adalah alih fungsi dari hutan atau semak belukar yang diolah, sementara kebun sejak awalnya sudah diperuntukkan sebagai kebun dan masih
dipergunakan sebagai kebun. Setelah dilakukan penyelarasan dalam perspektif bentang lahan
yang dihitung selisihnya dalam penelitian ini, maka diperoleh presentase perubahan lahan yang terjadi pada ladang, semak belukar, lahan kosong,
sawah, dan pemukiman. Berikut adalah tabel perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan.
Tabel 4.6 Perubahan Penggunaan lahan Desa Pagedangan Jenis Lahan
Luas Ha 1993
2013 Selisih
Perubahan
Ladang 150,46
146,56 - 3,7
Berkurang 2,45 Semak Belukar
52 4
- 48 Berkurang 92,3
Lahan kosong 54
96,50 + 42,5
Bertambah 78,7 Sawah
144 22,40
- 121,8 Berkurang 84,4 Pemukiman
64 195
+ 131 Bertambah 204,6
Total 464,46
464,46
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2014
Pada tahun 1993 luas ladang adalah 150,46 Ha sedangkan pada tahun 2013 146,56 Ha. Ini berarti dalam 20 tahun ladang berkurang 3,7
Ha atau menurun sebanyak 2,45 . Berkurangnya luas ladang yang tidak begitu signifikan ini bukan berarti daerah peruntukan ladang adalah
wilayah yang sama. Pembukaan lahan baru seperti semak belukar atau persawahan juga mempengaruhi jumlah luas ladang di Desa Pagedangan.
Luas semak belukar pada tahun 1993 adalah 52 Ha, sedangkan pada tahun 2013 seluas 4 Ha. Luas semak belukar berkurang 92,3 atau setara
dengan 48 Ha. Hal ini adalah wajar mengingat keberadaan lahan saat ini sudah mulai dimaksimalkan penggunaannya. Karena tingkat kebutuhan
yang semakin tinggi, pembukaan lahan baru bisa dilakukan dengan mengolah semak menjadi ladang. Kebiasaan masyarakat desa yang masih
tradisional adalah memanfaatkan ladang untuk ditanami dan hasilnya bisa dijual, atau minimal bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan
sehari-hari.
Lahan kosong di Desa Pagedangan juga menunjukkan peningkatan. Pada tahun 1993 luas lahan kosong sebesar 54 Ha, sedangkan tahun 2013
adalah 96,50 Ha. Dengan selisih 42,5 Ha, luas lahan kosong bertambah 78,7 . Pengurugan sawah dan pembabadan semak belukar menambah
angka untuk jumlah luas lahan kosong. Alih fungsi kebun karet yang berada di sekitar Bumi Puspiptek Asri juga menyumbang cukup banyak
angka untuk pertambahan jumlah luas lahan kosong. Dalam waktu beberapa tahun ke depan, kemungkinan besar lahan-lahan kosong ini
sudah berubah menjadi perumahan, atau fasilitas umum yang menjadi kebutuhan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk ditengah
peralihan Desa ke Kota. Alih fungsi lahan persawahan memang terbilang sangat besar di
Desa Pagedangan. Pada tahun 1993 luas sawah adalah 144 Ha, sedangkan pada tahun 2013 luasnya adalah 22,40 Ha. Luas sawah berkurang
sebanyak 121,8 Ha atau setara dengan 84,4 dari sebelumnya. Penurunan luas ini dikarenakan lahan sawah di Desa Pagedangan
dikonversi sebagai peruntukkan lain. Puluhan hektar sawah yang berada di sepanjang jalan raya yang melewati kampung Cicayur 1 dijual oleh
para pemiliknya karena aktivitas pertanian yang mulai menurun di Desa Pagedangan. Sebagian sawah-sawah diurug dengan tanah. Karena
letaknya yang strategis berada di pinggiran jalan raya, maka mulai banyak orang yang mendirikan jajaran pertokoan di sepanjang jalan desa.
Perubahan lahan yang paling besar terjadi pada pemukiman. Data tahun 1993 menunjukkan bahwa luas pemukiman sebesar 64 Ha
sedangkan pada tahun 2013 luas pemukiman meningkat tinggi menjadi 195 Ha, dengan bertambahkan luas sebesar 131 Ha atau setara dengan
204,6 dari luas sebelumnya. Jumlah peningkatan yang cukup besar ini adalah angka yang wajar mengingat dalam kurun waktu 20 tahun Desa
Pagedangan berkembang pesat dari masyarakat pertanian menuju masyarakat industri. Pembangunan perumahan di wilayah Desa
Pagedangan secara langsung memberikan dampak yang meluas.
