pelaporan untuk itu telah dimasukkan, maupun apabila pembayaran tersebut adalah akibat suatu perundingan antara debitor dan kreditor yang dimaksudkan
untuk, dengan memberikan pembayaran itu, memberikan keuntungan kepada yang terakhir ini yang melebihi kreditor lainnya.
3. Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Perjanjian Timbal Balik yang Dibuat oleh Debitor
a. Akibat Dagang Dengan Penetapan Waktu
Salah satu bentuk perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang dibuat dengan penetapan waktu, dimana salah satu atau lebih pihak dalam perjanjian
diwajibkan untuk melaksanakan satu atau lebih prestasi dalam jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan di kemudian hari.
b. Perjanjian Dengan Kewajiban Untuk Menyerahkan Barang
Jika perjanjian timbal balik dengan penetapan waktu tersebut adalah suatu perjanjian dagang dengan prestasi untuk menyerahkan barang dagangan yang
biasa diperdagangkan dimana penyerahan barang-barang tesebut akan dilaksanakan pada suatu waktu tertentu atau akan lewat setelah adanya pernyatan
pailit, maka dengan pernyatan pailit ini persetujuan yang bersangkutan batal demi hukum dan pihak lawan dengan begitu saja dapat mengajukan diri sebagai
kreditor konkuren. Selanjutnya jika dengan batalnya perikatan tersebut, harta pailit ternyata dirugikan, maka pihak lawan berkewajiban untuk mengganti
kerugian tersebut.
Universitas Sumatera Utara
c. Perjanjian Sewa-Menyewa
Pasal 38 Undang-Undang Kepailitan membedakan akibat pernyatan pailit untuk perjanjian sewa menyewa dengan uang muka dan tanpa uang muka. Jika
uang muka sewa telah dibayar maka perjanjian sewa tersebut tidak dapat dihentikan, kecuali menjelang hari berakhirnya pembayaran dimuka jangka waktu
tersebut. Terhadap sewa menyewa pada umumnya, baik kurator maupun pihak yang menyewakan barang umumnya, berhak untuk menghentikan sewa tersebut,
dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku, dengan tenggang waktu itu tidak kurang dari 3 tiga bulan pemberitahuan di muka sejak hari pernyatan pailit
berlaku, uang sewa merupakan utang harta pailit.
d. Perjanjian Kerja
Pernyatan pailit memberikan hak kepada karyawan yang bekerja pada debitor pailit dan atau kurator untuk meminta Pemutusan Hubungan Kerja
PHK, dengan mengindahkan ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku, termasuk kontrak atau perjanjian kerja yang telah
ditandatangani oleh dan antara masing-masing karyawan bersangkutan dengan debitor pailit tersebut. Pasal 39 memberikan jangka waktu sekurang-kurangnya 6
enam minggu pemberitahuan di muka mengenai maksud Pemutusan Hubungan Kerja PHK tersebut. Terhitung sejak hari pernyataan pailit dikeluarkan, upah
atau gaji karyawan merupakan bagian dari utang harta pailit.
e. Warisan Yang Terbuka