taman siswa dan di shanti niketan, dengan sengaja dan sistematis, sedapat- dapat dilepaskan dan dibebaskan dari corak-warna isstem kebaratan, yang
penuh dengan semangat intellectual, individualism dan materialisme. c. Azas taman siswa ialah kontinu atau bersambung denga alam
kebudayaannya sendiri, konvergen dengan semua aliran kebudayaan sedunia, akhirnya konsentris bersatu dalam alam kebudayaan universal.
Sedangkan perbedaan taman siswa dengan shanti niketan adalah: a. Dalam shanti niketan ada bagian yang disebut “visva bharati” yaitu
universitet internaisonal, yang berazaskan perdamaian dunia dan pertemuan antara timur dan barat. Sedangkan taman siswa sejak lahirnya
berdiri dan berusaha sebagai badan nasional yang mempersatukan diri denagn rakyat yang dalam gelombang gerakannya bercita-cita
kemerdekaan. b. Dalam bentu lahirnya, yaitu bahwa shanti niketan memiliki tanah-tanah
dan rumah-rumah dan harta benda pada umumnya, sedangkan taman siswa senantiasa hidup dalam kemelaratan harta benda.
c. Shanti niketan hanya ada satu di bolpur, sebaliknya taman siswa tersebar diseluruh tanah air Indonesia denagn begiru sebenarnya taman siswa lebih
luas, lebih besar dan lebih melingkungi rakyat, sehingga sebenarnya dalam arti “nasional” boleh disebut menjadi milik rakyat dan bangsa.
Berkat kemandirian taman siswa, senantiasa mempertahankan dasar- dasar dan azas kebangsaan tadi, maka tidak saja taman siswa dapat
menghidupkan kembali pelbagi cara belajar, cara mendidik bahakan cara-cara hidup pada umumnya yang baik-baik, dan amat berguna bagi rakyat
seluruhnya, bahkan disamping itu taman siswa dapat mengisi jiwa anak-anak dengan rasa bangga karena mereka insyaf termasuk dalam suatu bangsa yang
beradab, karena memiliki kebudayaan sendiri. Itulah kiranya jasa yang terbesar dari taman siswa sebagai Perguruan Nasional.
23. Subsidi Sekolah Partikelir
Sejak bangsa kita menjadi bangsa yang merdeka, sekolah partikelir sangat perlu untuk pembangunan pada umumnya. Yang tiap orang dapat
33
mengerti ialah tidak mungkin pemerintah mencukupi kebutuhan rakyat akan belajar dan bersekolah, jika tidak dibantu oelh sekolah-sekolah partikelir.
Dalam Negara yang demokratis dan mengutamakan hak-hak asasi manusia, harus ada kesempatan yang sebeasar-besarnya bagi tiap-tiap
golongan yang ber-ideologi untuk mendirikan sekolah-sekolah guna memelihara cita-cita kebatinannya itu. Hal ini telah diakui oleh pemerintah
yang dibuktikan dengan adanya kesanggupan dari pihak kementrian PP dan K untuk memberi subsidi kepada sekolah-sekolah partikelir.
Untuk dapat melaksanakan azas-azas kemerdekaan, kebebasan dan demokrasi juga mempercepat perluasan pendidikan dan pengajaran diseluruh
tanah air, maka sangat perlu pemerintah mengadakan peraturan subsidi secara luas dan besar-besaran. Ki Hadjar Dewantara menganjurkan garis-garis pokok
sebagai berikut: a. Tiap-tiap sekolah partikelir sebenarnya melakukan pekerjaan yang
sebetulnya adalah kewajiban pemerintah b. Pemerintah wajib untuk tiap-tiap anak yang bersekolah di sekolah
partikelir, mengeluarkan boaya yang sama dengan biaya bagi anak-anak yang bersekolah di sekolah negeri.
c. Janganlah dalam peraturan subsidi itu termuat syarat-syarat pembetasan selain ketertiban dan keamanan umum serta pemeliharaan mutu
pengajaran. Dalam hal ini pemerintah berhak dan wajib mengawasi usaha sekolah-sekolah partikelir tersebut.
d. Janganlah memaksakan kepada sekolah-sekolah partikelir sesuatu peraturan yang diwajibkan untuk sekolah-sekolah negeri, selain
pertanggung jawaban tata usaha. e. Tentang pemeliharaan ketertiban dan keamanan umum hendaknya diingat
isi UUD mengenai kebebasan warga Negara dalam hal-hal yang disebut “hak asasi”.
f. Tentang pemeliharaan mutu pengajaran jangan diabaikan adanya pendirian-pendirian khusus mengenai system pendidikan dan pengajaran
baik mengenai paedagogik ataupun metodik maupun yang berhubungan dengan syarat-syarat pengakuan resmi atau kecakapan seorang guru.
34
g. Apabila pemerintah ingin mendorongan syart-syarat khusus untuk dijadikan syarat-syarat umum, sebaiknya dalam peraturan subsidi diadakan
tiga jenis subsidi yaitu: a untuk sekola-sekolah partikelir yang 100 di biayai oleh pemerintah, dapat menguasi 100. b untuk sekolah yang
dapat subsidi menurut perhitungan jumlah murid, pemerintah hanya berhak mengawasi ketertiban dan keamanan umum serta terpeliharanya
mutu pengajaran. c untuk sekolah-sekolah yang hanya minta dan mendapat bantuan untuk keperlua-keperluan yang bersifat khusus,
pemerintah jangan bercampur tangan selain secara umum.
24. Badan Konggres Pendidikan Indonesia