BAB II
No. Lapangan Usaha
2012 2013
2014
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
0,65 0,68
0,71 R,S,T,U
Jasa lainnya 1,72
1,77 1,84
PDRB 100,00
100,00 100,00
Sumber: PDRB Kabupaten Batang 2014
2. Laju Inflasi
Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikanpenurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh
terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Laju inflasi tahun 2015 sebesar 2,94 jauh lebih rendah dari laju inflasi tahun 2014 sebesar 7,66 dan lebih
rendah dari laju inflasi tahun 2013 sebesar 8,08.
Gambar 2.9
Laju Inflasi Kabupaten Batang Tahun 2012-2015
Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Batang 2016
3. PDRB Perkapita
Peningkatan Laju Pertumbuhan PDRB, diikuti dengan kenaikan pendapatan per kapita. Berdasarkan tabel tersebut, PDRB perkapita penduduk Kabupaten
Batang atas dasar harga berlaku, pada tahun 2013 Rp 17.662.600,-, serta pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp 19.641.100,- dan selanjutnya pada tahun
2015 naik menjadi Rp 21.583.800. artinya dalam kurun waktu 2013 sampai dengan 2015 telah terjadi peningkatan PDRB per kapita penduduk di Kabupaten
Batang.
4. Indek Pembangunan Manusia IPM
Capaian Indeks Pembangunan Manusia IPM Kabupaten Batang menunjukkan ke arah positif setiap tahunnya. Pada tahun 2013 IPM Kabupaten
Batang mencapai 63,60 meningkat menjadi 64,07 pada tahun 2014 dan kembali
Rancangan Awal
RKPD
KABUPATEN BATANG Tahun 2018
BAB II
mengalami peningkatan menjadi 65,45 pada tahun 2015. Akan tetapi, Perkembangan IPM Kabupaten Batang pada tahun 2015 lebih rendah
dibandingkan dengan capaian IPM Jawa Tengah 69,49. Perkembangan IPM Kabupaten Batang dapat dilihat pada grafik yang tersaji dibawah ini.
Gambar 2.10
IPM Kabupaten Batang Dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2012-2015
Sumber : BPS Jawa Tengah diolah, 2016 IPM Kab. Batang tahun 2012 masih menggunakan metode penghitungan lama
Capaian IPM Kabupaten Batang, apabila dibandingkan dengan kabupaten sekitar, berada diatas Kabupaten Banjarnegara 64,73, namun lebih rendah
dibandingkan capaian Kabupaten Wonosobo 65,70, Kabupaten Pekalongan 67,40, Kabupaten Kendal 69,57 dan Kota Pekalongan 72,69. Perbandingan
capaian IPM Kabupaten Batang dengan kabupaten sekitar adalah sebagai berikut:
Gambar 2.11
IPM Kabupaten Batang dibandingkan dengan Kabupaten Sekitar Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2015
Rancangan Awal
RKPD
KABUPATEN BATANG Tahun 2018
BAB II
Sumber : BPS Jawa Tengah diolah, 2016
IPM merupakan sebuah perhitungan yang didasarkan kepada 4 indikator pembentuk. Keempat indikator tersebut adalah: 1 Angka Harapan Hidup, 2
Harapan Lama Sekolah, 3 Rata-rata Lama Sekolah, dan 4 Pengeluaran per Kapita yang disesuaikan. Dari keempat indikator pembentuk IPM tersebut,
kesemuanya mengalami kenaikan. Angka Harapan Hidup AHH adalah rata-rata jumlah tahun hidup yang akan
dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu. Angka Harapan Hidup Kabupaten Batang menunjukkan kondisi perbaikan setiap tahunnya. Pada
tahun 2014 Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Batang mencapai 74,40 tahun, meningkat pada tahun 2015 menjadi 74,49 tahun.
Angka Harapan Lama Sekolah di Kabupaten Batang juga menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2014 HLS Kabupaten Batang mencapai
10,65 tahun meningkat menjadi 11,09 tahun pada tahun 2015. Pengeluaran perkapita masyarakat Kabupaten Batang menunjukkan
perkembangan setiap tahun. Pada tahun 2014 pengeluaran masyarakat baru mencapai Rp 801.200,- meningkat menjadi Rp 824.400,- pada tahun 2015.
