Komunikasi dan Komunikasi Massa

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1. Komunikasi dan Komunikasi Massa

2.1.1. Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Massa Komunikasi adalah suatu proses kegiatan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap bidang dalam kehidupan manusia dilakukan dengan berkomunikasi, baik secara langsung maupun perantara, verbal ataupun non verbal. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communis yang artinya membangun kesamaan. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan makna diantara dua orang atau lebih. Inti defenisi yang dibuat Harold D. Lasswell “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” Cangara, 2004:18. Dari pengertian itu diperolehlah lima unsur terjadinya komunikasi : • Komunikator • Pesan • Saluran • Komunikan • Efek Sementara itu komunikasi massa menurut Wright adalah “This new form can be distinguished from older types by the following major characteristics : it is directed toward relatively large, heterogenous and anonymous audiences; messages are transmitted publicly, often – times to reach most audience members simultaneously and are transient in character; the communicator tends to be, or Universitas Sumatera Utara to operate within, a complex organization that may involve great expense”. Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. Devito merumuskan defenisi komunikasi massa dalam 2 item, yakni: Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan umumnya sukar didefenisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan lewat pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa akan lebih mudah didefenisikan menurut bentuknya : televisi, radio siaran, surat kabar, majalah, dan film”. Pool 1973 mendefenisikan komunikasi massa sebagai, “komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed. Ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak langsung, pesan – pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran – saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi.” Wiryanto,2000:3. 2.1.2. Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik terpenting pertama dalam komunikasi massa adalah sifatnya yang satu arah. Memang dewasa ini sudah banyak acara media massa baik radio mapun televisi yang mengadakan dialog interaktif namun itu hanyalah untuk keperluan terbatas. Kedua, adanya proses seleksi. Media maupun audiensnya sama – sama melakukan seleksi terhadap apa yang diinginkannya. Media punya pertimbangan dalam menentukan khalayak dan khalayak punya wewenang cara menentukan jenis media, berita dan waktu untuk menikmatinya. Universitas Sumatera Utara Ketiga, karena dalam komunikasi massa medianya mampu menjangkau khalayak secara luas dan dalam waktu yang tergolong serempak. Keempat, untuk meraih khalayak sebanyak mungkin, dalam pelaksanaannya komunikasi massa harus membidik sasaran tertentu. Cara yang digunakan tentu saja melalui penerapan strategi yang khas oleh masing – masing media. Kelima, komunikasi massa dilakukan oleh institusi sosial yang harus peka terhadap kondisi lingkungannya. Ada interaksi antara media massa dan masyarakat. Media tidak hanya mempengaruhi tatanan politik, sosial, dan ekonomi dimana ia berada, namun juga dipengaruhi olehnya Rivers, 2008:19. Dengan demikian bisa disimpulkan beberapa karakteristik komunikasi massa berdasarkan defenisi para ahli diatas yang sangat sesuai dengan tujuan penelitian ini, yakni : komunikator dalam media televisi merupakan massa terlembaga, pesan yang disampaikan bersifat umum, komunikan dalam komunikasi massa dengan televisi anonim dan heterogen, medianya muncul menimbulkan keserempakan, proses penyampaiannya mengutamakan isi ketimbang hubungan, bersifat satu arah, stimulasi alat indera “terbatas”, dan umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. 2.1.3. Komponen Komunikasi Massa Komunikasi massa dalam prosesnya dipakai untuk mengirimkan pesan kepada audiens massa dengan memperhatikan komponennya sebagai berikut Kuswandi, 1996: 2.1.3.1. Komunikator Massa Jantung komunikasi massa adalah orang – orang yang memproduksi pesan yang disampaikan lewat media massa. Orang – Universitas Sumatera Utara orang ini mencakup jurnalis, penulis naskah film, penulis lagu, penyiar televisi, disc jockey radio, praktisi humas, dan orang – orang periklanan seperti copywriter, dan sebagainya. Komunikasi massa berbeda dengan komunikator lain karena mereka tidak dapat melihat audiennya. Choky Sitohang tahu bahwa ratusan ribu orang sedang menonton acara Take Me Out yang dipandunya, tetapi ia tidak bisa melihat atau mendengar mereka tertawa dan tersenyum. Dia tidak bisa mendapat feedback langsung dari penontonnya. Pendongeng berbicara secara tatap muka untuk menceritakan dongengnya, dan bisa menyesuaikan irama, isyarat bahkan kosakatanya berdasarkan pemahaman mereka pada reaksi penerima. 2.1.3.2. Pesan Massa Item berita adalah pesan massa seperti film, novel, lagu rekaman, dan iklan. Pesan adalah bentuk nyata dalam hubungan kita dengan media massa. Kita memperhatikan media massa karena ingin mendapatkan pesannya. Kita mendengarkan radio tidak untuk memahami teknologi radio tetapi untuk mendengarkan informasi ataupun musik. 2.1.3.3. Media Massa Media massa utma adalah buku, majalah, koran, televisi, radio, rekaman, film, dan web. Kebanyakan ahli teori menganggap media sebagai wahana yang netral dalam memuat pesan. Orang – orang yang pakar dalam media juga mencakup teknisi yang bekerja demi beroperasinya mesin cetak, yang menjaga peralatan siaran televisi Universitas Sumatera Utara tetap bekerja. Pakar media juga termasuk pekerja dan investor yang berupaya memperbaiki dan meningkatkan aspek teknis, seperti compact disc, DVD, radio stereo, dan mesin cetak koran yang bisa memproduksi warna berkualitas bagus. 2.1.3.4. Komunikasi Massa Proses dimana pesan sampai ke audien melalui media massa disebut “komunikasi massa”. Ini adalah proses misterius yang belum banyak kita ketahui bagaimana seharusnya, hal ini tampak dari pertanyaan mengapa orang – orang lebih memperhatikan beberapa pesan ketimbang pesan lainnya, bagaimana suatu iklan menghasilkan lebih banyak penjualan dibanding dengan iklan lainnya, pakah perilaku termasuk tindak kekerasan dipicu oleh proses komunikasi massa dan apa alasan untuk percaya bahwa komunikasi massa mempengaruhi perilaku pemilih dalam pemilu, tetapi bagaimana caranya? Manakah orang – orang yang dapat dikontrak oleh komunikasi massa atau mana orang yang dapat dimanipulasi? Atau hanya sekadar dipengaruhi? Tidak ada yang bisa menjawabnya dengan pasti. 