Pengajaran Kepandaian dalam Taman Siswa, Guru dan Serimpi, Tani dan wartawan.

Alangkah baiknya apabila taman siswa dapat menyempurnakan pendidikan taman guru indrianya sesuai dengn dasar-dasar pikiran diatas tadi, yaitu secara “integral”, tetap dipersatukan dengan taman guru umum seperti yang kini ada. Sehingga taman guru kita seutuhnya terdiri atas taman guru A, taman guru B dan taman guru C untuk mendidik calon-calon guru sekolah tani, guru sekolah dagang dan sebagainya.

26. Pengajaran Kepandaian dalam Taman Siswa, Guru dan Serimpi, Tani dan wartawan.

Mulai dulu hingga sekarang Taman Siswa perguruan untuk memberi pengetahuan serta kecakapan dalam sifatnya yang umum guna menyokong perkembangan jiwa raga anak-anak sesuai dengan bakatnya masing-masing agar kelak dapat mencapai hidup dan penghidupan yang setinggi-tingginya dan yang bermanfaat sebesar-besarnya bagi dirinya serta masyarakatnya. Pada dasarnya kita mengumakan pendidikan dan pengajaran menurut dasar azas kulturil,belum sampai kita memasukkan usaha pendidikan dan pengajaran kepandaian khusus seperti sekolah VAK. Taman Siswa tidak mengabaikan pengjaran kepandaian hal ini dapat dibuktikan dengan berdirinya berbagai perguruan kita diantaranya Taman Masyarakat, Taman Kerti, Taman Tani, dan kursus-kursus VAK lainnya. Taman Siswa bermaksud mendorong anak-anak untuk bekerja, untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya, untuk menginsyafi akan kewajibannya mencari nafkah agar nantinya dapat mencapai hidup merdeka, tidak menjadi tanggungan orang lain. Mengingat keadaan negeri kita seharusnya kita mempunyai sekolah- sekolah tani, pelayaran, perdangangan, pertukangan, kesehatan, perobatan, kesenian dan lain lain yang diperlukan untuk tiap-tiap Negara yang merdeka. Apabila tidak sanggup untuk menyelenggrakan pendidikan VAK tadi hendaknya memberi bantuan secukupnya untuk pembangunan tersebut dan menganjurkan kepada murid-murid untuk memasuki sekolah-sekolah VAK itu baik kepunyaan pemerintah maupun partikellir. Taman Siswa menganggap 38 sebagai tugasnya yang pertama yaitu mengganti sistem pendidikan dan pengajaran yang berjiwa dan beraga “colonial” dengan sistem baru yang “nasional dan kulturil”. Jangan dilupakan adanay pelajaran tarian-tarian jawa umumnya, khususnya “bedoyo dan srimpi” di bawah pimpinan guru-guru dari krido bekso wiromo sejak tahun 1931 berdiri dengan nama taman kesenian bahkan sudah mengadakan ujian serta memberikan ijasah-ijasah guru srimpi dengan resmi. Selain itu termasuk pula mendirikan sekolah VAK untuk pertanian mulai dengan cara eksperimentil di jaman jepang. Berhubung denga kesukaran-kesukaran yang bermacam-macam maka rencana taman tani tidak dapat dilaksanakan. Ada lagi soal pengajaran VAK yang pernah kami majukan dalam lingkungan Taman Siswa yaitu tentang kemungkinan mengadaka pengajaran jurnalistik sebagai bagian “differensiasi” dalam taman madya atau taman guru kita dengan beberapa kepentingan yang dapat kita pertimbangkan : a. Seorang “wartawan” adalah seorang “pendidik”, ia mendidik pembaca- pembacanya, masyarakat dan mempengaruhi perkembangan kebudayaan b. Banyak anak-anak kita memangku jabatan jurnalistik karena sebagai putra taman siswa mereka merasa patut dan senang, sanggup dan mampu bekerja sebagai juranalis. c. Alangkah baiknya apabila kita mengadakan pendidikan khusus bagi anak- anak yang berbakat kewartawanan itu. d. Tentang rencana pelajarannya hanya sedikit perbedaan dengan isi pelajaran di taman guru bagian “budaya” dengan mengganti pelajaran-pelajaran yang khusus mengenai pendidikan dan pengajaran bagi anak-anak menjadi pelajaran yang mengenai hidup orang-orang dewasa dan masyarakat serta tehnik jurnalistik. e. Dengan memberi “status taman guru C” kepada taman wartawan maka biayanya tidak akan memberi kesukaran yanga tidak dapat diatasi. f. Bagian pendidikan wartawan akan mendekatkan hidup Taman Siswa dengan masyarakat kebangsaan kita sebagai badan perguruan nasional. 39

27. Kebudayaan dan Pengajaran Dalam Hubungan Antara Negara