Kebudayaan dan Pengajaran Dalam Hubungan Antara Negara

27. Kebudayaan dan Pengajaran Dalam Hubungan Antara Negara

a. Bagi tiap-tiap bangsa, hubungannya serta pergaulannya dengan bangsa- bangsa lain berarti perluasan lingkungan hidup dan penghidupan serta pengetahuan dan pengalamannya.semua itu mengakibatkan perkembangan serta kemajuan hidupnya, baik lahir maupun batin. Dan hendaknya dipahami bahwa bangsa-bangsa yang mengasingkan diri dalam “isolasi”, baik karena dihinggapi penyakit “puas akan diri sendiri” ataupun “inferioriteits complexen”, maupun berdasarkan sesuatu ideologi yang sangat mengikat hidup batinnya, biasanya tetap dalam kehidupan dan penghidupan yang serba sederhana atau terbelakang. b. Beberapa tuntunan kebijaksanaan agar memperoleh keuntungan yang besar dan memperkecil kerugian dalam pertukaran kebudayaan dengan bangsa lain, yakni: 1 Hanya mengambil bahan dan benda kebudayaan bangsa lain yang perlu atau baik. 2 Menolakmenghalang-halangi sedapat mungkin masuknya segala apa yang merugikan. 3 Mengutamakan “azas Tri-kon” dalam memudahkan , menyelamatkan dan menyempurnakan bahan dan benda kebudayaan dari bangsa lain kedalam kebudayaan bangsa kita, yakni : a “kontinuitet” yang berarti bahwa garis hidup kita dijaman sekarang harus merupakan “lanjutan, terusan” dari hidup kita dijaman yang silam, jangan “ulangan” ataupun “tiruan” hidup bangsa lain. b “konvergensi” dalam arti keharusan untuk menghindari “hidup menyendiri”, isolasi dan untuk menuju kearah pertemuan dengan hidupnya bangsa-bangsa lain sedunia. c “konsentrisitet” yang berarti bahwa sesudah kita “bersatu” dengan bangsa-bangsa lain sedunia, janganlah kita kehilangan “kepribadian” kita sendiri, sungguhpun kita sudah bertitik-pusat satu, namun didalam lingkaran-lingkaran yang “konsentris” itu, kita tetap masih mempunyai sirkel sendiri. 40 4 Mengutamakan “asimilasi” daripada “asosiasi” yakni kita mengambil bahan-bahan kebudayaan dari luar, tetapi kita sendirilah yang memasak bahan tersebut hingga menjadi makanan baru, lezat rasanya dan menyehatkan. 5 Janganlah dilupakan, bahwa kebudayaan adalah kemurahan Tuhan yang diberikan kepada umat manusia untuk keselamatan serta kebahagian hidup di dunia ini. c. Cita-cita tersebut diatas hendaknya diusakan dengan terlaksanaya system pendidikan dan pengajaran yang sebagai “tempat pesemaian” benih- benih kebudayaan bangsa yang mengandung unsus-unsur “kulturil- nasional” dengan pengertian pada tingkatan tertinggi SMA samapi permulaan Perguruan Tinggi hendaknya par pelajar diberi kesempatan mendapat bekal guna mendekati alam internasional secara konvergensi. Untuk itu pemberian pengjaran Bahasa Inggris di semua sekolah menengah perlu diadakan penambahan untuk mempelajari bahasa-bahasa asing lainnya baik secara “aplikasi” maupun dengan mendirikan “sekolah bahasa-bahasa asing” d. Bahasa asing yang dimaksud bukanlah hanya bahasa “barat” seperti Perancis, Jerman, Inggris, Belanda namun juga bahasa “timur” yang perlu seperti Arab, Urdu, Tiongkok, dll. e. Penyebaran pelajar di luar negeri janganlah hanya pada tingkatan “universitair”, tetapi juga pada tingkatan “pengajaran menengah” khususnya “kejujuran” atau “keahlian” terutama dilapangan teknik yang bersifat “idieel” maupun “materiil”. f. Perlu juga diadakan pertukaran guru dan pelajar, baik pada tingkatan tinggi maupun tingkatan menengah. g. Berhubung dengan suksesnya pengiriman misi-misi kebudayaan serta rombongan kesenian ke luar negeri, maka perlu melanjutkan eksperimen- eksperimen dengan maksud untuk mempertinggi penghargaan bangsa- bangsa di dunia terhadap Indonesia. 41

28. Pendidikan dan Pengajaran untuk Seluruh Indonesia