Berikut adalah pembagian penduduk Desa Pagedangan berdasarkan mata pencahariannya yang diklasifikasikan berdasarkan Kampung dan
jenis pekerjaannya.
Tabel 4.2 Pembagian penduduk Desa Pagedangan berdasarkan Mata Pencaharian
No. Kampung
RW Peg.
Peg. Wira-
TNI Pensiu
Nan Da-
gang Buruh
Jum Lah
Negeri Swasta swasta Polri 1.
Tegal 5
786 420
4 3
158 363
1739 2.
Pager Haur
25 835
314 4
5 132
442 1757
3. Cicayur 1
163 1069
417 11
9 339
532 2540
4. Bumi
Puspitek Asri
423 420
383 10
5 181
311 1733
Jumlah 616
3110 1534
29 22
810 1648
7769
Sumber: Monografi Desa Pagedangan
Berdasarkan mata pencahariannya, struktur penduduk Desa Pagedangan didominasi oleh pegawai swasta dengan jumlah 3.110 orang,
sedangkan yang paling sedikit adalah pensiunan yaitu sebanyak 22 orang. Jenis pekerjaan yang dilakukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
yang dimiliki. Dibawah ini adalah tabel pembagian penduduk Desa Pagedangan berdasarkan tingkat pendidikannya.
Tabel 4.3 Pembagian penduduk Desa Pagedangan berdasarkan tingkat pendidikan
No Kampung
RW SD
SMP SMA
D I D
II D
III S 1
S 2
S3 Jum-
lah 1.
Tegal 472
401 678
16 11
24 40
10 -
1652 2.
Pager Haur 478
477 589
25 8
32 32
8 -
1649 3.
Cicayur I 895
934 790
18 12
45 60
12 1
2766 4.
Bumi Puspiptek
Asri 688
458 1012
43 42
89 112
25 2
2469
Jumlah 2533
2270 3069
102 73
190 244
55 3
8539
Sumber: Monografi Desa Pagedangan
Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk Desa Pagedangan didominasi oleh lulusan SMA atau sederajat yaitu sebanyak 3.069 orang
dan yang paling sedikit adalah jenjang pendidikan S2 yaitu sebanyak 55 orang. Sedikitnya lulusan S3 atau Doktor yang hanya 3 orang dalam
struktur penduduk dapat diakibatkan oleh dua kemungkinan. Yang pertama adalah karena kurangnya pembaharuan struktur penduduk
berdasarkan tingkat pendidikannya. Yang kedua adalah karena tidak banyak penduduk Desa Pagedangan yang bisa mencapai pendidikan
tinggi sampai S3. Dua kemungkinan tersebut mempengaruhi jumlah penduduk dan lulusan pendidikannya. Tabel 4.5 ini menunjukkan bahwa
masih sedikit masyarakat yang mencapai pendidikan tinggi di Desa Pagedangan.
Seiring dengan pembangunan yang terjadi, keberagaman masyarakat mulai terjadi di Desa Pagedangan. Penduduk desa yang sebelumnya
adalah masyarakat tradisional dengan hampir seluruhnya beragama islam kini mulai berdampingan dengan masyarakat pendatang dari berbagai
daerah di Indonesia. Berdasarkan agama yang diyakini oleh masyarakat Desa Pagedangan, dibawah ini adalah tabel klasifikasi penduduk
berdasarkan agama,
Tabel 4.4 Pembagian penduduk Desa Pagedangan berdasarkan Agama
No Kampung
RW Islam
Protes Tan
Ka tholik
Budha Hindu
Konghucu Jumlah
1. Tegal
1247 68
22 11
54 10
1412 2.
Pager Haur 1840
20 16
10 1
11 1898
3. Cicayur 1
3395 21
15 14
5 15
3465 4.