Pertambahan jumlah penduduk terjadi karena banyaknya masyarakat pendatang dari berbagai daerah untuk menjadi wilayah Desa Pagedangan
sebagai tempat tinggal. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada setiap bentang lahan
memang memiliki perbedaan dari penurunan dan peningkatan. Perubahan sejak tahun 1993 samppai dengan tahun 2013 dapat digambarkan dalam
laju perubahan penggunan lahan pada grafik dibawah ini,
Gambar 4.5 Grafik Laju Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Tahun 1993-2013
Bentang lahan di Desa Pagedangan dalam kurun waktu 20 tahun dimulai sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2013 menujukkan
perubahan yang signifikan. Hal ini terjadi karena faktor pendorong yang saling berkaitan satu sama lain.
Pada tahun 1993 luas ladang, kebun dan sawah mendominasi Desa Pagedangan dengan jumlah yang cukup besar, hal ini mengindikasikan
bahwa 20 tahun yang lalu Desa Pagedangan merupakan daerah pertanian dengan sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani.
Perkebunan karet dan kina juga pernah menjadi bagian dari bentang lahan di Desa Pagedangan, tepatnya di Bumi Puspiptek Asri dan sebagian
wilayah Desa Sampora, Kecamatan Serpong. Bumi Puspistek Asri adalah
50 100
150 200
250
1993 1998
2003 2008
2013
L ua
s H
a
Laju Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Tahun 1993 - 2013
Ladang Semak Belukar
Lahan Kosong Sawah
Pemukiman
perumahan yang dibangun pada tahun 1994 dengan meratakan perkebunan karet dan kina. Dimulai dari perumahan inilah para pendatang
dari berbagai daerah akhirnya memilih Desa Pagedangan sebagai tempat tinggal. Penduduk yang pindah berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur,
serta pulau Sumatera dan Sulawesi mulai berdatangan untuk mencari peruntungan di ibu kota. Desa Pagedangan yang berada di Kabupaten
Tangerang merupakan daerah lingkar terdekat dengan ibu kota Jakarta sebagai pusat perekonomian terbesar di Indonesia.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian yang dituliskan sebelumnya. Penulis
menarik dua kesimpulan dari hasil penelitian yaitu, 1.
Faktor-faktor pendorong perubahan penggunaan lahan di Desa Pagedangan dalam kurun waktu 20 tahun, dimulai sejak tahun 1993
sampai tahun 2013, dari aspek politik yaitu peraturan pemerintah desa terkait dengan jual beli tanah dan peraturan penggunaan tanah untuk
proyek-proyek pembangunan. Aspek ekonomi yang berkaitan erat dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dan meningkatnya
kebutuhan penduduk, serta perubahan masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri. Aspek demografi berhubungan dengan migrasi
penduduk, perubahan struktur penduduk serta peralihan dari desa ke kota. Aspek budaya yaitu perubahan kebiasaan atau prilaku, status sosial, pola
interaksi, serta nilai dan norma dalam masyarakat. 2.
Perubahan penggunaan lahan di Desa Pagedangan terhitung cukup signifikan. Luas ladang yang sebelumnya berjumlah 150,46 Ha kini
menjadi 146,56 Ha dengan selisih 3,7 Ha atau berkurang sebanyak 2,45 . Luas semak belukar yang sebelumnya berjumlah 52 Ha kini menjadi
4 Ha dengan selisih 48 Ha atau berkurang sebanyak 92,3 . Luas lahan kosong yang sebelumnya berjumlah 54 Ha kini menjadi 96,50 Ha dengan
selisih 42,5 Ha atau bertambah sebanyak 78,7 . Luas sawah yang sebelumnya berjumlah 144 Ha kini menjadi 22,40 Ha dengan selisih
121,8 Ha atau berkurang sebanyak 84,4 . Luas pemukiman yang sebelumnya berjumlah 64 Ha kini menjadi 195 Ha dengan selisih 131 Ha
atau bertambah sebanyak 204, 6 . Perubahan terbesar terjadi pada pemukiman yang peruntukannya meningkat lebih dari dua kali lipat dari
sebelumnya.
B. Saran
Pemanfaatan sumber daya lahan sebaiknya dilakukan secara benar dan terarah. Perubahan penggunaan lahan di Desa Pagedangan membawa dampak
positif dan negatif, masyarakat diharapkan bisa tetap mengikuti perkembangan zaman dengan tanpa meninggalkan nilai-nilai kehidupan
tradisional yang baik. Saran-saran yang dapat disampaikan penulis adalah sebagai berikut,
1. Untuk pemerintah Desa Pagedangan
Saran yang dapat disampaikan untuk Pemerintah Desa Pagedangan adalah dengan melakukan regulasi untuk penggunaan lahan. Peraturan
seperti ini bertujuan untuk penggunaan lahan yang arif dan bijaksana sehingga dapat meminimalisir dampak negatif dari perubahan yang
terjadi di Desa Pagedangan. 2.
Untuk masyarakat Desa Pagedangan Saran yang dapat disampaikan untuk masyarakat Desa Pagedangan
adalah untuk menyikapi perubahan penggunaan lahan yang terjadi secara cerdas dan bisa menerima semua kebiasaan baru dengan melakukan hal
yang positif dan meninggalkan hal yang negatif. 3.
