Pembentukan Sebuah Perusahaan Holding holding company Akuisisi

Perubahan itu ditanggapi dengan perubahan visi, misi, dan srategi usaha. Ada kalanya perubahan dilakukan pada tingkat manajemen puncak yang memerlukan konsen para pemegang saham. Hal itu terjadi dalam kasus perusahaan yang tumbuh berkembang dengan cara menggabungkan dengan perusahaan lain, atau pembentukan mengakuisisi perusahaan lain, atau pembentukan suatu holding company. 69 Peluang bisnis yang sangat menarik dan didukung oleh kondisi internal yang ada dapat mendorong manajemen perusahaan untuk menggabungkan perusahaan dengan perusahan lain yang berbadan hukum sendiri. Restrukturisasi diharapkan akan menghasilkan sinergi positif bagi perusahaan yang bergabung, misalnya dari efisiensi biaya pemanfaatan sumber daya. Penerapan manajemen dan teknologi yang lebih maju dan sebagainya. Dalam situasi yang demikian dapat dilakukan: Perubahan lain yang masih dalam batasan kendali manajeman misalnya dalam kasus perusahaan yang mengubah portofolio bisnisnya. Misalnya menambah atau mengurangi bidang usaha, menambah atau mengurangi jenis produk, cakupan pasar dan sebagainya yang tidak memerlukan konsen dan keterlibatan langsung para pemegang saham.

2. Restrukturisasi Korporat

70 Perusahaan holding ini akan menjadi eksis sebagai badan hukum. Perusahaan holding ini akan berperan sebagai perusahaan yang melakukan

a. Pembentukan Sebuah Perusahaan Holding holding company

69 Ibid., h. 24. 70 Ibid., h. 26. Universitas Sumatera Utara investasi penyertaan pada 2 atau lebih perusahaan lain sebagai operating companies. Dalam pelaksanaanya, saham perusahaan holding praktis mengendalikan kegiatan anak perusahaan, meskipun secara hukum anak perusahaan ini adalah badan hukum.

b. Akuisisi

Istilah “akuisisi” berasal dari Bahasa Inggris “acquisition” yang dalam Bahasa Inggris sering disebut dengan “Take Over”. Dalam dunia bisnis, yang dimaksud dengan akuisisi adalah setiap perbuatan hukum untuk mengambil seluruh atau sebagian besar saham dan atau aset dari perusahaan lain. Akuisisi terjadi jika suatu perusahaan membeli mayoritas saham perusahaan lain langsung dari para pemegang saham. Perusahaan yang membeli mempunyai hak suara yang akan mampu mengendalikan perusahaan yang sebagian sahamnya telah di beli secara legal, meskipun secara operasional telah dikuasai oleh perusahaan yang membeli. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas Pasal 103 ayat 1 dan 2 menyatakan: 1. Pengambilalihan perseroan dapat dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan. 2. Pengambilalihan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat dilakukan melalui pengambilalihan seluruh atau sebagian besar saham yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut. Universitas Sumatera Utara Kemudian diperjelas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1998 Tentang Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Perseroan Terbatas Pasal 1 angka 3 dalam peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan : “Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambilalih baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut.” Menurut Pasal 1 angka 27 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, menyatakan bahwa akuisisi Bank adalah pengambilalihan kepemilikan suatu Bank yang mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap Bank, berkaitan dengan kemampuan untuk menentukan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan cara apapun, pengelolaan dan atau kebijakan Bank. Pengambilalihan dapat berupa pembelian sebagian atau seluruhnya saham- saham dari perusahaan lain. Masing-masing perusahaan, baik perusahaan yang mengambilalih maupun perusahaan yang diambilalih tetap mempertahankan aktivitasnya, identitasnya, dan kedudukannya, sebagai perusahaan-perusahaan yang mandiri. Pengambilalihan perusahaan ini sering disebut ”overname”, yaitu pengambilalihan suatu perusahaan perusahaan target oleh perusahaan lainnya perusahaan raider, melalui penawaran untuk membeli sebagian atau seluruh saham dari perusahaan target dengan harga yang lebih tinggi dari nilai harga pasar yang normal. Akuisisi juga dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu yang pertama mengambilalih seluruh aset perusahaan yang diambilalih, yang ke-2 membeli saham-saham dari perusahaan yang diambilalih. Akuisisi saham merupakan salah Universitas Sumatera Utara satu bentuk yang paling umum ditemui dalam kegiatan akuisisi, sebagai contoh adalah banyak perbankan nasional dalam kurun waktu 1970-an sampai 1980-an, seperti Bank Panin yang telah mengakuisisi Bank Lingga Arta, Bank Pembangunan Sulawesi, juga terjadi pada Bank BCA yang telah mengakuisisi Bank Sarana Indonesia, Bank Gemari dan Indo Comercial Bank. Perusahaan yang mengakuisisi ini biasanya merupakan perseroan besar yang mempunyai dana yang cukup kuat, luas operasi usahanya, memiliki manajemen yang baik, serta biasanya tergolong dalam kelompok konglomerat. Ada perbedaan akuisisi saham dan akuisisi aset perseroan, akuisisi saham akan mengakibatkan perubahan mayoritas kepemilikan saham dan ada kemungkinan campur tangan dalam manajemen, karena segala untung rugi dan tanggung jawab serta resiko beralih kepada pemegang saham dan manajemen baru. Sebaliknya bila dilakukan akuisisi terhadap aset perseroan yang biasanya berupa tanah, bangunan, mesin, yang semuanya berupa aktiva tetap, maka pemegang saham lama akan memperoleh dana segar dari hasil akuisisi tersebut yang akan dipergunakan untuk membayar utangnya kepada kreditor, setelah itu bisa meningkatkan barier of market entry bagi calon pesaing yang akan muncul, memperoleh akses pada teknologi baru atau teknologi yang lebih baik yang dimiliki oleh perusahaan yang menjadi objek akuisisi, menciptakan pangsa pasar yang lebih luas, mendorong harga saham di pasar modal, memperkuat struktur permodalan dan menjamin kelangsungan perusahaan. Universitas Sumatera Utara Berbeda dengan merger, maka dengan akuisisi perusahaan tidak ada perusahaan yang meleburkan diri membubarkan diri, tetapi dua-duanya tetap eksis, dimana perusahaan yang satu menguasai perusahaan yang lain.

c. Merger Kata “merger” berasal dari bahasa Inggris “merger” yang berarti