2.1.3.5. Audiens Massa Jumlah dan diversitas audien massa menambah kompleksitas komunikasi massa. Komunikator massa tahu bahwa pesannya telah diterima melalui cara – cara tak langsung, ia tidak pernah tahu berapa jumlah pasti dari audiennya, apalagi efek dari pesannya. Audien massa berubah – ubah. Apa yang menarik di suatu saat mungkin tidak akan menarik lagi di saat yang lain. Tantangan inilah yang harus dikuasai Universitas Sumatera Utara oleh komunikator massa ketika audien memperhatikan pesan, perhatian itupun bervariasi tingkat intensitasnya. 2.1.4. Model – Model Komunikasi Massa John Vivian 2008:454 – 462 menjelaskan bahwa ada tiga model komunikasi massa, yakni : 2.1.4.1. Model Dasar Dua teknisi telepon dari Bell, yakni Claude Shannon dan Warren Weaver membangun model dasar komunikasi pada tahun 1948. Model itu pada dasarnya hanya diagram sederhana, member refrensi untuk kerja mereka, yang mengidentifikasi lima langkah fundamental dalam proses komunikasi : stimulasi manusia yang muncul dalam pikiran, pelaksanaan encoding pikiran ke dalam pesan, transmisi pesan, penguraian decoding pesan oleh penerima ke pikirannya, dan internalisasi pesan oleh penerima. Komunikasi menurut Claude Shannon dan Warren Weaver dimulai di pikiran manusia. Pesan kemudian diuraikan dalam bahasa atau isyarat dan ditransmisikan. Penerima memandang atau mendengar pesan dan menguraikannya dari bahasa atau bentuk lain lalu menginternalisasikannya. Elemen dasar itu juga ada dalam komunikasi massa, dengan sedikit perbedaan pada dua decoding. Dalam komunikasi massa, komunikator bukan hanya mengodekan pesan ke dalam bahasa atau bentuk lain tapi juga secara teknologi untuk ditransmisikan melalui media massa. Dalam radio misalnya, kata dikodekan sebagai sinyal elektronik. Pada mesin penerima – yakni Universitas Sumatera Utara perangkat radio – sinyal itu diuraikan kembali menjadi kata – kata, yang kemudian dikodekan lagi oleh penerima manusia untuk diinternalisasikan. 2.1.4.2. Model Narasi Profesor dari Yale, Harold Laswell, seorang ahli teori komunikasi generasi awal, mengembangkan model sederhana dengan mengajukan empat pertanyaan : a. Siapa mengatakan apa? Reporter mengatakan berita, sering dengan mengutip seseorang yang memiliki pengetahuan tentang subjek berita. b. Lewat saluran mana? Bisa lewat koran, radio, televisi dan sebagainya. c. Kepada siapa? kepada pembaca, pendengar atau penonton. d. Apa efeknya? Pembaca memutuskan untuk memilih calon A atau calon B dari yang diberitakan atau mungkin hanya menambah informasi dalam pengetahuan audien. 2.1.4.3. Model Lingkaran Konsentris Pada 1974 Sarjana Ray Hiebert, Donald Ungurait dan Thomas Bohn mempresentasikan model baru yang penting – serial lingkaran konsentris dengan sumber encoding di pusatnya. Model lingkaran konsentris adalah salah satu model terlengkap untuk mengidentifikasi elemen – elemen dalam proses komunikasi massa, tetapi ia mengabaikan banyak kompleksitas. Ia hanya menerangkan satu pesan yang disebarkan, padahal dalam realitas ada ribuan pesan yang Universitas Sumatera Utara disebarkan pada saat bersamaan, tetapi audien tidak menerima semuanya, dan pesan itu diterima tidak sempurna. Tanggapan disampaikan kepada komunikator dengan cara berbeda, sering tidak lengkap. Ringkasnya, ada begitu banyak variabel yang mustahil dilacak secara komprehensif. 2.1.5. Hambatan dalam Komunikasi Massa 2.1.5.1. Gangguan Jika pembicara menyampaikan pesan dengan suara seperti menggerutu, maka efektivitas pesannya akan terganggu. Ketidakjelasan ucapan dan hambatan – hambatan lain dalam proses komunikasi sebelum pesan mencapai audien dinamakan gangguan noise. Dalam komunikasi massa, yang didasarkan pada peralatan mekanik dan elektronik yang kompleks, peluang terjadinya gangguan adalah tak terbatas karena ada banyak hal yang bisa berjalan secara keliru. Gangguan terjadi dalam tiga bentuk: a. Gangguan Semantik : komunikasi massa itu sendiri dapat mengganggu kesuksesan pesannya jika disusun dengan buruk. Susunan kata yang buruk salah satu contohnya, bicara seperti orang ngedumel juga termasuk dalam bentuk ini. b. Gangguan Saluran, ketika mendengar radio AM tapi suaranya terputus – putus, berarti itu dinamakan sedang mengalami gangguan saluran. Bentuk lainnya adalah tinta Universitas Sumatera Utara yang blobor di halaman majalah, dan mikrofon yang tidak berbunyi saat penyiar membacakan berita. c. Gangguan Lingkungan. Instrusi yang terjadi di tempat penerimaan disebut juga gangguan lingkungan, misalnya saat membaca tiba – tiba bel pintu rumah berbunyi, terdengar suara anak menjerit, yang menggangu proses decoding yang sedang berlangsung saat proses komunikasi massa terjadi. 2.1.5.2. Filter Orang – orang yang menerima pesan media massa mungkin secara tidak sadar melakukan intervensi yang menganggu kesuksesan proses komunikasi. Penyebabnya itu dikenal dengan filter. a. Filter Informasional. Jika seseorang tidak memahami bahasa atu symbol yang dipakai komunikator, proses komunikasi akan cacat. Orang tidak punya informasi untuk menguraikan pesan. Filter semacam ini dapat datang dari pihak komunikator yang kosakatanya tidak cocok dengan kosakata yang dimiliki audien, tetapi juga kebanyakan merupakan kekurangan di pihak audien. b. Filter Fisik. Ketika pikiran penerima sedang kelelahan, maka filter fisik akan menganggu proses komunikasi massa. Orang mabuk merupakan salah satu contohnya dan komunikator massa tidak punya banyak kontrol atas filter fisik ini. Universitas Sumatera Utara c. Filter Psikologis. Pandangan dan pengalaman yang berbeda bisa sangta mempengaruhi dalam menanggapi pesan massa. Misalnya, dua wanita bersahabat yang bersama – sama menonton film Fatal Attraction. Salah satu wanita itu sudah menikah dan istri yang setia; yang satunya selingkuh dengan pria beristeri. Karena punya gagasan dan pengalaman hidu yang berbeda dalam kesetiaan perkawinan yang merupakan tema dari film itu, maka kedua wanita itu melihat dan mendengar kata – kata yang sama, tetapi melihat dua film yang “berbeda” John Vivian,2008:473.

