Sedangkan  berdasarkan  hasil  penelitian  terhadap  responden yang kurang memanfaatkan Posyandu Lansia dapat diketahui bahwa 7
responden 14,6 memiliki persepsi  bahwa kader masih kurang baik dalam  melaksanakan  tugasnya,  41  responden  85,4  memiliki
persepsi bahwa kader sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya, dan  0  responden  0,0  berpersepsi  bahwa  kader  dalam  menjalankan
tugasnya sudah baik.
b. Persepsi  Responden  tentang  Tugas  Kader  Saat  Pelaksanaan
Posyandu Lansia
Persepsi  responden tentang tugas kader  yang dimaksud adalah tanggapan  responden  mengenai  tugas  kader  yang  dilaksanakan  saat
berlangsungnya  kegiatan  Posyandu  Lansia.  Persepsi  lansia  tentang tugas kader dibagi menjadi 3 kategori, yaitu dilaksanakan dengan baik,
cukup dan kurang. Kategori pelaksanaan tugas kader dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Tentang Tugas Kader Saat Pelaksanaan Posyandu Lansia di Posyandu
Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos 2014
Pelaksanaan Tugas Kader
Jumlah Persentase
Baik 5
7,4 Cukup
56 82,4
Kurang 7
10,3
Jumlah 68
100
Berdasarkan  hasil  penelitian  dapat  diketahui  bahwa  7  lansia 10,3  memiliki  persepsi  bahwa  kader  kurang  baik  dalam
melaksanakan tugas, 56 lansia 82,4 memiliki persepsi bahwa kader sudah melaksanakan tugasnya dengan cukup baik, dan 5 lansia 7,4
berpersepsi bahwa kader dalam melaksanakan tugasnya sudah baik. Sedangkan  distribusi  frekuensi  persepsi  responden  tentang
tugas  kader  saat  pelaksanaan  Posyandu  Lansia  menurut  pemanfaatan terhadap Posyandu Lansia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pemanfaatan Posyandu Lansia dan Persepsi Tentang Tugas
Kader di Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014 Pemanfaatan Posyandu Lansia
Saat Pelaksanaan Posyandu Lansia
Memanfaatkan N
Kurang Memanfaatkan
N Baik
1 5,0 7 14,6
Cukup 16 80,0
35 72,9 Kurang
3 15,0 6 12,5
Jumlah 20
48
Berdasarkan  hasil  penelitian  terhadap  responden  yang memanfaatkan  Posyandu  Lansia  dapat  diketahui  bahwa  3  responden
15,0  memiliki  persepsi  bahwa  kader  masih  kurang  baik  dalam melaksanakan  tugasnya,  16  responden  80,0  memiliki  persepsi
bahwa  kader  sudah  cukup  baik  dalam  melaksanakan  tugasnya,  dan  1 lansia  5,0  berpersepsi  bahwa  kader  dalam  menjalankan  tugasnya
sudah baik. Sedangkan  distribusi  frekuensi  persepsi  lansia  dan  pra  lansia
yang  kurang  memanfaatkan posyandu lansia tentang tugas kader saat pelaksanaan  Posyandu  dapat  diketahui  bahwa  6  responden  12,5
memiliki  persepsi  bahwa  kader  masih  kurang  baik  dalam melaksanakan  tugasnya,  35  responden  72,9  memiliki  persepsi
bahwa  kader  sudah  cukup  baik  dalam  melaksanakan  tugasnya,  dan  7 lansia 14,6 berpersepsi bahwa kader dalam menjalankan tugasnya
sudah baik.
c. Persepsi  Lansia  tentang  Tugas  Kader  Setelah  Pelaksanaan
Kegiatan Posyandu Lansia
Persepsi  lansia  tentang  tugas  kader  yang  dimaksud  yaitu tanggapan responden terhadap pelaksanaan tugas kader yang dilakukan
setelah pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia. Persepsi lansia tentang tugas kader dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pelaksanaan tugas baik,
cukup dan kurang. Kategori pelaksanaan tugas kader dapat dilihat pada tabel 5.12.
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Persepsi Lansia tentang Tugas Kader Setelah Pelaksanaan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia
Mawar Tahun 2014 Pelaksanaan Tugas
Kader Jumlah
Persentase
Baik 13
19,1 Cukup
36 52,9
Kurang 19
27,9
Jumlah 68
100
Berdasarkan  hasil  penelitian  dapat  diketahui  bahwa  19  lansia 27,9  memiliki  persepsi  kurang  dalam  melaksanakan  tugas,  36
lansia  52,9  memiliki  persepsi  cukup  dalam  melaksanakan  tugas, dan  13  lansia  19,1  berpersepsi  bahwa  kader  melaksanakan  tugas
dengan baik. Sedangkan  distribusi  frekuensi  persepsi  responden  tentang
tugas  kader  setelah  pelaksanaan  Posyandu  Lansia  menurut
pemanfaatan  terhadap  Posyandu  Lansia  dapat  dilihat  pada  tabel berikut:
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pemanfaatan Posyandu Lansia dan Persepsi Tentang Tugas
Kader di Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014 Pemanfaatan Posyandu Lansia
Setelah Pelaksanaan Posyandu Lansia
Memanfaatkan N
Kurang Memanfaatkan
N Baik
3 15,0 7 6,3
Cukup 14 70,0
38 79,2 Kurang
3 15,0 3 6,3
Jumlah 20
48
Berdasarkan hasil
penelitian terhadap
responden yang
memanfaatkan  Posyandu  Lansia  dapat  diketahui  bahwa  3  responden 15,0  memiliki  persepsi  bahwa  kader  masih  kurang  baik  dalam
melaksanakan  tugasnya,  14  responden  70,0  memiliki  persepsi bahwa  kader  sudah  cukup  baik  dalam  melaksanakan  tugasnya,  dan  3
lansia  15,0  berpersepsi  bahwa  kader  dalam  menjalankan  tugasnya sudah baik.
