Konsep Remaja Kajian Teori

merupakan novel remaja yang menggambarkan kehidupan remaja perkotaan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pembacanya.

b. Perkembangan Teenlit dalam Sastra Populer

Adi 2011: 22, berpendapat bahwa dalam perkembangan sastra populer Indonesia mempunyai kecenderungan sama. Hal tersebut dapat dilihat dalam beberapa situs yang menyebutkan bahwa pada awal tahun 2000 muncul jenis novel yang dikatakan sebagai chicklit, teenlit, dan metropop. Menurut Adi 2011, ketiga jenis tersebut sempat dianggap oleh kelompok-kelompok tertentu sebagai karya yang tidak layak disejajarkan dengan karya sastra pendahulunya. Padahal, antara karya-karya tersebut tergolong ke dalam jajaran best seller. Perkembangan sastra populer dalam khazanah sastra Indonesia juga pernah dibahas oleh Damono. Damono 2009: 70-71, menyatakan bahwa majalah- majalah nonsastra ternyata berperan terhadap perkembangan sastra pada masa itu. Dari beragam rubrik yang ada pada majalah hiburan, cerita pendek merupakan sajian favorit para remaja. Isi cerita pendek yang cenderung mengungkap kehidupan remaja serta kisah percintaan yang diwarnai dengan cita-cita dan angan-angan yang indah. Adanya majalah-majalah remaja tersebut paling tidak telah banyak membantu para remaja untuk mengenal kehidupan dari sisi sastra. Analisis sastra populer menurut Joe Lan via Damono 2009: 22 dapat memunculkan peristiwa yang terlewatkan oleh sastra serius. Bahkan, studi sastra populer semakin penting kedudukannya, sebab dapat memberi penjelasan mengenai keadaan anggota masyarakat yang boleh dikatakan tidak berbudaya. Oleh karena itu, Dewojati 2010: 11 mengatakan bahwa pada kenyataannya sastra populer memiliki banyak peminat sehingga kedudukannya patut diperhitungkan. Hal tersebut melatarbelakangi munculnya genre baru dalam dunia sastra populer, yaitu teenlit. Ledakan fiksi remaja pada tahun 2000-an telah menjadikan fenomena teenlit berkembang di masyarakat. Dewojati 2010: 12 menyebutkan bahwa novel Cintapuccino 2004 yang ditulis oleh Icha Rahmanti telah terjual lebih 40.000 copy sejak diterbitkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberadaan teenlit yang mulai dikenal dan disukai oleh masyarakat. Teenlit dahulu dikenal dengan novel remaja. Sumarjo, 1980: 63 menggolongkan genre tersebut berdasarkan sasaran pembacanya yang meliputi, novel remaja, novel kampus, novel wanita, dan novel lelaki dewasa. Novel remaja, mempunyai ciri dengan setting cerita seputar anak-anak SMA atau mahasiswa di bawah sarjana muda. Tema dalam novel ini masih sekitar percintaan antara pelajar. Cerita dibangun dalam suasana perkenalan antar remaja tersebut hingga pada suasana pacaran. Pada umumnya, suasana cerita menjadi penuh kemesraan, penuh humor ringan yang meletup dengan nada kecerdasan anak muda, pergaulan intim biasanya hanya sampai pada ciuman dan tidak mempersoalkan ranjang, dan sopan santun masih dijaga.

3. Sosiologi Karya Sastra

Sebagai bahasa, karya sastra sebenarnya dapat dibawa ke dalam keterkaitan yang kuat dengan dunia sosial tempat dan waktu bahasa digunakan