7 Tentang pelajaran bahasa dan kebudayaan, dengan mengisi fatsal-fatsal 32 dan 36 UUD dan fatsal ke-3 dalam garis-garis besarnya sebagai
berikut. a Bahasa indonesia diajarkan dengan cukup dan dipakai sebagai bahasa
perantaraan pengantar b Didaerah yang mempunyai bahasa sendiri, diwajibkan mengjarkan
bahasa persatuan mulai kelas 3 pada sekolah pertama c Disekolah menengah tinggi bagian budaya diajarkan bahasa arab dan
sanskerta d Bahasa asing yang perlu untuk menuntut pelajaran diajarkan disekolah
menengah atau menengah tinggi. 8 Selain didalam sekolah harus dipentingkan juga pendidikan rakyat
dengan jalan sebagai berikut. a Latihan keprajuritan
b Pendidikan yang ditujukan untuk orang-orang dewasa c Pendidikan khusus kepada kaum wanita
d Memperbanyak bacaan 9 Mendirikan balai bahasa Indonesia
10 Mengirim pelajar-pelajar ke seluruh dunia
13. Sanggup dan Mampu Memilih Kebudayaan Yang Baik Untuk Bangsa Indonesia
Kebudayaan adalah buah budi manusia yang beradab, dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan, yang selalu mengelilingi hidup
kita, yaitu kekuatan kodarat alam dan jamanmasyarakat dai tiap-tiap bangsa. Ini menyebabkan selalu nampaknya corak-corak dan warna-warna yang
khusus pada kebudayaan pada masing-masing bangsa. Ada dua syarat yang harus kita penuhi dalam memilih sebuah
kebudayaan, yaitu ambillah dari kebudayaan asing segala apa yang: 1 dapat memperkembangkan, yaitu memajukan kebudayaan kita sendiri, dan 2 yang
dapat memperkaya, yaitu menambah kebudayaan bangsa kita.
16
Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa Indonesia tidak bisa dpersatukan dengan Belanda, karena kita berlainan hidup dan
penghidupannya. Menurut Ki Hajar Dewantara, “jurang antara Indonesia dan Belaanda tidak bisa dilenyapkam dengan apapun juga; jurang itu makin lama
makin besar; dan itu baik; jurang tadi harus menjadi besar, hingga menyamai samudera yang memisahkan Indonesia dan Netherland; barulah nanti
Indonesia dan Belanda sebagai sahabat, bisa berjabat tangan”. Demikianlah pendirian Ki Hajar Dewantara tentang hubungan antara
Indonesia dan Netherland, baik dalam soal politik maupun yang mengenai kebudayaan.
14. Tentang Differensiasi Pengajaran di S. M. U. A dan Reorganisasi S. M. U. A I dan II di Yogyakarta
a. Diferensiasi pengajaran pada tingkatan S. M. U. A mengandung maksud menyesuaikan dasar kewajiban murid dengan aliran pengajaran masing-
masing, agar memudahkan kemajuan serta berkembangnya aal budinya menurut kodratnya masing-masing.
b. Diferensiasi itu telah dilakukan untuk aliran A Kesusasteraan, B Ilmu alam dan pasti, dan C untuk pekerjaaan administrasi dan lan-ain.
c. Penghargaan lebih rendah atau lebih tinggi itu sebenarnya tida terkandung dalam maksud diferensiasi karena semata-mata di dalam hal itu hanya
dihubingkan dengan jenisnya ilmu-ilmu yang harus dipelajari. d. Yang pertama kali harus diingat bahwa pemilihan aliran pengajaran
Studie keuze itu sering kali dilakukan oleh para abiturienten S. M. e. Yang kedua bahwa mereka yang memilih aliran A itu tidak hanya mereka
yang tidak mempunyai bakat untuk ilmu pasti-alam, namun ada juga yang memilih aliran A itu , semata-mata karena tertarik oleh ilmu kesusasteraan.
f. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, alangkah baiknya differensiasi itu dilakukan sebagai berikut;
1 Pada tingkatan kelas 1 belum diadakan perpisahan aliran; baru pada penghabisan tahun pengajaran akan naik ke kelas 2.
17
2 Pada penghabisan pengajaran dikekas 2 akan naik ke kelas 3, masih diadakan saringan pula, sebab saringan yang pertama akhir kelas 1
boleh jadi belum tepat. 3 Sesudah tamat kelas 3 maka hendaknyalah diadakan saringan tentang
pemberian ijazah, dengan mengadakan ijazah 4 macam: 1. ijazah A, 2.
Ijazah B, 3. Ijazah C, 4. Ijazah D, yaitu dengan disebutkan: “tamat
belajar, tidak untuk meneruskan pelajaran ke perguruan tinggi”. g. Untuk meneruskan pelajaran keperguruan tinggi universitiet maka ijasah
S. M. U. A bagian A kesusasteraan tidak memberi hak untuk memasuki facultiet yang membutuhkan pengetahuan banyak dalam ilmu pasti dan
ilmu alam. h. Sebaliknya bgi mereka yng berijzah B alam dan pasti, dan ingin
memasuki facultiet-facultiet yang membutuhkan ilmu bahasa-bahasa, janganlah diberi hak begitu saja untuk memasuki facultiet-facultiet yang
dimaksudkan itu. i. Untuk dapat memperbaiki atau meyempurnakan pelajaran dalam S. M. U.
A bagian kesusasteraan, lagi pula untuk memberi penghargaan sama dengan bagian pasti dan alam, serta untuk memberi alasan menempuh
“aanvullend examen” bagi para pemegang izah b yang hendak beralih kelairan kesusateraan pada perguruan tinggi khusus, maka perlu sekali
pada S.M.U.A bagian kesusateraan diberi pengajaran bahasa-bahasa lebih banyak dari pada di bagian pasti-alam.
j. Segala apa yang termaktub di atas ialah padangan tentang differensiasi S.M.U.A pada umummnya, dan khususnya ialah bahan-bahan dan alsa-
alsan untuk menasihatkan kepada jawatan pengajaran “wiyata praja”, hendaknya S.M.U.A ke-1 dan ke-II dala organisasinya dipersatukan, dan
dalam differensiasinya dibagi menjadi bagian kesusateraan dan bagian pasti dan alam paling sedikitnya. Dan jika mungkin ditambah dengan
bagian C administrasi dsb dengan mengingati fatsal 6, ayat a, b, dan c.
18
15. Pembaharuan Pengajaran