kedua perusahaan perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi bahkan masih tetap eksis.
e. Restrukturisasi Portofolio Usaha
Dalam upaya peningkatan daya saing perusahaan, manajemen dapat memutuskan untuk membuka atau menutup bidang usaha tertentu, atau
mengelompokan bidang usahanya ke dalam kelompok yang baru. Pada hakekatnya yang menjadi pokok masalah disini menyangkut pengelolaan. Dalam
hal ini, kepengurusan yang diambil biasanya tidak perlu melibatkan pemegang saham, meskipun pada akhirnya tetap harus dipertanggung jawabkan oleh
manajemen.
f. Restrukturisasi Organisasi
Perubahan lingkungan bisnis globalisaasi dan teknologi sangat sering menuntut perubahan organisasi perusahaan. Perubahan organisasi diperlukan
karena perubahan visi dan misi manajemen pada gilirannya juga mendorong perlunya perubahan strategi, maka perusahaan strategi biasanya menuntut
dilakukan perubahan organisasi. Dewasa ini banyak perusahaan yang melakukan perubahan organisasi agar lebih adaptif terhadap perusahaan lingkungan. Struktur
organisasi yang dipandang cocok dengan lingkungan massa depan adalah organisasi yang flat tidak terlalu banyak jenjang, berorientasi pada proses, dan
menekankan pada pentingnya bekerja didalam tim yang cross-fungsional. Sementara sruktur organisasi yang umumnya ada pada saat ini adalah fungsional,
berjenjang banyak, dan berkotak-kotak.
Universitas Sumatera Utara
g. Restukturisasi Operasi Produksi
Restrukturisasi operasi biasanya didorong oleh munculnya sistem, manajemen baru yang didukung oleh penerapan teknologi informasi yang
canggih. Sistem ini akan mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi bagi perusahaan karena efisien dan mampu memuaskan konsumen dengan lebih baik.
Dalam hal ini, restrukturisasi yang dilaksanakan masih dalam domain kekuasaan dan tanggung jawab manajemen, sehingga para pemegang saham tidak banyak
dilibatkan. D. Akibat Hukum Terjadinya Restrukturisasi Utang
Restrukturisasi utang dan penyehatan perseroan adalah awal dari upaya menghindari putusan pailit. Bukan hanya pemegang saham saja yang
berkepentingan terhadap kelangsungan hidup perseroan, tetapi banyak pihak lain yang berkepentingan terhadap kelangsungan hidup perseroan, bahkan pihak-pihak
tersebut menggantungkan hidupnya pada kelangsungan hidup perseroan tersebut pihak-pihak tersebut adalah:
1. Negara yang hidup dari pajak yang dibayar oleh debitor.
2. Masyarakat yang memerlukan kesempatan kerja oleh debitor.
3. Masyarakat yang memasok barang dan jasa kepada debitor.
4. Masyarakat yang tergantung hidupnya dari pasokan barang dan jasa debitor,
baik mereka itu selaku konsumen maupun selaku pedagang. 5.
Para pemegang saham dari perseroan debitor, lebih-lebih lagi apabila perseroan itu merupakan perseroan publik karena pada perseroan publik
Universitas Sumatera Utara
Perseroan Terbuka banyak pemegang saham yang merupakan investor publik.
6. Masyarakat yang menyimpan dana dari Bank dalam hal yang dinyatakan
pailit oleh Bank. 7.
Para pemegang polis dalam hal debitor merupakan Perusahaan Asuransi. 8.
Masyarakat yang memperoleh kredit dari Bank yang akan terpaksa mengalami kesulitan apabila Banknya dinyatakan pailit.
Dengan kata lain, kepentingan publik sangat dirugikan dengan adanya pernyataan pailit oleh Pengadilan Niaga. Pada hakikatnya restrukturisasi utang
hanya bisa diajukan terhadap utang debitor apabila menurut hasil studi kelayakan yang dibuat oleh tim konsultan restrukturisasi yang independen terhadap utang
debitor layak untuk dilakukan restukturisasi , disamping debitor menurut penilaian para kreditornya memiliki itikad baik untuk melunasi utangnya dan memiliki
sikap kooperatif terhadap para kreditornya itu. Sementara itu perlu ditegaskan bahwa restrukturisasi utang yang mengikat bagi semua kreditor, baik yang ikut
maupun yang tidak ikut dalam negosiasi untuk tercapainya kesepakatan mengenai restrukturisasi baik kreditor konkuren maupun kreditor yang dijamin dengan
haknya dengan hak jaminan, yaitu gadai, hak tanggungan dan hipotik. Sejak saat diterimanya permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang oleh debitor, maka terjadilah beberapa akibat hukum terhadap debitor yang bersangkutan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang selanjutnya disebut UUK , akibat hukum tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Status Hukum Debitor a. Debitor Kehilangan Independensinya