Bidang Sumber Daya Air Bidang Prasarana Jalan Desa Urusan Penataan Ruang

BAB II  Kurang seimbangnya perbandingan antara dana pemeliharaan dengan panjang jalan yang rusakterbatasnya dana pemeliharaan jalan.

b. Bidang Sumber Daya Air

 Minimnya pengetahuan Pelaksana Urusan Mantri Air tentang ilmu teknis dan penerapannya dalam hal pemeliharaan maupun pembangunan Bendung, Jaringan Irigasi dan Pintu Air  Minimnya tenaga operasional dan pemeliharaan lapangan yang berada di UPTD-UPTD DBMSDA Kabupaten Batang.  Kondisi jaringan irigasi kabupaten rata-rata dalam keadaan rusak berat sehingga berdampak tidak optimalnya aliran ke areal persawahan  Terbatasnya dana pemeliharaan jaringan irigasi.  Banyaknya aset tanah pengairan yang dipergunakan oleh masyarakat secara ilegal.

c. Bidang Prasarana Jalan Desa

 Minimnya pengetahuan Pelaksana Urusan Mantri Jalan tentang ilmu teknis dan penerapannya dalam hal pemeliharaan maupun pembangunan Jalan Desa,  Kurangnya tenaga teknis dan tenaga perawat jalan  Kurangnya kesadaran masyarakat disekitar jalan desa untuk berperan serta dalam menjaga kebersihan bahu jalan terutama drainase dan masyarakat pengguna jalan terhadap kemampuan jalan dalam menerima beban muatan,  Belum seluruh ruas jalan desa tersedia drainase.  Wilayah Jalan Desa bagian selatankondisi geometri jalannya banyak yang ekstrim tikungan, tanjakan turunan, serta tebing yang terjal curam,  Kurang seimbangnya perbandingan antara dana pemeliharaan dengan panjang jalan yang rusakterbatasnya dana pemeliharaan jalan

d. Urusan Penataan Ruang

 Rawan terjadi pelanggaran dalam pemanfaatan ruang yang berdasarkan RTRW. Rancangan Awal RKPD KABUPATEN BATANG Tahun 2018 BAB II  Peta ruang banyak yang tidak sesuai fakta dilapangan dengan peta existing RTRW sehingga menimbulkan ketidakpastian investasi yang ingin masuk ke Batang.  RTRW yang telah dimiliki belum mampu menjawab secara tegas permasalahan pembangunan, khususnya tata ruang di Kabupaten Batang sehingga beberapa investasi menjadi terhambat. - Informasi tata ruang sudah diterjemahkan oleh para investor merupakan lampu hijau disetujuinya ijin operasional, sehingga pelaksanaan fisik sudah mendahului sebelum ijin prinsip keluar; - Keberatan masyarakat terhadap alokasi perubahan fungsi lahan sawah menjadi peruntukan permukiman. - Alokasi ruang untuk indutri dan galian tambang belum semua diploting dalam peta tata ruang; - Alokasi industri dan galian tambang yang sudah ada belum ideal dari kaca mata investor - Peruntukan industri, tidak sesuai exsisting yang ada; - Beberapa kawasan pertumbuhan ekonomi strategis tidak mencakup kota kabupaten.

2. Urusan Lingkungan Hidup

 Regulasi perundangan yang banyak diperbaharui sehingga mengalami kendala di lapangan  Kurangnya kesadaran dan kepedulian serta keterbatasan dana para pengusaha, baik itu industri besar, menengah maupun kecil rumah tangga, peternakan, perhotelan, penambangan bahan galian golongan C dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup baik yang menyangkut perijinan, peraturan perundangan di bidang lingkungan hidup maupun kegiatan di lapangan.  Egosektoral dari SKPD dalam rangka pembangunan berkelanjutan.  Pemeliharaan sumber daya alam, baik yang dapat diperbaharui maupun tidak, belum optimal karena keterbatasan sumber daya manusia, kelembagaan, pendanaan dan lain-lain, musim cuaca maupun dampak dari pemanasan global global warming. 3. Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman  Ada aturan-aturan yang harus di laksanakan yang berkaitan dengan dinasinstansi lain dan membutuhkan biaya. Rancangan Awal RKPD KABUPATEN BATANG Tahun 2018 BAB II  Pelaksanaan pekerjaan ada kaitannya dengan peraturan desakelurahan yang belum adadilaksanakan.  Pelaksana perdesperkel butuh biaya untuk rapat tingkat desa.