2.2 Televisi sebagai Media Massa

Dokumen yang terkait

Efektivitas Iklan Televisi Dan Minat Beli (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan Nutrisari Di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

1 84 139

Efektifitas Iklan Televisi Dan Minat Beli (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan Nutrisari di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 83 139

Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

4 59 123

Iklan di Radio dan Minat Beli (Studi Korelasional Iklan DEAL MEDAN di Radio Prambors terhadap Minat Beli Voucher Belanja DEALMEDAN pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

0 25 117

Pengaruh Iklan Televisi terhadap Minat Beli Konsumen.

5 18 24

Iklan di Radio dan Minat Beli (Studi Korelasional Iklan DEAL MEDAN di Radio Prambors terhadap Minat Beli Voucher Belanja DEALMEDAN pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

0 0 14

Iklan di Radio dan Minat Beli (Studi Korelasional Iklan DEAL MEDAN di Radio Prambors terhadap Minat Beli Voucher Belanja DEALMEDAN pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

0 0 1

Iklan di Radio dan Minat Beli (Studi Korelasional Iklan DEAL MEDAN di Radio Prambors terhadap Minat Beli Voucher Belanja DEALMEDAN pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

0 0 7

Efektivitas Iklan Televisi Dan Minat Beli (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan Nutrisari Di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 32

Efektivitas Iklan Televisi Dan Minat Beli (Studi Komperatif Mengenai Efektivitas Iklan Minute Maid Pulpy Orange Dan Iklan Nutrisari Di Televisi Terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

0 0 11