2 “Methode Keluarga” adalah metode nasional. Karena pada jaman dahulu terpakai umum dan ternyata dapat mempercepat pengajaran
membaca dan menulis hingga ke daerah kerajaan Jawa Yogyakarta dan Surakarta.
b. Dasar-dasar Metode 1 Laku-pengajaran atau method ialah methode yang berdasarkan pada
sifat dan tabiat jiwa manusia, yang menurut ilmu cara barat dinamakan “Globaliteits-methode” yang didasarkan pada “Globaliteits-
psychologie”. 2 Globaliteits psychologie mengajarkan bahwa jiwa manusia itu adalah
keadaan yang bersifat bulat, dalam mana bagian-bagian jiwa angan- angan, rasa, kemauan, dan lain-lain tidak berdiri sendiri dan terpisah-
pisah, akan tetapi menjadi satu bulatan yang sempurna. 3 Dasar pertama dari globaliteits psychologie yaitu mengajarkan bahwa
jumlah semua bagian itu belum dapat menyamai utuhnya benda. 4 Dasar kedua mengajarkan bahwa kebulatan jiwa itu menyebabkan
manusia itu selalu memandang dan menghendaki pemandangan serta memasukkan segala keadaan ke dalam jiwanya itu.
5 Sesudah keutuhan itu masuk ke dalam jiwa, barulah jiwa meminta pandangan dari bagian-bagiannya analisa.
6 Dengan begitu terjadi sendiri susunan alam yang lambat laun menjadi luas dan masing-masing alam bersifat sempurna konsentris.
7 Tabiat global yang murni itu terdapat dalam jiwa kanak-kanak dalam windu ke-1, windu ke-2 mulai selektif.
4. Hubungan Internasional
Indonesia kedatangan seorang ahli pendidik yang terkenal di seluruh dunia yaitu dr. Maria Montessori. Montessori memiliki system yang memiliki
dasar yang fundamental yaitu “vrijheid en spontaniteit van het individu” yang artinya kebebasan dan spontanitas dari seseorang. Kemerdekaan hidup yang
seluas-luasnya, megurangi penguasa dari guru dan orang tua terhadap hidup anak-anaknya, kembali pada kodrat anak-anak yakni mengakui penguasa dari
5
yang mengadakan hidup. Indonesia berharap kedatangan beliau bisa memberikan pencerahan bahwa aliran kemerdekaan di dalam pendidikan
anak-anak itu bukan aliran orang-orang yang mendapat cap merah, cap politik, cap anti Belanda aliran Taman Siswa, akan tetapi aliran
kemanusiaan belaka, yang mencari hidup selamat dan bahagia dengan cara meneguhkan kemerdekaan diri dalam hubungan tertib damai dengan alamnya.
5. Taman Madya S.M.A. Nasional
Pada tahun 1932, di bawah pimpinan tuan R. Soeratmoko dengan bantuan Ir. Anwari dan saudara-saudara intelktuil lainnya, mencoba
mendirikan “H.B.S” Hoogere Burger School yaitu sekolah menengah 5 tahun sesudah Sekolah Rendah Belanda. Kemudian nama H.B.S. itu diberikan
usulan dengan mengganti nama menjadi Taman Madya. Selanjutnya diadakan rapat pendirian dengan hasil sebagai berikut:
a. Taman Madya mulai 1 Agustus yang akan dating didirikan dan segala urusan diserahkan pada ibu pawiyatan Taman Siswa di Mataram
b. Yang diadakan pertama kali adalah bagian alam pasti bukan bagian sastra dan pengajaran bekal terjun dalam masyarakat seperti jurnalistik,
ekonomi, dll. c. Mendirikan badan penyokong dalam arti yang umum.
6. Hubungan Perguruan Kita Dengan Luar-Negeri
Pemuda-pemuda keluaran Taman Dewasa mencoba mencari hubungan dengan sekolah-sekolah di luar negeri. Ada yang meneruskan ke India,
Jepang, Philipina, bahkan sebagian dari mereka ada yang tinggal di negeri- negeri tersebut. Banyak pula dari mereka yang kembali ke perguruan Taman
Siswa dan masuk dinas gupermen. Pada waktu dalam keadaan perang, hubungan dengan luar negeri
menjadi sulit. Sejak adanya perang dunia selalu diumumkan segala hubungan yang kadang-kadang terjadi dengan perguruan kita. Surat-surat, majalah,
barang cetak yang berasal dari luar negeri selalu diumumkan, begitu juga dengan kunjungan-kunjungan dari luar negeri. Siapapun boleh berkunjung
6
asalkan tidak memakai kita sebagai alat permusuhan internasional. Dan segala kunjungan tersebut selalu diumumkan di pers.
7. Pengajaran di Jawa