Aspek Budaya Faktor Pendorong Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan
Alih fungsi lahan di Desa Pagedangan dimulai saat memasuki tahun 2000, namun perubahan secara besar-besaran dimulai sejak tahun 2008
saat para pengembang memulai kegiatan mereka membangun proyek- proyek besar yang sudah dipersiapkan dalam master plan pembangunan.
Developer yang paling berpengaruh dalam alih fungsi lahan di Desa Pagedangan adalah PT. Bumi Serpong Damai atau yang sering disebut
sebagai PT. BSD. Proyek pengerjaan PT. BSD diantaranya adalah Kecamatan Serpong, Kecamatan Legok, Kecamatam Cisauk, dan
Kecamatan Pagedangan. Dan sampai sekarang perluasan daerah proyek pembangunannya semakin meluas.
48
Banyak faktor pendorong yang menyebabkan alih fungsi lahan terjadi di Desa Pagedangan. Dalam kurun waktu 20 tahun, penggunaan
lahan di Desa Pagedangan menunjukkan perubahan yang signifikan. Alih fungsi lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya menyebabkan
luas bentang lahan dan peruntukannya berubah. Berdasarkan data monografi yang didapat dari pemerintahan Desa
Pagedangan dituliskan bahwa peruntukan bentang lahan sebagai ladang seluas 146,56 Ha, lahan kosong 96,50 Ha, sawah 22,40 Ha, dan
pemukiman 195 Ha, jumlah keseluruhan adalah 460,46. Sementara itu, berdasarkan hasil digitasi dan perhitungan luas menggunakan Geoteknika
Indonesia dalam program Arc View 3.3, didapatkan tambahan luas sebanyak 4 Ha untuk bentang lahan semak belukar sehingga luas bentang
lahan menjadi 464,46, sesuai dengan luas keseluruhan Desa Pagedangan dalam data Badan Pusat Statistik dan data monografi Desa.
Digitasi yang dilakukan terhadap peta RBI untuk membuat peta penggunaan lahan tahun 2013 adalah berdasarkan data profil desa serta
monografi, observasi, dokumentasi dan wawancara. Penulis meneliti daerah mana saja dan seberapa banyak perubahan yang terjadi. Setelah
dilakukan update luas dengan Geoteknika Indonesia, penggunaan lahan Desa Pagedangan tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 4.4.
48
Sejarah dan Profil Singkat BSDE, 2014, www.britama.com.
Perubahan penggunaan lahan Desa Pagedangan terlihat dari perbedaan warna yang tampak pada peta tahun 1993 dan tahun 2013.
Perbandingan luas bentang lahan tahun 1993 dan tahun 2013 dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini,
Tabel 4.5 Penggunaan lahan Desa Pagedangan Jenis Lahan
Luas Ha 1993
2013
Ladang 80,20
146,56 Kebun
70,26 -
Semak Belukar 52
4 Lahan kosong
54 96,50
Sawah 144
22,40 Pemukiman
64 195
Total 464,46
464,46
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2014
Dari tabel tersebut, terdapat berbedaan bentang lahan dengan luasannya. Pada tahun 1993 luas ladang 80,20 Ha dan luas kebun 70,26
Ha. Sementara di tahun 2013 luas ladang bertambah menjadi 146,56 Ha sedangkan kebun sama sekali tidak ada. Dari hasil penelitian ini
ditemukan bahwa cara pandang masyarakat terhadap ladang dan kebun adalah sama. Padahal sebenarnya dalam peta RBI, bentang lahan ladang
dan kebun dipisahkan dengan legenda dalam peta yang juga berbeda. Warna kuning untuk ladang dan hijau untuk kebun. Jika dilihat dari
pengertiannya, ladang adalah sebutan untuk lahan pertanian yang diolah tanpa sistem pertanian dan dapat bersifat sementara atau berpindah-
pindah. Ladang merupakan alih fungsi lahan dari penggunaan sebelumnya. Contohnya adalah hutan yang ditebang atau semak belukar
yang dirubah menjadi ladang.
49
Sementara itu pengertian kebun dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sebidang tanah yang ditanami
pohon musiman, seperti buah-buahan dan sebagainya.
50
Perbedaan ladang dengan kebun berdasarkan awal mula penggunaannya. Ladang
49
Pengertian Ladang, 2014, educ4study.com.
50
Kebun, 2014, kbbi.web.id.
adalah alih fungsi dari hutan atau semak belukar yang diolah, sementara kebun sejak awalnya sudah diperuntukkan sebagai kebun dan masih
dipergunakan sebagai kebun. Setelah dilakukan penyelarasan dalam perspektif bentang lahan
yang dihitung selisihnya dalam penelitian ini, maka diperoleh presentase perubahan lahan yang terjadi pada ladang, semak belukar, lahan kosong,
sawah, dan pemukiman. Berikut adalah tabel perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan.
Tabel 4.6 Perubahan Penggunaan lahan Desa Pagedangan Jenis Lahan
Luas Ha 1993
2013 Selisih
Perubahan
Ladang 150,46
146,56 - 3,7
Berkurang 2,45 Semak Belukar
52 4
- 48 Berkurang 92,3
Lahan kosong 54
96,50 + 42,5
Bertambah 78,7 Sawah
144 22,40
- 121,8 Berkurang 84,4 Pemukiman
64 195
+ 131 Bertambah 204,6
Total 464,46
464,46
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2014
Pada tahun 1993 luas ladang adalah 150,46 Ha sedangkan pada tahun 2013 146,56 Ha. Ini berarti dalam 20 tahun ladang berkurang 3,7
Ha atau menurun sebanyak 2,45 . Berkurangnya luas ladang yang tidak begitu signifikan ini bukan berarti daerah peruntukan ladang adalah
wilayah yang sama. Pembukaan lahan baru seperti semak belukar atau persawahan juga mempengaruhi jumlah luas ladang di Desa Pagedangan.
Luas semak belukar pada tahun 1993 adalah 52 Ha, sedangkan pada tahun 2013 seluas 4 Ha. Luas semak belukar berkurang 92,3 atau setara
dengan 48 Ha. Hal ini adalah wajar mengingat keberadaan lahan saat ini sudah mulai dimaksimalkan penggunaannya. Karena tingkat kebutuhan
yang semakin tinggi, pembukaan lahan baru bisa dilakukan dengan mengolah semak menjadi ladang. Kebiasaan masyarakat desa yang masih
tradisional adalah memanfaatkan ladang untuk ditanami dan hasilnya bisa dijual, atau minimal bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan
sehari-hari.