dinilai memiliki manfaat yang lebih besar. Misalnya lahan kosong yang diubah jadi perumahan sebagai tempat tinggal.
Pembangunan perumahan merupakan solusi untuk menyediakan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena
itu mulai dari perumahan yang sangat sederhana, sampai rumah mewah dibangun secara besar-besaran di seluruh Indonesia.
Pemerintah sudah lama melaksanakan pembangunan rumah melalui perumnas, dari rumah sederhana sampai rumah permanen. Di
samping itu swasta juga sangat berperan dalam penyediaan rumah bagi masyarakat baik yang berpenghasilan menengah maupun
masyarakat berpenghasilan besar.
21
4. Aspek Budaya
Menurut Odum
manusia sebagai
pengelola ekosistem
sumberdaya alam akan selalu berusaha untuk meningkatkan daya dukung lingkungan agar bisa secara maksimal memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tindakan manusia yang dilakukan terhadap ekosistem akan mempengaruhi keseimbangan dan mengurangi kualitas
ekosistem tersebut.
22
Aspek budaya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan. Seiring perubahan zaman, maka pola
pikir manusia pun semakin berkembang pesat. Aspek budaya tidak bisa dipisahkan dari aspek sosial sehingga sering disebut sebagai
aspek sosial-budaya. Perubahan penggunaan lahan dapat berdampak pada perubahan sosial-budaya yang terjadi dalam masyarakat.
Analisis dampak lingkungan Amdal juga mengkaji mengenai aspek sosial-budaya berkaitan dengan perubahan penggunaan lahan.
23
21
Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan, Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2013, cet. 1, h. 72.
22
Moh. Soerjani, dkk. eds., Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 2008. Cet.1, h. 49.
23
Gunarwan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2004, cet.10, h. 119.
Canadian Environmental Assessment Research Council tahun 1985 dalam prospektif penelitiannya menyebutkan bahwa dampak
sosial-budaya yang perlu diteliti dalam Amdal ialah: 1.
Perubahan kelembagaan masyarakat 2.
Tradisi masyarakat 3.
Nilai masyarakat 4.
Kualitas hidup
24
5. Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Klasifikasi lahan sebagai pembagian satuan-satuan lahan ke dalam berbagai kategori berdasarkan sifat-sifat lahan atau kesesuaiannya untuk
penggunaan tertentu. Klasifikasi lahan dilakukan untuk keperluan pengambilan keputusan. Dikelompokkan menjadi dua yaitu:
a. Kultural, meliputi aspek sosial, ekonomi, politik dan administratif.
b. Alami, meliputi sumberdaya dasar yang menentukan kemampuan
lahan itu sendiri untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
25
Ada beberapa cara dalam penentuan kesuaian lahan, yaitu dengan cara perkalian parameter, penjumlahan parameter, atau membandingkan
kualitas dan karakteristik lahan sebagai parameter dengan kriteria atau persyaratan tertentu. Menurut tingkatannya, kesesuaian lahan dapat
dibedakan menjadi: a.
Ordo. Lahan digolongkan menjadi sesuai S atau tidak sesuai N b.
Kelas. Lahan yang digolongkan sesuai S dibedakan menjadi sangat sesuai S1, cukup sesuai S2, dan marginal sesuai S3
c. Kelas sangat sesuai S1. Tidak ada faktor pembatas yang berarti
terhadap penggunaan berkelanjutan. Atau hanya ada faktor pembatas yang bersifat ringan dan tidak berpengaruh.
d. Kelas cukup sesuai S2. Ada faktor pembatas yang mempengaruhi
dan memerlukan tambahan atau perbaikan.
24
Ibid.
25
Siswanto, Evaluasi Sumber Daya Lahan, Surabaya: UPN Press, 2006. h: 30.