15
dengan profesinya. Penyandangan dan penampilan “profesional” ini telah mendapat pengakuan, baik secara formal maupun informal. Pengakuan secara
formal diberikan oleh suatu badan atau lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu, yaitu pemerintah dan atau organisasi profesi. Sedang secara informal
pengakuan itu diberikan oleh masyarakat luas dan para pengguna jasa suatu profesi. Sebagai misalnya, sebutan
“Guru Profesional” adalah guru yang telah
mendapat pengakuan secara formal berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik dalam kaitan dengan jabatan ataupun latar belakang pendidikan formalnya.
Pengakuan ini dinyatakan dalam bentuk surat keputusan, ijazah, akta, sertifikat, baik yang menyangkut kualifikasi maupun kompetensi.
12
Sementara itu, yang dimaksud Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu
profesi untuk
senantiasa mewujudkan
dan meningkatkan
kualitas profesionalnya. Seorang guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan
tgercermin dalam sikap mental serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas profesional melalui berbagai cara dan strategi. Ia akan
selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman sehingga keberadaannya senantiasa memberikan makna profesional.
13
Dengan Profesionalisme Guru, maka Guru masa depan tidak tampil lagi sebagai pengajar Teacher, seperti fungsinya yang menonjol selama ini, tetapi
beralih sebagai pelatih Coach, pembimbing Counselor, dan manager belajar
Learning Manager. Sebagai pelatih, seorang guru akan berperan seperti
pelatih olahraga. Ia mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk bekerja keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya,
dan membantu siswa menghargai nilai belajar dan pengetahuan. Sebagai
pembimbing , guru akan berperan sebagai sahabat siswa, menjadi teladan dalam
pribadi yang mengundang rasa hormat dan keakraban dari siswa. Sebagai
manajer belajar , guru akan membimbing siswanya belajar, mengambil
prakarsa, dan mengeluarkan ide-ide baik yang dimilikinya.
12
Mohamad Surya dkk, Landasan Pemdidikan: Menjadi Guru Yang Baik, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, h. 76.
13
Ibid., h. 77.
16
Dengan ketiga peran guru ini, maka diharapkan para siswa mampu mengembangkan potensi diri masing-masing, mengembangkan kreatifitas, dan
mendorong adanya penemuan keilmuan dan teknologi yang inovatif sehingga para siswa mampu bersaing dalam masyarakat global.
14
2 Profesionalisasi Guru
Profesionalisasi adalah suatu usaha untuk mencapai tingkat profesional. Menurut Sahertian sebagaimana dikutip oleh
Trianto dan Titik Triwulan Tutik,
Usaha profesionalisasi ini bisa timbul dari dua segi: Pertama, dari segi eksternal yaitu pimpinan yang mendorong guru untuk mengikuti kegiatan akademik atau
penataran, atau adanya lembaga-lembaga pendidikan yang memberi kesempatan bagi guru untuk belajar lagi. Kedua, dari segi internal yaitu guru dapat berusaha
belajar sendiri untuk bertumbuh dalam jabatan.
15
Berkaitan dengan proses profesionalisasi tersebut, UU Guru dan Dosen Pasal 8 menentukan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Dalam hal ini profesionalisasi guru adalah suatu usaha untuk mencapai tingkat profesionalnya yaitu melalui proses pendidikan yang sudah terprogram
serta diakui secara akademik. Sedangkan guru yang sudah layak dikatakan profesional, guru tersebut harus sudah mempunyai standar kualifikasi
pendidikan, empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, dan guru tersebut lulus dari sertifikasi.
Selanjutnya, penulis akan menjelaskan proses profesionalisasi guru sebagai berikut:
a. Standar Kualifikasi Pendidikan
Kualifikasi sebagaimana tertuang dalam pasal 1 Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah kualifikasi akademik, yaitu ijazah
14
Kunandar,op. Cit., h. 50-51.
15
Trianto dan Titik Triwulan Tutik, Tinjauan Yuridis Hak Serta Kewajiban Pendidik Menurut UU Guru dan Dosen, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006,Cet.I
,
h. 46-47.
17
jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal ditempat penugasan.