Sementara  berdasarkan  hasil  penelitian  terhadap  responden  yang kurang  memanfaatkan  Posyandu  Lansia  dapat  diketahui  bahwa  3
responden  6,3  memiliki  persepsi  bahwa  kader  masih  kurang  baik dalam melaksanakan tugasnya, 38 responden 79,2 memiliki persepsi
bahwa  kader  sudah  cukup  baik  dalam  melaksanakan  tugasnya,  dan  7 lansia  6,3  berpersepsi  bahwa  kader  dalam  menjalankan  tugasnya
sudah baik.
61
BAB VI PEMBAHASAN
Penelitian  ini  akan  membahas  mengenai  persepsi  lansia  tentang tugas  kader  dalam  pelaksanaan  Posyandu  Lansia.  Responden  terdiri  dari
68 orang  yaitu  lansia  yang berada di RW 06 atau  yang merupakan target dari  Posyandu  Lansia  Mawar  Kelurahan  Sukamaju  Baru  Kecamatan
Tapos.Persepsi  lansia  tentang  tugas  kader  dalam  pelaksanaan  Posyandu Lansia  mencakup  tugas  kader  yang  dilakukan  sebelum,  saat  dan  setelah
pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia. Persepsi  lansia  dalam  menilai  tugas  kader  kemungkinan  masih
dipengaruhi  oleh  budaya  timur,  sehingga  lansia  enggan  menyatakan persepsi  yang  sebenarnya,  karena  lansia  merasa  harus  menjaga  hubungan
baik  dengan  kader  mengingat  bahwa  kader  juga  merupakan  anggota masyarakat tetangga sekitar.
A. Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Batasan  lansia  menurut  WHO  yaitu  meliputi  usia  pertengahan middle age yaitu usia antara 45 sampai 59 tahun, lanjut usia elderly
yaitu  usia  antara  60  sampai  74  tahun,  lanjut  usia  tua  old  yaitu  usia antara  76  sampai  90  tahun,  dan  usia  sangat  tua  very  old  yaitu  usia
diatas  90  tahun  Depkes,  2003.  Oleh  karena  itu,  dalam  penelitian  ini yang dijadikan responden mulai dari pra lansia 45-59 tahun.
Hasil  penelitian  menunjukkan  sebagian  besar  responden  adalah kelompok  umur  45-59  tahun  yaitu  sebesar  72,1.  Kelompok  umur
tersebut termasuk usia pralansia yang masih bisa disebut golongan usia produktif  yang  berpotensi  mendapatkan  risiko  penyakit  dari
pekerjaannya  serta  mengalami  proses  yang  mengubah  keadaan  sehat menjadi berangsur-angsur lemah. Berdasarkan profil penduduk di RW
06 Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos tahun 2014, kelompok umur  usia  45-59  merupakan  kelompok  umur  mayoritas,  yaitu
mencapai 78,58. Hal  ini  sesuai  dengan  persentase  penduduk  di  Indonesia  tahun
2012  yaitu  kelompok  usia  produktif  berada  pada  angka  59,72, sementara  penduduk  lansia  60  tahun  ke  atas  berada  pada  angka
7,56 Kemenkes, 2013. Akan tetapi, berbeda dengan hasil penelitian Handayani  2012  tentang  pemanfaatan  Posyandu  Lansia  yang
menunjukkan  bahwa  umur  rata-rata  responden  di  Kecamatan  Ciomas yaitu 63 tahun.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sebagian  besar  responden  dalam  penelitian  ini  adalah  perempuan 88,2.    US.  Cencus  Bureau  International  Data  Base  mengatakan
karena  usia  harapan  hidup  perempuan  lebih  panjang  dibandingkan laki-laki,  maka  jumlah  penduduk  lansia  perempuan  lebih  banyak
dibanding  laki-laki  11,29  juta  jiwa  berbanding  9,26  juta  jiwa Kemenkes  2013.  Hal  ini  sesuai  dengan  sensus  penduduk  yang
dilakukan  oleh  BPS  2012  jumlah  penduduk  lansia  yang  paling banyak adalah perempuan yaitu 82 dari total penduduk lansia.