Untuk peneliti selanjutnya Saran untuk peneliti selanjutnya adalah agar bisa melakukan
penelitian yang lebih mendalam mengenai perubahan penggunaan lahan. Dengan seperti itu, maka kajian tentang lahan akan semakin banyak
dilakukan dan diharapkan bisa memperbaiki pemanfaatan sumber daya lahan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Ismail, “Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Karakteristik Hidrologi Daerah Tangkapan Air Waduk Darma, Kabupaten Kuningan,
Provinsi Jawa Barat”, Tesis pada Program Magister Ilmu Geografi Universitas Indonesia: 2009. tidak dipublikasikan.
Ariyanto, Dwi Priyo. Sistem Informasi Sumber Daya Lahan: Pengantar Aplikasi Arc View 3.3. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012.
As- Syakur, A.R., “Sistem Informasi Geografi”, mbojo.wordpress.com, 11 Juli
2014. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
“Kondisi Geografis Provinsi Banten
”, www.bpkp.go.id, 27 Agustus 2014. Giyarsih, Sri Rum. Dampak Transformasi Wilayah Terhadap Kondisi Kultural
Penduduk Tinjauan Perspektif Geografis. Jurnal Geografi. 26, 2012. Herdiansyah, Haris. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.
2011. Kurniawan, Andri. The Influence of Spatial Urbanization to Regional Condition
in Periurban Areas of Yogyakarta. Jurnal Geografi. 22, 2008. Juhadi. Pola-pola Pemanfaatan Lahan dan Degradasi Lingkungan Pada Kawasan
Perbukitan. Jurnal Geografi. 4, 2007. Juliansyah, Noor. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
Cet.2, 2012. Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman dan
Penguasaan Metodologi Penelitian. Malang: UIN Malang Press, Cet. 1, 2008.
“Kebun”, kbbi.web.id, 2014. Masriah, dan Mujahid. Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan.
Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, Cet. 1, 2013. McGraw-Hill. Dictionary Of Environmental Science. United States of America:
The McGraw-Hill Companies, 2003. McNeill, J.R.. An Environmental History of the Twentieth-Century World:
Something New Under the Sun. New York: W.W. Norton Company, Inc., 2000.
Munir, Moh. Geologi Lingkungan. Malang: Bayumedia Publishing, Cet.2, 2006. Prayoga ed. Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI, 2007. “Profil Kabupaten Tangerang”, tangerangkab.go.id, 2014.
“Pengertian Ladang”, educ4study.com, 2014. Rosnila, “Perubahan Penggunaan Lahan dan Pengaruhnya terhadap Keberadaan
Situ Studi Kasus Kota Depok”, Tesis pada Pascasarjana Institut Pertanian Bogor: 2004. tidak dipublikasikan.
Rusli, Said. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES, Cet.8, 2012. Sastrawijaya, A. Tresna. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya,
Cet.2, 2000. “Sejarah dan Profil Singkat BSDE”, www.britama.com, 2014.
Siswanto. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Surabaya: UPN Press, 2006. Soerjani, Moh. dkk. eds.. Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan
dalam Pembangunan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, Cet.1, 2008. Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar
Kebijakan. Jakarta: Prenada Media Group, 2006. Suratmo, Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University, Cet.10, 2004. Utaya, Sugeng. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Biofisik
Tanah dan Kapasitas Infiltrasi di Kota Malang. Jurnal Geografi. 22, 2008. Worosuprodjo, Suratman. Analisis Spasial Ekologikal Sumberdaya Lahan di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Geografi. 21, 2007. Yudono, Adipandang. “Potensi Guna Lahan”, adipandang.wordpress.com, 11 Juli
2014. Zuldafrial. Penelitian Kuantitatif. Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2009.
Lampiran A.1
PEDOMAN OBSERVASI
Memulai segala kegiatan observasi dengan mengucapkan basmallah. Identifikasi dan pahami penelitian yang dilakukan yaitu: Perubahan Penggunaan
Lahan Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang Tahun 1993-2013.
Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat penelitian yang peka dan terintegrasi secara aktif serta dapat diandalkan. Pengamatan dilakukan
secara menyeluruh di empat kampung yaitu Kampung Tegal, Kampung Pager Haur, Kampung Cicayur 1, dan Bumi Puspiptek Asri. Hal yang akan diamati
diantaranya adalah: 1.
Kegiatan pembangunan yang sedang berlangsung di Desa Pagedangan. 2.
Konversi lahan yang terjadi di Desa Pagedangan. 3.
Kegiatan masyarakat Desa Pagedangan
Hasil pengamatan akan dituliskan dengan format sebagai berikut: Observasi ke
: Observee
: Lokasi
: Waktu
:
No Perilaku yang tampak
1.
Dst.
Lampiran A.2
PEDOMAN WAWANCARA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagisiangsoremalam. Saya Selly Sulistiawati, mahasiswa
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian skripsi tentang
“Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang Tahun 1993-2013