Yang dimaksud kualifikasi akademik guru yaitu guru wajib memiliki kualifikasi akademik program sarjana S-1 atau Diploma empat D-IV yang
diperoleh melalui pendidikan tinggi. Sedangkan bagi dosen, diwajibkan memiliki kualifikasi akademik program pasca sarjana yang diperoleh melalui
pendidikan tinggi yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian. Dosen diwajibkan memiliki kualifikasi akademik minimum; a lulusan program
magister S-2 untuk program mengajar program diploma atau program sarjana, dan b lulusan program doktor untuk mengajar pada program pascasarjana.
16
Selanjutnya dalam bukunya Martinis Yamin yang berjudul “Sertifikasi
Profesi Keguruan di Indonesia”, yaitu dipertegaskan kualifikasi guru untuk masing-masing jenjang, sebagai berikut:
1. Pendidik Pada Anak Usia Dini memiliki:
a Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat D-4 atau
sarjana S-1. b
Latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi, dan
c Sertifikat profesi guru untuk PAUD.
2. Pendidik Pada SDMI, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
a Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat D-4 atau
sarjana S-1. b
Latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SDMI, kependidikan lain, atau psikologi, dan
c Sertifikat profesi guru untuk SDMI.
3. Pendidik Pada SMPMTS atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
a Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat D-4 atau
sarjana S-1.
16
Baedhowi, Tantangan Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pendidik Pada Era Undang- undang Guru dan Dosen, Pendidikan dan Kebudayaan, 2006, h. 122-123.
18
b Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan c
Sertifikat profesi guru untuk SMPMTS. 4.
Pendidik Pada SMAMA, atau bentuk lain sederajat meiliki: a
Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat D-4 atau sarjana S-1.
b Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan c
Sertifikat profesi guru untuk SMAMA. 5. Pendidik Pada SDLBSMPLBSMALB, atau bentuk lain sederajat memiliki:
a Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat D-4 atau sarjana S-1.
b Latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan
c Sertifikat profesi guru untuk SDLBSMPLBSMALB. 6. Pendidikan Pada SMKMAK, atau bentuk lain yang sederajat memiliki:
a Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat D-4 atau sarjana S-1.
b Latar belakang pendidikan tinggi dengan program yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan
c Sertifikat profesi guru untuk SMKMAK.
17
Dengan demikian, dalam UU Guru dan Dosen, kualifikasi minimum pendidik guru ditingkatkan. Kualifikasi pendidikan guru di jenjang pendidikan
Usia Dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah minimal D-4 atau S-1. Artinya, kelayakan profesi seorang guru baru dapat diakui apabila ia telah
berlatar belakang pendidikan yang setingkat dengan D-4 atau S-1.
17
Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006, Cet. II, h. 97-98.
19
b. Kompetensi Guru
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan kekuasaan untuk menentukan memutuskan sesuatu.
18
Dari definisi di atas, dapat dirumusan bahwa kompetensi dapat dikatakan sebagai kecakapan atau kemampuan seseorang dalam melakukan suatu hal
secara benar dan bertanggung jawab. Adapun yang dimaksud dengan kompetensi guru adalah “ kemampuan
seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak”.
19
Dengan kata lain, kompetensi guru juga dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi
keguruannya. Di dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional” Uzer Usman
mengungkapkan bahwa kompetensi guru merupakan “kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya”.
20
Artinya bahwa guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya dapat disebut guru yang
kompeten dan profesional. Maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan
dasar yang seharusnya demikian setiap guru dalam melaksanakan tugas- tugasnya dan kewajiban secara baik dan bertanggung jawab sehingga kegiatan
belajar mengajar dapat terlaksana dengan efektif dan efesien. Guru dikatakan berkompeten menurut UU Guru dan Dosen, apabila ia
telah menguasai empat kompetensi dasar; yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Adapun
penjelasannya sebagai berikut: 1.
Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dan dosen dalam
mengelola proses pembelajaran peserta didik. Seorang guru dan dosen dikatakan
18
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, edisi kedua, h. 516.
19
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung:Rosdakarya, 1997, h. 230.
20
Moh. Uzer Usmani, Menjadi Guru Profesional, Bandung:Rosdakarya 2000, h. 14.