Pertentangan Bentuk Interaksi Sosial Tokoh Utama Remaja

pengumuman remedialnya. Marcella harus menjalani banyak remedi karena kesibukannya dalam mengurusi sponsor pensi. Bersamaan dengan itu, dari belakang Siwi telah membaca pengumumannya dan mengulangnya di depan Marcella, dengan tujuan mengejek. Marcella merasa tidak terimadengan perlakuan Siwi terhadapnya, sehingga Marcella mencoba menyerang Siwi dengan menangkap tangan Siwi ketika ia hendak pergi. Hal tersebut nampakada kutipan di bawah ini. “Hei, tunggu” Gue buru-buru menyekal tangan Siwi ketika dia ngeloyor pergi. “Kenapa sih lo?” Cewek itu menatap gue sengit. “Aku nggak kenapa-kenapa. Justru aku yang seharusnya nanya, kenapa sih kamu?” Ini sama sekali nggak lucu. “Gue nggak kenapa-kenapa.” Siwi menggeleng-gelengkan kepala, merenggut lengannya dari cengkeraman gue. “Kok ada sih cewek semunafik kamu.” Terate, 2012: 248. Pertentangan dalam penelitian ini, juga sering terjadi antara tokoh utama remaja dengan keluarga dan teman-temannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa tokoh utama remaja, sudah berani mengambil resiko untuk pemikirannya yang berbeda dengan orang lain. Namun, pertentangan yang terjadi tidak semua berakhir dengan buruk. Ada pula yang berakhir dengan bertambahnya solidaritas antara mereka. Sebab, dengan adanya pertentangan akan membuat seseorang memahami kekurangan dan kelebihan orang lain.

2. Faktor yang Memengaruhi Bentuk Interaksi Sosial Tokoh Utama Remaja

Berdasarkan hasil tabel penelitian pada hasil analisis di atas, faktor yang memengaruhi interaksi sosial tokoh utama remaja dalam teenlit Nada Cinta Marcella karya Ken Terate diperoleh 4 faktor. Faktor imitasi memengaruhi semua bentuk interaksi sosial. Faktor tersebut meliputi berperilaku seperti orang lain, dan menerima saran dari orang lain. Faktor sugesti juga memengaruhi semua bentuk interaksi sosial, yang meliputi menunjukkan citra diri kepada orang lain, memberikan arahan kepada orang lain, dan memberikan pendapat kepada orang lain. Sedangkan faktor identifikasi memunyai varian berupa kecenderungan mengikuti perilaku orang lain. Faktor Simpati memunyai bentuk varian, kepedulian terhadap seseorang, memberi dukungan moril, dan mengerti perasaan orang lain. Berdasarkan data faktor yang memengaruhi interaksi sosial yang dilakukan oleh tokoh utama remaja tersebut, selengkapnya akan dibahas seperti sebagai berikut.

a. Faktor Imitasi

Secara etimologi, imitasi merupakan kata yang berarti tiruan. Sehingga, faktor imitasi merupakan faktor yang terjadi atas dasar meniru, mengikuti, atau mencontoh dari apa yang ada di luar diri seseorang. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa Marcella berlangganan majalah cosmogirl. Seperti pada kutipan ini. Tapi, eh, Cosmogirl terbaru udah terbit. Gue cepat-cepat menyambarnya. Mumpung uang saku dari Oma masih ada, ya kan? Kapan lagi? Bisa jadi lho, ini majalah terakhir yang bisa gue beli. Terate, 2012: 42 Majalah-majalah tersebut merupakan majalah remaja wanita yang berasal dari Amerika. Dari beberapa interaksi yang terjadi, Marcella sering mencontoh dari artikel yang ada dalam majalah tersebut. selain itu, pola hidup yang Marcella terapkan adalah dari melihat tokoh-tokoh yang muncul dalam majalah tersebut. seperti pada kutipan berikut. “Yah, nggak segampang itu buat gue. Menurut gue tabu buat menyukai cowok yang disukai oleh teman kita.” “Dan kamu membaca ini darimana? Cosmogirl? Chic? Aneka? Ya ampun, Cel, majalah itu bukan panduan hidup. Panduan kencan dna dandan, mungkin. Tapi bukan kitab suci.” Terate, 2012: 245 Seperti ketika Marcella memaksa orang tuanya membelikan laptop, karena teman-temannya juga memunyai laptop, sedangkan kondisi keuangan keluarga sedang tidak memungkinkan. Hal tersebut nampak pada kutipan berikut. Laptop Yes, gue nggak sabar untuk mendapatkannya. Itu janji Mama dan Papa enam bulan lalu. Kalau semester ini gue rangking tiga besar, gue boleh beli laptop yang gue inginkan sejak SMP. Cindy dan Gresey sudah punya dan Gresey sempat pamer netbook kecilnya yang bisa buat wi-fi di Starbucks. Terate, 2012: 44. Marcella merupakan remaja dengan pendirian yang cukup keras. Sebab, dari majalah-majalah langganannya ia sering membaca artikel tentang bagaimanakah remaja harus bersikap. Oleh karena itu, ketika hubungan pertemanan Marcella dan Ivone yang renggang karena pertengkaran mereka dalam rapat pensi, membuat mereka sama-sama gengsi untuk berdamai. Namun, Marcella harus berinteraksi kembali dengan Ivone, dengan sikap Ivone kepadanya yang masih dingin. Hal tersebut membuat Marcella juga melakukan hal yang sama. Seperti pada kutipan berikut. “Aku harus lihat dulu barangnya,” kata Ivone dengan dingin. “Bisa, hari ini pun bisa,” gue lebih dingin lagi. Terate, 2012: 210.