Perbedaan pandangan mengenai konsep suatu acara juga terlihat antara Marcella dengan Siwi. Marcella yang terbiasa membaca majalah dengan berita-
berita artis luar negeri, serta ketertarikannya pada Peter Gontha, yaitu seseorang yang pernah menggagas gelaran pentas musik terbesar di Indonesia. Seperti
ditunjukkan pada kutipan berikut. “…Hahaha, ya, ya, kayak Peter Gontha. Menyenangkan lho, Oma, bikin event-event besar.” Faktor Imitasi yang
memengaruhi bentuk interaksi kontravensi, dat dilihat pada kutipan berikut. Tapi waktu itu dia nggak ngapa-ngapain selain memamerkan konsep-
konsep perayaan yang kuno dengan gaya dibuat-buat. Menurutnya itu pasti keren banget, padahal NORAK abis. Masa dia usul untuk membuat nasi
tumpeng?
Terate, 2012: 77 Selain dalam hal konsep suatu acara, perbedaan pandangan mengenai
musik juga terlihat antara Marcella dengan Stink. Ketika mereka membicarakan band Jonas Brother, yaitu band dengan genre pop-rock yang berasal dari Amerika.
Band tersebut tentu pernah muncul atau dibahas dalam majalah Cosmogirl, sebab keduanya berasal dari negara yang sama, sehingga Marcella memunyai wawasan
mengenai band tersebut. Simak kutipan berikut. “Waktu kami ngomongin Jonas Brothers, Stink berkomentar dia nggak
suka band-band yang mapan, dia hanya menyukai band indie. “Merdeka, lepas, tidak didikte keinginan pasar, atau industri.”
Yang tidak ia ketahui adalah banyak band mapan yang dulunya berjuang dari jalur indie.
Terate, 2012: 91. Dari beberapa kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa kehidupan
Marcella banyak dipengaruhi oleh majalah yang ia baca. Kebiasaan tersebut sudah ada sejak ia tinggal di Jakarta. Oleh karena itu, terlihat bagaimana perbedaan
bacaan pada remaja dengan latar Metropolitan seperti Jakarta. Walaupun demikian, kota Yogyakarta yang menjadi tempat tinggal Marcella sekarang adalah
kota pelajar yang cukup berkembang terhadap kemajuan zaman. Namun, ternyata nampak bahwa kehidupan pelajar asli Jogja masih kalah modern dengan tokoh
Marcella yang berasal dari Jakarta tersebut.
b. Faktor Sugesti
Sugesti, merupakan pendapat atau pengaruh dari seseorang sehingga seorang lainnya dapat mengikutinya. Faktor sugesti dalam penelitian ini,
ditemukan beberapa varian, antara lain berupa menunjukkan citra diri kepada orang lain, yaitu citra diri Marcella terhadap Mamanya. Faktor tersebut
memengaruhi terjadinya bentuk kerja sama antara Marcella dengan Mamanya. Dalam hal ini, Marcella melakukan kerja sama karena ia ingin menunjukkan
kepada Mamanya, bahwa ia anak yang baik. Seperti pada kutipan berikut. “Gimana latihan bandnya?”
“Nggak gitu bagus, mungkin karena baru ketemu lagi.” Gue nggak bohong, kan?
“Cella bisa bantuin apa nih?” Gue berusaha jadi anak baik.
Terate, 2012: 43-44. Kutipan dibawah ini, merupakan faktor sugesti dalam bentuk interaksi
sosial pertentangan. Dalam peneitian ini, Marcella mencoba meyakinkan Oma, bahwa mengendarai motor itu tidak berbahaya apabila kita waspada. Selain itu,
teman-teman Marcella juga banyak yang mengendarai motor. Hal tersebut menjadi pertentangan seperti pada kutipan berikut.
“Nggak papa, Oma. Buktinya Cece baik-baik saja. Teman-teman Cece juga banyak yang naik motor.” Gue melepaskan diri dari pelukan Oma
sewajar mungkin.