Tabel 2.6
Indikator Pembentuk IPM Kabupaten Batang
No Indikator
2014 2015
1 Angka Harapan Hidup tahun
74,40 74,49
2 Rata-Rata Harapan Lama
Sekolah tahun 10,65
11,09 3
Rata-Rata Lama Sekolah tahun
6,00 6,41
4 Pengeluaran Per Kapita
disesuaikan Ribu Rp 801,2
824,4 IPM
64,07 65,45
Rancangan Awal
RKPD
KABUPATEN BATANG Tahun 2018
69,49 69,55
BAB II
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2016
Indikator lain yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat Batang adalah Indeks Gini, dilihat dari derajat ketimpangan
pendapatan masyarakat. Kondisi Indeks Gini Kabupaten Batang selama 3 tiga tahun terakhir cenderung menunjukkan perbaikan, tahun 2012 dan tahun 2013
sebesar 0,3, kemudian semakin berkurang menjadi 0,29 tahun 2014 dan 0,29 pada tahun 2015. Dibandingkan dengan kondisi nasional tahun 2013 sebesar
0,38 dan kondisi Jawa Tengah sebesar 0,39, kondisi Batang jauh lebih baik, karena 0,29 lebih mendekati 0, kondisi adanya pemerataan sempurna.
Gambar 2.12
Indeks Gini Kabupaten Batang Tahun 2012-2015
Sumber: PDRB Kabupaten Batang 2014
5. Persentase Penduduk Miskin
Persentase penduduk miskin P0 di Kabupaten Batang mengalami penurunan dalam kurun waktu 2012-2014. Persentase penduduk miskin di
Kabupaten Batang pada tahun 2012 adalah sebesar 12,40 menurun pada tahun 2013 menjadi 11,96 dan menurun kembali ada tahun 2014 menjadi 11,13
atau menurun 0,83 poin. Perkembangan persentase penduduk miskin di Kabupaten Batang secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.13
Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Batang Dibandingkan dengan Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2012-2015
Rancangan Awal
RKPD
KABUPATEN BATANG Tahun 2018
BAB II
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah diolah, 2016
2.1.2.2. Fokus Kesejahteraan Masyarakat
Pembangunan pada fokus kejahteraan masyarakat meliputi indikator pendidikan, kesehatan, kemiskinan, kepemilikan tanah, dan kesempatan kerja.
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia secara formal. Jika dilihat kondisi bidang pendidikan pada akhir tahun 2016,
komposisi penduduk berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.7
Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan jenjang Pendidikan Tahun 2015
No Jenjang Pendidikan
Jumlah
1 Tidak belum Tamat SD
199.600 2
SD 268.487
3 SLTP
104.866 4
SLTA 57.491
5 Diploma III
5.336 6
Diploma III 4.679
7 Perguruan TinggiD.IVS1S2S3
9.340
Jumlah 649.799
Sumber : Kabupaten Batang dalam Data Tahun 2015
Pada PAUD Non Formal dan TKRABA berjumlah 694 sekolah, pada pendidikan SDSDLBMI berjumlah 571 sekolah, selanjutnya pada jenjang
pendidikan menengah SMPSMPLBSMPTMTs berjumlah 108 sekolah, selanjutnya pada jenjang SMAMASMK berjumlah 48 sekolah.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan mengurangi jumlah anak putus sekolah maka ditempuh kebijakan melalui Pembebasan Biaya
Rancangan Awal
RKPD
KABUPATEN BATANG Tahun 2018
BAB II
Pendidikan Dasar SD dan SMP Negeri se-Kabupaten Batang yang diselenggarakan oleh pemerintah. Untuk peningkatan dan pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan telah dilakukan upaya peningkatan sarana dan prasarana pendidikan dasar SD sejumlah 21 sekolah, SMP sejumlah 9 sekolah,
rehabilitasi sedangberat bangunan sekolah SD sejumlah 4 sekolah, pembangunan perpustakaan sekolah SD sejumlah 39 sekolah, penambahan
ruang kelas SD sejumlah 1 sekolah, SMP sejumlah 4 sekolah, pembangunan laboratorium dan ruang praktikum 4 sekolah, rehabilitasi sedangberat ruang
kelas 204 ruang, SMP sejumlah 22 sekolah, pembangunan ruang kelas SMP sejumlah 14 ruang.
