81
Dinamika Perubahan Litosfer dan Pedosfer
Sumber: Laidlaw World Geography, 1996
organik lainnya atau sisa-sisa pestisida dan herbisida DDT, atau endrin. Pengendapan bahan-bahan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang
dikandungnya dapat menyebabkan terjadinya polusi di tempat tersebut.
Adapun pengendapan bahan tanah yang tererosi dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut.
1 Pendangkalan sungai sehingga kapasitas sungai menurun, akibatnya terjadi fenomena banjir.
2 Tanah-tanah yang subur terkadang menurun kualitasnya dan menjadi rusak karena tertimbun oleh batu-batuan, pasir, dan kerikil dari tempat
lain. 3 Jika digunakan untuk air minum, air yang kotor tersebut perlu lebih
banyak biaya untuk membersihkannya. 4 Akibat air yang keruh, akan mengurangi fotosintesis jenis dari
tanaman air karena sinar matahari sulit menembus air. 5 Perubahan-perubahan dalam jumlah bahan yang diangkut me mengaruhi
keseimbangan sungai tersebut. 6 Polusi sedimen terkadang dapat memberi pengaruh baik, yaitu jika
terjadi pengendapan tanah-tanah yang subur, misalnya tanah-tanah aluvial di sekitar sungai.
3. Usaha Mengurangi Erosi Tanah
Erosi merupakan suatu proses penghancuran tanah
detached dan kemudian tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air,
angin, gletser, atau gravitasi. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi erosi tanah adalah dengan
menggunakan metode pengawetan tanah. Metode pengawetan tanah pada umumnya dilakukan untuk:
a. melindungi tanah dari curahan langsung air hujan; b. meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah;
c. mengurangi
run off aliran air di permukaan tanah; dan d. meningkatkan stabilitas agregat tanah.
Metode pengawetan tanah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Metode vegetatif , adalah metode pengawetan tanah dengan cara
menanam vegetasi tumbuhan pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan
tanah melalui metode vegetatif, antara lain sebagai berikut. 1 Penghijauan, yaitu penanaman kembali dengan berbagai jenis
vegetasi tanaman. 2 Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis
tanaman keras, seperti pinus, jati, rasamala, dan cemara. 3 Penanaman secara kontur yaitu menanami lahan searah dengan
garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar tingkat resapan air ke dalam tanah.
4 Penanaman tumbuhan penutup tanah buffering, yaitu menanam
lahan dengan tumbuhan keras, seperti pinus dan jati. 5 Penanaman tanaman secara berbaris
strip cropping, yaitu melakukan penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris
larikan. Fungsinya untuk mengurangi tingkat kecepatan erosi. 6 Pergiliran tanaman
crop rotation, yaitu penanaman jenis tanaman secara bergantian bergilir dalam satu lahan. Jenis
tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar tingkat kesuburan tanah tidak berkurang.
Fokus
t Run off t 1FOHIJKBVBO
t Reboisasi t Terrasering
Terassering termasuk metode pengawetan tanah secara mekanik
teknik. Berfungsi mengurangi laju erosi pada lahan pertanian.
Gambar 3.30
Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas X
82
b. Metode MekanikTeknik, adalah metode pengawetan tanah melalui
teknik-teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan
run off, menampung, dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak. Beberapa cara yang umum dilakukan
pada penerapan metode mekanik, antara lain sebagai berikut. 1 Pengolahan tanah menurut garis kontur
contour village, yaitu pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk meng-
hambat aliran air dan memperbesar daya resapan air. 2 Pembuatan tanggul atau guludan sejajar dengan kontur. Fungsinya
agar air hujan dapat tertampung. 3 Pembuatan teras
terrassering, yaitu membuat teras-teras tangga-tangga pada lahan miring dengan lereng yang panjang.
Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air, dan mengurangi tingkat erosi.
4 Pembuatan saluran air drainase. Saluran pelepasan air ini dibuat
untuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek sehingga aliran air dapat diperlambat.
Metode pengawetan tanah akan sangat efektif jika metode mekanik dapat dikombinasikan dengan metode vegetatif misalnya,
terrassering dan
buffering.
c. Metode Kimia, dilakukan dengan menggunakan media bahan kimia
untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat struktur tanah. Tanah dengan struktur yang mantap tidak
mudah hancur oleh pukulan air hujan sehingga infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan
surface run off tetap kecil. Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum
banyak dilakukan, walaupun cukup efektif tetapi biayanya mahal. Pada saat ini umumnya masih dalam tingkat percobaan-percobaan.
Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini antara lain
bitumen dan krilium.
Teropong
Jawablah dalam buku tugas Anda beberapa pertanyaan berikut:
1. Apakah manfaat
mempelajari kajian litosfer dan pedosfer?
2. Upaya apa yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan manfaat litosfer
dan pedosfer?
3. Bagaimana cara mengatasi
kerusakan-kerusakan pada lapisan litosfer dan pedosfer?
1. Tenaga endogen adalah tenaga pembentuk muka
bumi yang berasal dari dalam. Tenaga endogen dipengaruhi oleh gejala vulkanisme dan tektonisme.
Tenaga eksogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari luar. Tenaga eksogen
dipengaruhi oleh angin, air, dan gletser.
2. Patahan terjadi karena terjadinya retakan suatu bentangan. Patahan lapisan bumi dapat terjadi jika
terdapat kekosongan isi lapisan kerak bumi. 3. Lipatan terjadi karena adanya desakan magma
kemudian menimbulkan gerakan pada lapisan bumi. Dari gerakan lapisan bumi ini maka menimbulkan
tekanan dan tarikan sehingga lapisan-lapisan bumi akan mengalami penggelombangan bahkan
terjadinya perlapisan. Proses perlipatan akan terjadi pada lapisan yang memiliki struktur batuan yang
tidak kompak.
4. Gempa bumi adalah getaran di permukaan tanah yang disebabkan oleh terjadinya gerakan permukaan
bumi.
Ikhtisar
5. Terdapat empat macam faktor yang memengaruhi terjadinya pelapukan batuan, yaitu keadaan struktur
batuan, topografi, iklim, dan vegetasi dari suatu wilayah.
6. Faktor pembentuk tanah terdiri atas iklim suhu dan curah hujan, organisme, bahan induk, dan waktu.
7. Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah sebagai akibat melekatnya butir-butir
tanah. Struktur tanah meliputi lempeng platy, prisma
prismatic, tiang columnar, gumpal bersudut angular blocky, gumpal membulat sub angular blocky, granuler
granular, dan remah crumb. 8. Kerusakan tanah disebabkan beberapa hal, antara lain
perusakan hutan, proses kimiawi air hujan, proses mekanis air hujan, dan tanah longsor.
9. Metode pengawetan tanah dibagi menjadi tiga, yaitu metode vegetatif, metode mekanik, dan metode
kimiawi.