berkepentingan. Asas keadilan ini untuk mencegah tejadinya kesewenang- wenangan pihak penagih yang mengusahakan pembayaran atas tagihan masing-
masing terhadap debitor, dengan tidak memperdulikan kreditor lainnya. 4. Asas integrasi
Asas integrasi dalam Undang-Undang ini mengandung pengertian bahwa sistem hukum formal dan hukum materiilnya merupakan suatu kesatuan yang utuh
dari sistem hukum perdata dan hukum acara perdata nasional.
B. Pengertian Kepailitan
Kata pailit berasal dari bahasa Prancis; failite yang berarti kemacetan pembayaran. Secara tata bahasa, kepailitan berarti segala hal yang berhubungan
dengan pailit. Di negara-negara yang berbahasa Inggris, untuk pengertian pailit dan kepailitan digunakan istilah “bangkrupt” dan “bangkrupty”. Sedangkan
terhadap perusahaan debitor yang berada dalam keadaan tidak membayar utang- utangnya disebut “insolvensi”.
33
33
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaya, kepailitan Seri Hukum Bisnis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999, h. 11.
Bila ditelusuri secara mendasar, bahwa istilah “pailit” dijumpai di dalam perbendaharaan Bahasa Belanda, Perancis, Latin dan Inggris dengan istilah yang
berbeda-beda.
Di dalam Bahasa Perancis, istilah “faillite” artinya pemogokan atau kemacetan dalam melakukan pembayaran. Oleh sebab itu, orang mogok atau
macet, atau berhenti membayar utangnya di dalam Bahasa Perancis disebut lefaili. Untuk arti yang sama di dalam bahasa belanda dipergunakan istilah to fail dan di
dalam bahasa latin dipergunakan istilah fallire.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu pengertian kepailitan dapat dilihat seperti apa yang
dikemukakan dalam salah satu kamus karangan Black Henry Campbell black’s
law dictionary yang mengatakan bahwa: pailit atau bankrupt adalah “ the state or condition of person individual, partnership, corporation, municipality who is
unable to pay it’s debt as they are, or become due”. The term includes the person against whom an innvoluntary petition has been field a voluntary petition, or who
has been adjudged a bankrupt.
Dari pengertian yang diberikan dalam black’s law dictionary tersebut, dapat dilihat bahwa pengertian pailit dihubungkan dengan “ketidakmampuan
untuk membayar” dari seorang debitor atas utang-utangnya yang telah jatuh tempo.
34
Dalam kamus besar Bahasa Inggris juga dijumpai pengertian tentang kepailitan yang menyatakan bahwa kepailitan adalah suatu keadaan atau kondisi
seseorang atau badan hukum yang tidak mampu lagi membayar kewajibannya dalam hal utang-utangnya kepada si piutang.
35
Dalam Ensiklopedia Ekonomi keuangan perdagangan disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan pailit atau bankrupt antara lain adalah seseorang yang
oleh suatu pengadilan dinyatakan bankrupt dan yang aktivanya atau warisannya telah diperuntukan untuk membayar utang-utangya.
36
34
Ibid ., h. 13.
35
Departemen Pendidikan Nasional, loc cit. h . 812.
36
Munir Fuady, Hukum Pailit Dalam Teory dan Praktek”, Jakarta: PT Citra Aditya Bakti, 1999, h. 8.
Universitas Sumatera Utara
Pendapat para sarjana mengenai pengertian kepailitan yaitu
37
1. Menurut Imran Nating, kepailitan diartikan sebagai suatu proses di
mana seorang debitor yang mempunyai kesulitan keuangan untuk membayar utangnya dinyatakan pailit oleh Pengadilan, dalam hal ini
Pengadilan Niaga, dikarenakan debitor tersebut tidak dapat membayar utangnya. Harta debitor dapat dibagikan kepada para kreditor sesuai
dengan peraturan pemerintah. :
2. R. Subekti, pailit berarti keadaan seorang debitor apabila ia telah
menghentikan pembayaran utang-utangnya. 3.
Marias Gelar Iman Radjo Mulano, pailit sebagai asas dalam BW ditentukan, bahwa seluruh harta kekayaan dari debitor menjadi
jaminan untuk seluruh utang-utangnya. 4.
IPM. Rahuhandoko, bankruptcy berarti keadaan tidak mampu membayar utang dalam mana harta yang berutang diambil oleh
penagih atau persero-perseronya. 5.
Siti Soemarti Hartono, kepailitan berarti mogok melakukan pembayaran.
Orang sering menyamakan arti pailit ini sama dengan bankrupt atau bangkrut dalam bahasa Indonesia. Namun, menurut penulis pengertian pailit tidak
sama dengan bangkrut, karena bangkrut berarti ada unsur keuangan yang tidak sehat dalam suatu perusahaan, tetapi pailit bisa terjadi pada perusahaan yang
9
Ibid., h. 12.
Universitas Sumatera Utara
keadaan keuangannya sehat, perusahaan tersebut dipailitkan karena tidak membayar utang yang telah jatuh tempo dari salah satu atau lebih kreditornya.
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan
Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
Maka berdasarkan pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa kepailitan merupakan ketidakmampuan untuk membayar dari seorang debitor atas utang-
utangnya yang telah jatuh tempo. Ketidakmampuan tersebut harus disertai dengan suatu tindakan nyata untuk mengajukan permohonan pailit, baik yang dilakukan
secara sukarela oleh debitor sendiri, maupun atas permintaan pihak ketiga di luar debitor, suatu permohonan pernyataan pailit ke Pengadilan.
C. Syarat-Syarat Kepailitan