Sementara itu, pembangunan pendidikan pada fokus ini dapat dilihat pada tabel berikut:
T
ABEL
2.8
Kinerja Makro Urusan Pendidikan Tahun 2016
Indikator Target RPJMD
2012-2017 Capaian Kinerja Tahun 2016
Target Tahun 2017
Target Realisasi
Angka Melek Huruf 100.00
98 Tad
Tad
100.00 Angka Rata-rata lama
sekolah 9.00
7 Tad
Tad
9.00
Angka Partisipasi Kasar a. Angka Partisipasi
Kasar SDMIPaket A 107.10
104,85 Tad
Tad
107.10 b. Angka Partisipasi
Kasar SMPMTsPaket B 97.00
94 Tad
Tad
97.00 c. Angka Partisipasi
Kasar SMASMKMAPaket C
75.00
52,25 Tad
Tad
75.00
Angka Pendidikan yang ditamatkan penduduk a. Jenjang SDSederajat
52 50,12
Tad Tad
52 b. Jenjang
SMPSederajat
20 18,12
Tad Tad
20 c. Jenjang
SMASederajat
9,2 9
Tad Tad
9,2
Angka Partisipasi Murni a. Angka Partisipasi
Murni SDMIPaket A
95 94,16
Tad Tad
95 b. Angka Partisipasi
Murni SMPMTsPaket B
82,66 80,68
Tad Tad
82,66 c. Angka Partisipasi
Murni SMASMKMAPaket C
50 47,89
Tad Tad
50
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Batang Tahun 2016 Data sementara per-semester pertama tahun 2016
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa realisasi kinerja indikator Angka Melek Huruf pada tahun 2015 telah mencapai 99,80 dan angka ini masih di
bawah target tahun 2016 yaitu sebesar 100. Kemudian realisasi kinerja indikator Angka Rata-rata lama sekolah telah mencapai 6,67 tahun atau
mencapai 96,67 dan masih di bawah target di tahun 2016 yaitu 8,5 tahun. Pada indikator Angka Partisipasi Kasar, pada tingkat SDMIPaket A telah mencapai
Rancangan Awal
RKPD
KABUPATEN BATANG Tahun 2018
BAB II
realisasi 105,35, sedikit dibawah target tahun 2016 yang sebesar 106,50; kemudian pada tingkat SMPMTsPaket B pada tahun 2014 telah mencapai
realisasi kinerja sebesar 98,56 atau melebihi target di tahun 2016 yaitu sebesar 96,50; serta pada tingkat SMASMKMAPaket C mencapai 57,82 dan masih di
bawah target tahun 2016 yaitu sebesar 68,54. Untuk realisasi kinerja pada indikator Angka Pendidikan yang ditamatkan penduduk, terlihat pada jenjang
SDSederajat telah mencapai 74,07 atau sedikit dibawah target tahun 2016 sebesar 74,14; untuk jenjang SMPSederajat telah mencapai 40 dan melebihi
target di tahun 2016 sebesar 28,12; serta pada jenjang SMASederajat telah mencapai realisasi kinerja 7,86 atau masih di bawah target tahun 2016 sebesar
11,18. Sedangkan realisasi kinerja untuk indikator Angka Partisipasi Murni, terlihat bahwa pada jenjang SDMIPaket A telah mencapai 96,4 dan di bawah
target tahun 2016 sebesar 97,16; pada jenjang SMPMTsPaket B telah mencapai 74,66 atau masih di bawah target tahun 2016 sebesar 85,68 serta
pada jenjang SMASMKMAPaket C telah mencapai 40,11 atau masih di bawah target tahun 2016 sebesar 56,89
.
2. Kesehatan