Bumi Puspiptek
Asri 3592
123 39
16 6
17 3793
Jumlah 10074
232 92
51 66
53 10568
Sumber: Monografi Desa Pagedangan
Berdasarkan agama, struktur penduduk Desa Pagedangan didominasi oleh pemeluk agama islam yaitu sebanyak 10.101 orang, sedangkan yang
paling sedikit adalah pemeluk agama budha yaitu sebanyak 51 orang. Angka pemeluk agama budha tidak jauh dengan jumlah penduduk yang
memiliki kepercayaan konghucu, yaitu sebanyak 53 orang. Pembangunan yang terjadi di Desa Pagedangan juga berhubungan
erat dengan keluar masuknya penduduk. Perpindahan penduduk dari
suatu daerah ke daerah lain untuk menetap mempengaruhi struktur penduduk.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan staf Desa Pagedangan didapatkan bahwa perbandingan penduduk yang datang dan penduduk
yang keluar tidak begitu signifikan. Adanya penduduk datang dikarenakan di Desa Pagedangan mulai dibangun perumahan-perumahan,
sementara itu adanya penduduk keluar dikarenakan beberapa lahan yang digunakan untuk pembangunan perumahan juga menggusur beberapa
pemukiman penduduk asal.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah penelitian ini, yaitu mengenai faktor pendorong
perubahan penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan dalam kurun waktu 20 tahun sejak 1993 sampai tahun
2013. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan
oleh para peneliti lain, penelitian ini memiliki perbedaan dan juga pengembangan yang cukup banyak. Dibandingkan dengan tesis yang ditulis
oleh Rosnila tentang Perubahan Penggunaan Lahan dan Pengaruhnya terhadap Keberadaan Situ Studi Kasus Kota Depok kurun waktu 1991-
2001, penelitian yang dilakukan penulis memiliki kurun waktu yang lebih lama yaitu tahun 1993 sampai dengan tahun 2013. Berbeda dengan daerah
penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya diatas, penulis melakukan penelitian di daerah Kabupaten Tangerang. Cakupan wilayah studi kasus
penelitian yang lebih luas terdiri dari sifat fisik atau kondisi alam dan manusia atau kondisi sosial. Penulis juga memaparkan hasil analisis
observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai faktor pendorong perubahan penggunaan lahan yang mengacu pada teori McNeill yaitu kajian
aspek ekonomi, politik, demografi, dan budaya.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis maka hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut,
1. Faktor Pendorong Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan
Tahun 1993-2013
Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan terjadi secara bertahap. Hal ini didasari karena perkembangan zaman
seiring dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Peralihan masyarakat pertanian menjadi masyarakat
industri juga menjadi salah satu indikator pendukung tata wilayah dan penggunaan lahan untuk pembangunan segala fasilitas umum yang
masyarakat. Berpatokan pada teori McNeill yang menyatakan bahwa perubahan
penggunaan lahan didorong oleh empat faktor yaitu politik, ekonomi, demografi, dan budaya maka penulis melakukan penelitian mengenai
aplikasi teori ini di Desa Pagedangan. Berdasarkan observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah
dilakukan penulis maka hasil analisis data menunjukkan bahwa faktor- faktor pendorong perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa
Pagedangan dalam kurun waktu 1993 sampai dengan tahun 2013 dapat diuraikan sebagai berikut,
a. Aspek Politik
Di Desa Pagedangan aspek politik tidak begitu berperan banyak dalam perubahan penggunaan lahan, terutama dalam lingkup
pemerintahan tingkat Desa. Kepala Desa tidak mengatur daerah mana saja yang boleh dijadikan wilayah proyek pembangunan perusahaan
real estate. Dalam hal ini yang memiliki peran besar mengenai pembangunan di wilayah Desa Pagedangan adalah PT. Bumi Serpong
Damai BSD, yang bekerja sama juga dengan Summarecon, Sinar Mas, dan Parramount.
Keterangan perihal kebijakan ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala Desa Pagedangan, Ahmad Anwar,
Tidak ada kebijakan khusus yang diberlakukan. Alih fungsi lahan terjadi karena tersedianya lahan di tangan para pengembang.
Sedangkan pemilik lahan yaitu masyarakat sendiri memiliki hak penuh atas tanah-tanah mereka. Jika masyarakat sepakat dan
bersedia menjual tanah mereka ke PT. BSD tentu saja pengembang akan melakukan pendekatan pada masyarakat sekitar
untuk melakukan perluasan daerah pembangunannya. Tidak ada campur tangan pemerintah desa atau kecamatan dalam hal jual-
beli tanah, semua itu tergantung pada para pemilik tanah apakah akan mempertahankan atau menjual tanahnya.
