Sementara  itu  penilaian  keberhasilan  upaya  pembinaan  lansia melalui  kegiatan  pelayanan  kesehatan  di  Posyandu  lansia  dilakukan
dengan  menggunakan  data  pencatatan,  pelaporan,  pengamatan  khusus dan penilitian. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari:
a.  Meningkatnya sosialisasi
masyarakat lansia
dengan berkembangnya  jumlah  organisasi  masyarakat  lansia  dengan
berbagai aktivitas pengembangannya. b.  Berkembangnya
jumlah lembaga
pemerintahswasta yang
memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia. c.  Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan pada lembaga.
d.  Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia e.  Penurunan  angka  kesakitan  dan  kematian  akibat  penyakit  pada
lansia Henniwati, 2008.
3. Sasaran Posyandu Lansia
Sasaran Posyandu lansia terbagi menjadi dua, yaitu:
a.  Sasaran langsung,  yaitu kelompok pra usia lanjut 45-59 tahun, kelompok  usia  lanjut  60  tahun  ke  atas,  dan  kelompok  usia
lanjut dengan risiko tinggi 70 tahun ke atas. b.  Sasaran  tidak  langsung,  yaitu  keluarga  dimana  lansia  berada,
organisasi  sosial  yang  bergerak  dalam  pembinaan  usia  lanjut masyarakat luas Depkes RI, 2006.
4. Kegiatan Posyandu lansia
Kegiatan  Posyandu  lansia  meliputi  kegiatan  pelayanan  kesehatan dan  kegiatan  lain  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan  kualitas  hidup
lansia  serta  mengatasi  permasalahan  lansia  dalam  hal  biopsikososial dan  ekonomi  lansia.  Kegiatan  pemeriksaan  dan  pelayanan  kesehatan
fisik dan mental emosional dicatat dan dipantau dengan menggunakan Kartu  Menuju  Sehat  KMS  lansia  untuk  mengetahui  lebih  awal
deteksi  dini  penyakit  atau  ancaman  kesehatan  yang  dihadapi  lansia tersebut. Adapun jenis kegiatan menurut Kemenkes 2010 yang dapat
diberikan kepada lansia di Posyandu lansia antara lain:
a.  Pemeriksaan  aktivitas  kegiatan  sehari-hari  activity  of  daily living,  meliputi  kegiatan  dasar  dalam  kehidupan  seperti  makan,
minum,  berjalan,  mandi,  berpakaian,  naik  turun  tempat  tidur,
buang air besarkecil dan sebagainya.
b.  Pemeriksaan  status  mental  emosional  dengan  menggunakan pedoman 2 menit yang terdapat pada KMS lansia.
c.  Pemeriksaan  status  gizi  melalui  penimbangan  berat  badan  dan pengukuran tinggi  badan dan hasilnya dicatat pada  grafik  Indeks
Masa Tubuh IMT. d.  Pengukuran  tekanan  darah  menggunakan  tensimeter  dan
stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit. e.  Pemeriksaan  hemoglobin  dengan  menggunakan  Talquist,  Sahli
atau Cuprisulfat.
f.  Pemeriksaan  adanya  gula  dalam  air  seni  sebagai  deteksi  awal adanya penyakit gula Diabetes Melitus.
g.  Pemeriksaan  adanya  zat  putih  telur  protein  dalam  air  seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
h.  Pelaksanaan  rujukan  ke  puskesmas  bilamana  ada  keluhan  dan atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir a sampai h.
i.  Penyuluhan  bisa  dilakukan  di  dalam  maupun  di  luar  kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi
sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok lanjut usia.
j.  Kunjungan  rumah  oleh  kader  disertai  petugas  bagi  anggota kelompok  lanjut  usia  yang  tidak  datang,  dalam  rangka  kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat Public Health Nursing.
5. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
Untuk  memberikan  pelayanan  yang  prima  terhadap  lansia di  Posyandu  lansia  maka  sebaiknya  menggunakan  mekanisme
kegiatan 5 sistem meja yaitu:
a.  Tahap pertama Pendaftaran  anggota  kelompok  lanjut  usia  sebelum  pelaksaan
pelayanan. b.  Tahap kedua
Pencatatan  kegiatan  sehari-hari  yang  dilakukan  lansia  serta penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.