Merger Kata “merger” berasal dari bahasa Inggris “merger” yang berarti

Berbeda dengan merger, maka dengan akuisisi perusahaan tidak ada perusahaan yang meleburkan diri membubarkan diri, tetapi dua-duanya tetap eksis, dimana perusahaan yang satu menguasai perusahaan yang lain.

c. Merger Kata “merger” berasal dari bahasa Inggris “merger” yang berarti

“menggabungkan”. Merger dapat diartikan sebagai penyatuan atau penggabungan 2 dua perseroan atau lebih dengan cara menggabungkan diri menjadi satu dengan perseroan yang telah ada. Merger terjadi apabila sebuah perusahaan mengambilalih semua kegiatan operasi perusahaan lain dan perusahaan yang diambilalih ini dibubarkan. Yang masih ada sesudah proses merger adalah perusahaan yang membeli perusahaan lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli ini benar-benar memiliki seluruh aset eks perusahaan yang dibeli. Merger diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas mengenai merger dan konsolidasi diatur pada pasal 102 sampai dengan pasal 109. Menurut Pasal 102 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas merger adalah: “satu perseroan atau lebih dapat menggabungkan diri menjadi satu dengan perseroan yang telah ada atau meleburkan diri dengan perseroan lain dan membentuk perseroan baru.” Sementara, pendefinisian merger menurut bidang hukum, khususnya merger pada sektor perbankan antara lain terdapat dalam Keputusan Menteri Universitas Sumatera Utara Keuangan Nomor 278KMK.011998 tentang Peleburan dan Penggabungan Usaha Bank, dikatakan bahwa merger adalah penggabungan dari 2 dua Bank atau lebih dengan cara mempertahankan berdirinya salah satu Bank dan melikuidasi Bank- Bank lainnya. Kemudian dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1992 yang telah diubah dan disempurnakan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Pasal 1 angka 25 Jo. PP Nomor 28 Tahun 1999, Pasal 1 angka 2 Jo.SK Direksi BI No.3251KEPDIR Pasal 1 huruf b menyatakan merger adalah penggabungan antara 2 Bank atau lebih, dengan cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu Bank, dan membubarkan Bank-Bank lainnya dengan atau tanpa likuidasi. Dari pengertian merger tersebut, tersirat bahwa adanya penggabungan dari dua Bank atau lebih, dan membubarkan Bank-Bank lainnya dengan atau tanpa melikuidasi terlebih dahulu. Dilihat dari segi hukum, kata likuidasi yang telah menyertai merger tersebut diatas, paling tidak mempunyai maksud tersendiri. Bahwa pengertian likuidasi paling tidak mempunyai tiga pengertian, yaitu realisasi tunai, pengakhiran suatu perusahaan dengan cara pengkoversian tersebut serta merupakan suatu cara penyembuhan yang tersedia bagi debitor yang tak bisa membayar kewajiban-kewajibannya. Pembubaran tidak berarti identik dengan berakhirnya suatu eksistensi perseroan, suatu perseroan setelah diucapkannya pembubaran likuidasi dan hak yang dimilikinya harus direalisasikan dan kewajiban harus dipenuhi. Pengurus mempunyai tugas khusus, yaitu membereskan hak dan kewajiban perseroan sepanjang diperlukan untuk pemberesan. Dalam Undang-Undang Perbankan Universitas Sumatera Utara Likuidasi juga membawa adanya sanksi administratif publik terhadap perusahaan perbankan sebagai akibat pelanggaran yang dilakukan oleh perseroan tersebut.

d. Konsolidasi Kata konsolidasi berasal dari Bahasa Inggris “consolidation” yang berarti