36
Setiap developer memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan pendekatan secara persuasif kepada masyarakat Desa
Pagedangan. Alih fungsi lahan terjadi setelah lahan berpindah tangan dari penduduk asli ke tangan developer. Sementara itu tidak ada
kebijakan khusus yang mengatur apakah masyarakat boleh menjual tanah mereka atau tidak, karena jual beli tanah adalah hak pemilik
tanah. Berdasarkan keterangan yang didapatkan dari Staf yang bekerja di
PT. BSD
diketahui bahwa
PT. BSD
membagi daerah
pengembangannya menjadi 7 blok. Wilayah proyek pembangunan PT. BSD ini diungkapkan oleh Admin,
Wilayah proyek pembangunan PT. BSD di Kecamatan Pagedangan yaitu Desa Lengkong Kulon dan Desa Pagedangan.
Sementara itu untuk Kecamatan sebelahnya adalah Desa Sampora, Situgadung, dan Kadusirung. Proyek yang sedang
dibangun dintaranya Mall AEON, Convention Center, dan jalur tol BSD
– Balaraja.
37
Terdapat beberapa wilayah yang tidak masuk dalam proyek pembangunan PT. BSD. Wilayah tersebut disebut garis hitam oleh
para developer sehingga tanah-tanah di daerah tersebut tidak diperuntukkan bagi perluasan wilayah pembangunan PT. BSD.
Beberapa wilayah dipertahankan untuk dijadikan desa wisata di tengah modernisasi kota yang menjadi daya tarik bagi para pendatang
yang menempati perumahan-perumahan yang dibangun developer.
36
Ahmad Anwar, Kepala Desa Pagedangan, 28 Oktober 2014, Lampiran C.1, h.71.
37
Admin, Staf PT.BSD, 1 November 2014, Lampiran C.10, h.89.
Berikut keterangan yang disampaikan oleh Deden Sutisna Wijaya, salah satu staf yang sudah bekerja pada PT. BSD sejak tahun 1984
sebagai pengawas pembebasan lahan. Karena saya bekerja sebagai pengawas pembebasan lahan yang
bertugas melayani masyarakat yang akan menjual tanahnya. Banyak daerah yang dijadikan wilayah proyek pembangunan PT.
BSD. Perluasannya sampai daerah Rumpin, Bogor. Di Kecamatan Pagedangan sendiri ada beberapa tempat, diantaranya daerah blok
3 salah satunya, daerah ini merupakan pusat Kecamatan Pagedangan dan akan dikembangkan oleh pemerintah Desa
Pagedangan menjadi Desa Wisata. Selanjutnya ada lengkong kiyai yang akan dilestarikan sebagai daerah bersejarah, dan juga
beberapa daerah yang dikhususkan sebagai tempat relokasi bagi warga-warga yang tergusur rumahnya. Beberapa daerah tersebut
tidak akan diganggu-gugat oleh PT. BSD.
38
Sementara itu bentuk-bentuk kerja sama lainnya yang dilakukan Desa Pagedangan dengan PT. BSD, diungkapkan oleh Kepala Desa
Pagedangan, Ahmad Anwar, adalah sebagai berikut, Kerja sama yang dilakukan antara Desa Pagedangan dengan PT.
BSD cukup baik. Dalam beberapa kegiatan sosial PT. BSD biasanya ikut berpartisipasi. Misalnya ketika hari raya idul fitri,
mereka akan membagi-bagikan THR, atau pada saat idul adha juga ikut menyumbang beberapa hewan kurban. Desa Pagedangan
juga bisa mengirimkan proposal bantuan dukungan dana, biasanya mereka akan memberikan bantuan. Untuk di kantor desa
sendiri, ada beberapa barang-barang pemberian dari PT. BSD seperti komputer atau alat-alat pendukung kerja staf desa.
39
Kerja sama yang dilakukan pemerintah desa dengan para developer juga hanya sebatas kerja sama sosial berupa donasi atau
partisipasi perusahaan dalam kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan di Desa Pagedangan. Sejauh ini belum ada kegiatan khusus untuk
pembangunan yang dilakukan di Desa Pagedangan dengan para developer. Desa Pagedangan menduduki peringkat keempat sebagai
Desa Terbaik di tingkat nasional membuat pemerintah Desa juga bekerja keras untuk membangun desa dan mensejahterakan
38
Deden Sutisna Wijaya, Staf PT.BSD, 1 November 2014, Lampiran C.9, h.87.
39
Ahmad Anwar, Kepala Desa Pagedangan, 28 Oktober 2014, Lampiran C.1, h.72.