan, Uang saku Cella. Oh, Mama baik sekali. Gue mengambilya dan melihat catatan di sampingnya, Papa harus ke kantor pagi. Mama sedang belanja di pasar. Sudah ada lauk di meja. Tolong carikan becak buat ngantar Andy ke sekolah. Ongkos becak ada di atas kulkas. Terate, 2012: 74. Kerja sama tokoh utama remaja yang muncul dalam penelitian ini lebih sering terjadi dengan teman-temannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa interaksi pada masa remaja yang bersekolah, terutama remaja yang aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler, akan lebih sering terjalin. Pada masa ini, remaja dapat belajar bekerja sama melalui organisasi dan kegiatan-kegiatan lain di sekolahnya. Selain itu, remaja juga sudah mengerti dalam pembagian kerja sama di dalam rumah.

b. Akomodasi

Akomodasi merupakan salah satu bentuk interaksi yang berupa usaha- usaha agar dapat meredakan suatu pertentangan ataupun ketegangan yang terjadi antara perorangan atau antara kelompok tertentu. Proses ini mempunyai beberapa variasi, yang pertama adalah akomodasi berupa mediasi. Mediasi merupakan pengikut sertaan pihak ketiga dalam suatu pertentangan yang bertindak sebagai penasihat. Pertentangan yang terjadi antara Marcella dengan Oma misalnya, mediasi dilakukan oleh tante Vina tantenya Marcella ketika Marcella dengan Oma berdebat mengenai masa depan pendidikan Marcella. Seperti pada kutipan berikut. “Udahlah, Ma,” Tante Vina yang sedang nyetir menukas. “Marcella tuh bahkan belum mikir besok mau jalan-jalan kemana, eh disuruh mikirin kuliah. Terate, 2012: 19. Akomodasi berupa mediasi dengan teman Marcella, terjadi ketika Marcella dan Ivone berdebat dalam rapat koordinasi pensi sekolah. Oleh karena perdebatan yang terjadi semakin tidak terkendali, dengan spontan Dirga menengahinya. Seperti pada kutipan berikut. “Udahlah, kita kan nggak kumpul buat bertengkar,” Dirga menengahi. “Kayaknya kita semua capek. Kita rapat lain kali saja.” Terate, 2012: 149. Perdebatan yang terjadi antara Marcella dan keluarganya juga mendapat akomodasi yang berupa pemberian solusi oleh salah satu pihak. Hal tersebut terjadi antara Marcella dan Papanya, yang berdebat mengenai pekerjaan sampingan Marcella, yaitu menyanyi. Papa tidak menyetujui apabila Marcella menjadi wedding singer, terlebih jika menyanyi di kafe ataupun hotel. Papa memandang gue nggak suka, lalu menghela napas. “Papa akan tungguin kamu nyanyi kalau kamu nyanyi sampai malam, dan jelas kamu dilarang, dilarang keras, nyanyi di kafe yang jual alkohol.” Terate, 2012: 191. Marcella sangat tertekan oleh masalah dalam acara pensi sekolahnya yang kekurangan dana. Cella merasa sangat kesulitan mendapatkan sponsor, hal tersebut mendorong Cella untuk menggunakan uang dalam ATM yang Oma kirimkan padanya. Setelah teman-teman dekat Marcella mengetahui hal tersebut, mereka langsung menentang dan terjadi perdebatan. Pada akhirnya, perdebatan tersebut di akomodasi oleh Wening dan Mantra yang memberi pilihan solusi, seperti pada kutipan berikut. “Jangan dengan cara seperti itu dong,” kata Mantra. “Stop, kita udah pernah membahasnya dan kita nggak menemukan cara.” Gue mencoba mengingatkan. “Masa? Bego banget dong kalau begitu,” potong Mantra. Memang minta digampar. “Mantra benar, maksudku bukan bagian begonya. Kita hanya kurang berpikir dan langsung melihat negatifnya,” kata Wening. “Jadi apa? Gue hanya bisa nyanyi...” “Ya udah kamu nyanyi aja, ngamen,” usul Mantra semangat. “Astaga Nggak banget deh.” “Ngamen di kafe atau hotel, kan gede tuh bayarannya” Terate, 2012: 179. Varian bentuk interaksi akomodasi yang terakhir, yaitu salah satu pihak mengalah. Interaksi tersebut terjadi antara Marcella dengan Oma-nya. Oma yang sedari awal menginginkan Marcella agar kuliah di jurusan hukum, berusaha merayu Marcella dengan tawaran tabungan pendidikan, mobil, apartemen, serta fasiitas lainnya. Awalnya, Marcella tergoda oleh tawaran-tawaran tersebut. Namun, setelah mendengar pengalaman dari Mamanya yang kehidupannya selalu diatur oleh Oma, Marcella menjadi sadar. Marcella ingin mandiri dan menjadi apa yang memang ia inginkan. Interaksi yang terjadi di sini adalah percakapan lewat telephone. Namun, Terate, hanya memunculkan pada bagian percakapan oleh Marcella saja. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut. “Oh, nggak Oma. Cece nggak pengin kuliah di Fakultas Hukum. Maaf, Oma pasti kecewa.” “Oh, nggak kecewa? Baguslah, Cece lega.” “Nggak tahu, Oma, tapi penginnya sih jadi event organizer atau promotor. Hahaha, ya, ya, kayak Peter Gontha. Menyenangkan lho, Oma, bikin event-event besar.” Terate, 2012: 254. Akomodasi yang terjalin dalam penelitian ini, lebih terjadi antara tokoh utama remaja dengan teman-temannya. Artinya, pada masa tersebut remaja sudah