Upaya Terwujudnya Lahirnya Undang-Undang Guru Dan Dosen
30
b Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketakwaan, dan akhlak mulia;
c Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas;
d
Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e
Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
f
Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;
g Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
h Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksankan tugas
keprofesionalan; dan
i Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-
hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Dengan prinsip ini, guru akan menjadi sebuah profesi yang memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi keilmuan serta mempunyai keikhlasan
dan keterpanggilan jiwa. Semangat keikhlasan dan keterpanggilan jiwa akan mendorong guru untuk memberikan contoh terbaik dalam setiap proses
pembelajaran uswah hasanah. Tanpa itu, proses pendidikan akan kering dan hanya akan menghasilkan transfer of knowledge tanpa transfer of value.
Pada dua aspek di atas inilah guru seharusnya memainkan fungsinya dalam rangka membina akhlak mulia, budi pekerti, dan kepribadian peserta
didik. Dalam konteks ini, di samping pembelajaran formal di kelas juga nilai-nilai kekeluargaan hendaknya tetap dilestarikan dalam berbagai
lingkungan pendidikan. Persoalan penting lainnya adalah asas belajar sepanjang hayat long life education juga harus menjadi landasan utama
dalam mewujudkan
pendidikan untuk
mengimbangi tantangan
perkembangan zaman.
38
38
Asrorun Ni’am Sholeh, op. cit., h. 104-106.
31
2 Meretas Dikotomi Antara Guru “Negeri” Dan Guru “Swasta”
UU Guru dan Dosen juga mengatur bahwa besar gaji guru dan dosen yang diangkat oleh penyelenggara satuan pendidikan atau satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat sedapat mungkin mengacu pada gaji pokok dan tunjangan profesi guru dan dosen yang diangkat Pemerintah atau
Pemerintah Daerah dengan kualifikasi, kompetensi, dan sertifikat profesi guru dan dosen yang sama.
Untuk memberikan perlindungan terhadap eksistensi satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat atas beban pemberian kesejahteraan
yang pantas dan memadai bagi pendidiknya, sementara ia tidak mampu memenuhi ketentuan tersebut. Maka UU ini mewajibkan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah untuk meningkatkan pengabdian dan profesionalisme mereka
dengan memberikan
tunjangan dankesejaheraan
lainnya. Sementara, tunjangan profesi dan dosen dialokasikan dalam APBN dan
APBD tanpa membedakan antara guru “negeri” dan “swasta”.
39
3 Menjamin Peningkatan Mutu
Seperti telah disinggung dalam pembahasan sebelumnya, keinginan untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional harus dimulai dengan
peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan secara umum. Di sisi lain, salah satu hal yang menyebabkan rendahnya mutu guru adalah karena
rendahnya tingkat kompetensi profesional guru. Maka melalui UU Guru dan Dosen, kegelisahan tersebut dijawab dengan penentuan kriteria dan
prasyarat untuk menjamin profesionalitas guru, melalui ketentuan kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikasi bagi guru dan dosen.
40
Untuk lebih detailnya, ketentuan mengenai jaminan profesionalitas guru dan dosen ini bisa dilihat dalam bagan berikut:
39
Ibid., h. 106-107.
40
Ibid., h. 116
32
GURU
4
Pasal 9 Pasal 10
Pasal 11
DOSEN
Pasal 46 Pasal 47
4 Meningkatkan Kesejahteraan
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak memperoleh pengahasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan
sosial. Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta pengasilan lain berupa tunjangan
profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan
KOMPETENSI KUALIFIKASI
AKADEMIK SERTIFIKAT
PENDIDIK PT Program
Sarjana Diploma IV
Pedagogik Kepribadian
Sosial Profesional
Pendidikan Profesi Setiap orang
mempunyai kesempatan yang
sama untuk diangkat menjadi
guru pada satuan pendidikan tertentu
Pengalaman menjadi Dosen min. 2 Tahun
Lulusan Program Magister.. Pascasarjana
Jabatan Akademik Min. Asisten Ahli
Lulus Sertifikasi.. Program Pengadaan
Tenaga Kependidikan di PT
Terakreditasi KUALIFIKASI
AKADEMIK Lulusan Program
Magister....Program DiplomaSarjana
SERTIFIKAT PENDIDIK
PT program pascasarjana yang
terakakreditasi sesuai bidang keahlian
33
yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi. Ikhtiar untuk membangun kesetaraan
penghasilan bagi guru, baik negeri maupun swasta, agaknya terbentur dengan realitas prosedur pengangkatan, yang berimplikasi terhadap
perbedaan penggajian. Atas dasar realitas tersebut maka Pasal 15 ayat 2 dan ayat 3
mengakomodasi perbedaan tersebut. Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
diberi gaji sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat diberi gaji berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.