5. Urusan Penanaman Modal

 Regulasi yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan yang ada.  kurangnya kesadaran pemahaman masyarakat dalam pengurusan ijin,  Minimnya data tentang Potensi Investasi di Kabupaten Batang.

6. Urusan Koperasi dan UKM

 Masih rendahnya tingkat kesadaran berkoperasi, rendahnya jiwa kewirakoperasian kewirausahaan, minimnya kerjasama kemitraan dan jaringan usaha, keterbatasan akses pasar.

7. Urusan Ketenagakerjaan

 Belum optimalnya informasi ketenagakerjaan  Masih adanya penempatan tenaga kerja keluar negeri tanpa melalui prosedur  Masih adanya kasus hubungan industrial  Masih kurangnya SDM utama bidang ketenagakerjaan yaitu Pengawas, Pengantar Kerja dan Instruktur.

8. Urusan Pangan

 Wawasan dan pola pikir masyarakat petani yang masih perlu ditingkatkan dalam menerima dan menerapkan teknologi terbaru di bidang pertanian baik teknis budidaya maupun pascapanen, seperti pola tanam, penggunaan pupuk organik, pemanfaatan varietas terbaru, pengelolaan panen, pengemasan dan sebagainya.

9. Urusan Perhubungan

 Terbatasnya sumber daya manusia baik kualitas dan kuantitas di bidang perhubungan dan teknologi informasi;  Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai;

10. Urusan Komunikasi dan Informatika

Rancangan Awal RKPD KABUPATEN BATANG Tahun 2018 BAB II  Terbatasnya sumber daya manusia baik kualitas dan kuantitas di bidang perhubungan dan teknologi informasi;  Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai;

11. Urusan Pertanahan

 Pilar Batas Daerah lokasi sangat sulit dijangkau karena berada di perbukitan dan lembah yg curam serta terbatasnya sarana yang dimiliki  Berkurangnya bidang tanah yang dilelangkan dibandingkan tahun sebelumnya hal ini dikarenakan tanah tersebut di gunakan untuk fasilitas pembangunan gedung kantor dan fasilitas umum lainnya

12. Urusan Kelautan dan Perikanan

 Menurunnya sumber daya ikan akibat over-fishing dan penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dan faktor cuaca yang tidak bersahabat.  Harga pakan yang tinggi sehingga tidak menarik minat pembudidaya untuk melanjutkan usaha budidaya ikan.  Sebagian anggota kelompok sudah tidak aktif dan banyak yang alih profesi.  Daya beli masyarakat menurun karena dipengaruhi oleh tingkat pendapatan atau penghasilan dan pengetahuan tentang manfaat makan ikan dan variasi menu ikan masih kurang.  Berkurangnya luasan kawasan mangrove karena dampak pembangunan jalan dan pembukaan lahan wisata oleh perorangan.  Masih rendahnya SDM anggota kelompok dalam mengelola ketertiban administrasi dan kelembagaan.  Terkendala SDM kelompok yang masih rendah, sehingga tingkat ketekunan dan kepandaian dalam usaha budidaya ikan masih kurang.  Kelompok poklahsar sebagian belum berbadan hukum sehingga tidak bisa menerima bantuan hibah peralatan dari Dinas

13. Urusan Pertanian

Rancangan Awal RKPD KABUPATEN BATANG Tahun 2018 BAB II  Penurunan produksi jagung disebabkan rendahnya kualitas sumber daya lahan dan air akibat musim kemarau panjang serta penggunaan sistem tanam konvensional dibanding sistem organik modern.  Adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian dan banyak petani keluarga tani beralih profesi ke industri menjadi salah satu penyebab turunnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB.

14. Urusan Kehutanan

 Masih terdapat kelompok petani cengkeh penerima hibah bibit cengkeh dan pupuk organik yang belum berbadan hukum.  Rendahnya tingkat produksi dan produktivitas hasil-hasil kehutanan maupun perkebunan.

15. Urusan ESDM a.

Bidang Pengairan.  Kondisi jaringan irigasi kabupaten rata-rata dalam keadaan rusak berat sehingga berdampak tidak optimalnya dalam mengairi luas persawahan yang ada.  Terbatasnya dana pemeliharaan jaringan irigasi.  Minimnya tenaga mantri pengairan yang berada di UPTD DBMSDA Kabupaten Batang.

b. Sungai dan Air Baku.