Terate, 2012: 173. Faktor sugesti pengajuan pendapat yang lain dalam penelitian ini,
ditunjukkan dalam interaksi kerja sama antara Marcella dan kakak Ivone. Marcella mencoba meyakinkan Kak Yola, agar bisa menjualkan barang-
barangnya dengan harga yang sesuai. Seperti pada kutipan berikut. Gue hanya memutar mata. Nggak perlu segitu takjubnya, kali. Ya, gue
menjerit juga waktu melihat jaket itu, tapi itu karena yah… kebiasaan, gue rasa.
“Jangan dijual murah. Gue memang butuh cepat, tapi bukan berarti mau ngobral.”
Yola bangkit dan menepuk bahu gue. “Tenang, aku tahu harga barang- barang ini. Lagi pula, makin tinggi harganya, makin banyak juga labaku.
Terate, 2012: 211. Memberi arahan kepada orang lain, juga merupakan salah satu bentuk
sugesti, karena hal tersebut dapat menggerakkan pikiran atau hati seseorang agar melakukan seperti apa yang kita kehendaki. Varian bentuk arahan pada faktor
sugesti ini memengaruhi bentuk interaksi kerja sama antara Marcella dengan teman-temannya dalam pentas seni di sekolah. Seperti pada kutipan berikut
Irama perkusi segera membahana dan mengalihkan perhatian penonton yang masih tersebar ke mana-mana. Mereka segera berkumpul di depan
panggung. Jam empat tepat.
“Go,” gue memberi komando. Anak-anak paduan suara dan klub angklung langsung beraksi, dan hebat
Terate, 2012: 219. Pada kutipan-kutipan di atas, nampak bahwa tokoh Marcella berusaha
memberikan pengaruh terhadap lawan interaksinya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa remaja pada usia ini, mampu berpikir secara kritis dan berusaha
memengaruhi orang lain dengan pemikirannya sendiri. Maka, tidak heran apabila
banyak remaja yang berperilaku karena terpengaruh oleh teman-temannya. Misalnya, dapat dilihat budaya nongkrong di Mall yang sekarang sedang marak di
Yogyakarta. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pelajar yang dapat dilihat dalam Mall-mall, seperti Ambarukmo Plaza, dan Galeria mall, karena ketika
mereka kesana, mereka masih memakai seragam sekolah.
c. Faktor Identifikasi
Identifikasi merupakan perilaku yang cenderung mengikuti seseorang yang ia kagumi atau orang-orang terdekatnya. Dalam penelitian ini, ditemukan faktor
identifikasi pada bentuk interaksi sosial kontravensi antara Marcella dengan Omanya. Marcella yang dulu merasa senang, ketika ada acara makan bersama
seperti di restoran, namun setelah ia pindah ke Jogja dan menjalani kehidupan yang baru, Marcella baru menyadari bahwa makan malam seperti itu ternyata
tidak nyaman. Gue dulu paling suka acara makan bersama di restoran mewah seperti ini
dan keluarga besar gue termasuk sering melakukannya. Tapi malam ini benar-benar nggak seru. Apakah karena karena Mama, Papa, dan Andy
nggak ikut? Atau gue sudah terbiasa nongkrong di kantin sekolah bareng Wening, Joy, dan makan tanpa disorot mata Oma yang bisa memercikkan
bunga api bila gue salah memegang sendok? Nggak tau deh. Tapi dulu gue nggak sadar bahwa makan malam bersama
Oma, Opa, dan Tante Vina ternyata bisa membuat depresi setengah mati.
Terate, 2012: 16-17. Bentuk interaksi sosial lain yang dipengaruhi oleh faktor identifikasi,
adalah pertentangan yang terjadi antara Marcella dengan Mama. Marcella secara tidak sadar mengikuti kebiasaan-kebiasaan dari Oma, sedangkan Mama tidak
setuju apabila Oma, mencampuri kehidupan rumah tangganya. Hal tersebut