41
5 Memperkuat Organisasi Profesi Organisasi
profesi ini
berfungsi untuk
memajukan profesi,
meningkatkan kompetensi, karir, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat. Meski organisasi
ini bersifat independen, Pemerintah danatau Pemerintah Daerah dapat memfasilitasi organisasi profesi guru dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengembangan profesi guru. Untuk itu, seluruh guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.
Pasal 42 UU Guru dan Dosen menjelaskan kewenangan organisasi profesi guru sebagai berikut:
Menetapkan dan menegakkan kode etik guru; Memberikan bantuan hukum kepada guru;
Memberikan perlindungan profesi guru; Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru; dan
Memajukan pendidikan nasional.
Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi profesi guru membentuk kode etik
41
Ibid.,h. 119-120.
34
yang penegakkannya dilakukan oleh Dewan kehormatan guru. Sedangkan Dewan kehormatan guru dibentuk untuk mengawasi pelaksaan kode etik guru
dan memberikan rekomendasi pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik oleh guru. Organisasi profesi wajib melaksanakan rekomendasi Dewan kehormatan
guru.
42
Muhammad Surya mengatakan bahwa: kelahiran UU tersebut memberikan secercah harapan bagi guru dengan pesan-pesan yang tersurat dan tersirat di
dalamnya berupa landasan kepastian hukum yang menjanjikan satu harapan perbaikan bagi guru di masa depan khususnya yang berkenaan dengan profesi,
kesejahteraan, jaminan sosial, hak dan kewajiban serta perlindungan. Dan undang-undang ini akan menjadi peluang sekaligus tantangan bagi guru dan
berbagai pihak terkait khususnya pemerintah, penyelenggara pendidikan, organisasi guru, orang tua dan masyarkat pada umumnya.
43
Dengan demikian, Lahirnya Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diharapkan dapat memberikan dorongan pada
peningkatan martabat guru sebagai sebuah profesi, martabat dari sisi pengakuan atas profesi baik secara formal maupun pengakuan dari masyarakat sebagai
pengguna jasa profesi. Martabat dari sisi keterdukungan perubahan sisi ekonomis karena ketercukupan materi yang meningkatkan kedudukan tidak
hanya pada social level tapi juga economic level yang memberikan jaminan rasa aman sehingga dapat bekerja dan berkarya.
Optimistik dengan kesungguhan dalam penataan ketenagaan merupakan bekal bahwa pemenuhan kualifikasi ketenagaan guru dapat dipenuhi dengan
peningkatan kualifikasi guru melalui berbagai program yang mengarah ke sana. Oleh karena itu, tidak usah kawatir dan menganggap bahwa guru memiliki asa
dan harapan dengan keluarnya Undang-Undang guru dan dosen tersebut. Karena memang diimbangi dengan berbagai program dan proyek yang mengarahkan
peningkatan kualifikasi guru.
44
42
Ibid., h. 122-123.
43
Muhammad Surya, Percikan Perjuangan Guru Menuju Profesional, Sejahtera Dan Terlindung, Bandung: Pustaka Bani Quraiys, 2006, h. 172.
44
http:infopendidikankita.blogspot.com200911profesionalisme-guru-pasca-undang.html
35