Sudaryanto  2008  dalam  penelitiannya  tentang  persepsi  lansia terhadap  kegiatan  Posyandu  Lansia  di  Kecamatan  Prambanan  juga
menyatakan bahwa jumlah lansia perempuan lebih tinggi dibandingkan jumlah lansia laki-laki yaitu sebesar 71 orang dari 100 lansia.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sebagian  besar  tingkat  pendidikan  responden  dalam  penelitian  ini adalah  Sekolah  Dasar  SD  39,7.  Hal  ini  hampir  sama  dengan
persentase  penduduk  lansia  menurut  pendidikan  di  Indonesia  yaitu bahwa  tingkat  pendidikan  lansia  tertinggi  yaitu  berada  pada  tingkat
tidakbelum  pernah  sekolah  atau  tidak  tamat  SD  sebesar  26,84, kemudian  baru  SD  yaitu  sebesar  32,32  BPS,  2012.  Akan  tetapi
hasil penelitian yang dilakukan Sudaryanto 2008 mengatakan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan lansia  yaitu tidak tamat SD sebesar
60 dari total lansia di Kecamatan Prambanan.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama
Sebagian besar agama responden dalam penelitian ini adalah Islam 75.  Hal  ini  sesuai  dengan  hasil  sensus  tahun  2010  di  Indonesia
bahwa 87,18 total penduduk Indonesia beragama Islam BPS, 2012.
5. Pemanfaatan Posyandu Lansia
Hasil analisis terhadap pemanfaatan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia  Mawar  Kelurahan  Sukamaju  Baru  Kecamatan  Tapos  Tahun
2014  didapatkan  hasil  dari  68  responden  yang  memanfaatkan posyandu  lansia  sebesar  29,4  dan  70,6  kurang  memanfaatkan
Posyandu Lansia. Hasil observasi memberikan informasi bahwa alasan terbesar
responden kurang
memanfaatkan Posyandu
Lansia diantaranya  tidak  terlalu  tertarik  dengan  kegiatan  yang  ada  di
Posyandu  Lansia,  serta  lebih  memilih  untuk  mengerjakan  pekerjaan rumah tangga bagi lansia perempuan.
Hasil  penelitian  ini  sama  dengan  hasil  penelitian  yang  dilakukan oleh  Handayani  2012  tentang  pemanfaatan  Posyandu  Lansia  di
Kecamatan  Ciomas  yang  mengatakan  bahwa  sebagian  besar  lansia
74,61 di sana tidak memanfaatkan Posyandu Lansia yang ada.
B. Gambaran Persepsi Responden Tentang Tugas Kader
Kader kesehatan adalah orang dewasa, baik pria maupun wanita  yang dipandang  sebagai  orang  yang  memiliki  kelebihan  di  masyarakatnya,
dapat  berupa  keberhasilan  dalam  kegiatan,  keluwesan  dalam  hubungan kemanusiaan, status sosial ekonomi dan sebagainya Kemenkes, 2010.
Lawrence  Green  dalam  Handayani,  2012  dalam  teorinya  tentang perilaku  kesehatan  mengatakan  bahwa  salah  satu  faktor  pendukung  yang
berperan  dalam  terwujudnya  perilaku  kesehatan  yaitu  adanya  faktor penyerta  perilaku  yang  memberikan  ganjaran  dan  berperan  bagi  menetap
atau lenyapnya perilaku. Hal ini dapat ditemukan dalam diri seorang kader Henniwati, 2008. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani 2012
sesuai  dengan  teori  Lawrence  Green  mengatakan  bahwa  responden  yang tidak  memanfaatkan  posyandu  lansia  lebih  besar  proporsinya  pada  lansia
yang  menyatakan  kader  tidak  berperan  98,8  dibandingkan  dengan responden yang menyatakan kader berperan aktif 2,0.
Akan  tetapi  hal  ini  berbeda  dengan  hasil  penelitian  ini  yaitu  secara umum persepsi responden terhadap tugas kader adalah  13,2 berpersepsi
kurang baik, 76,5 memiliki persepsi cukup baik, dan 10,3 berpersepsi bahwa  kader  sudah  baik  dalam  menjalankan  tugasnya  untuk  pelaksanaan
Posyandu  Lansia.  Sebagian  besar  responden  yang  memanfaatkan Posyandu  Lansia  berpersepsi  cukup  baik  60,0,  begitu  pula  persepsi
responden  yang  kurang  memanfaatkan  Posyandu  Lansia  cukup  baik 77,1  atau  dengan  kata  lain  tidak  ada  perbedan  persepsi  responden
tentang tugas kader baik oleh responden yang memanfaatkan maupu yang
kurang memanfaatkan Posyandu Lansia.
1. Persepsi  Responden  Tentang  Tugas  Kader  Sebelum  Pelaksanaan
Posyandu Lansia
Berdasarkan  hasil  penelitian  diketahui  11  lansia  16,2 memiliki  persepsi  bahwa  kader  masih  kurang  baik  dalam
melaksanakan  tugasnya,  52  lansia  76,5  memiliki  persepsi  bahwa kader  sudah  cukup  baik  dalam  melaksanakan  tugasnya,  dan  5  lansia
7,4 berpersepsi bahwa kader dalam menjalankan tugasnya sebelum