59
bidang studi
Agama dapat
menguasai langkah-langkah
untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.
c. Kompetensi Kepribadian
Tabel 6 Kompetensi Kepribadian
No Aspek penilaian
F
1 Kepribadian yang mantap dan stabil
a. Tidak baik
b. Kurang baik
c. Cukup
d. Baik
e. Sangat baik
- -
3 1
- -
- 75
25 -
Jumlah 4
100 2
Kepribadian yang dewasa a.
Tidak baik b.
Kurang baik c.
Cukup d.
Baik e.
Sangat baik -
- -
4 -
- -
-
100 -
Jumlah 4
100 3
Kepribadian yang arif a.
Tidak baik b.
Kurang baik c.
Cukup d.
Baik e.
Sangat baik -
- 3
1 -
- -
75 25
- Jumlah
4 100
4 Kepribadian yang berwibawa
a. Tidak baik
b. Kurang baik
c. Cukup
d. Baik
e. Sangat baik
- -
-
4 -
- -
-
100 -
Jumlah 4
100 5
Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan a.
Tidak baik b.
Kurang baik c.
Cukup d.
Baik e.
Sangat baik -
- -
4 -
- -
-
100 -
Jumlah 4
100
60
Tabel diatas menjelaskan bahwa kompetensi kepribadian keempat guru bidang studi Agama di MTs Islamiyah Ciputat telah berjalan dengan
baik. Meskipun ada sedikit perbedaan yaitu dalam kepribadian yang mantap
dan stabil serta kepribadian yang arif. Dalam kepribadian yang mantap dan stabil, ada guru Agama lebih baik karena guru tersebut memiliki konsistensi
sebagai guru. Sedangkan dalam kepribadian yang arif, guru Agama yang lain lebih baik karena guru tersebut dapat menunjukan keterbukaan dalam berfikir
dan bertindak. Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis maka terlihat
kompetensi kepribadian guru bidang studi Agama telah memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, memiliki kepribadian yang dewasa, memiliki
kepribadian yang arif, memiliki akhlak yang mulia dan menjadi teladan. d.
Kompetensi Sosial
Tabel 7 Kompetensi Sosial
No Aspek penilaian
F
1 Kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik a.
Tidak baik b.
Kurang baik c.
Cukup d.
Baik e.
Sangat baik -
- 2
2 -
- -
50 -
50 Jumlah
4 100
2 Kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan sesama pendidik a.
Tidak baik b.
Kurang baik c.
Cukup d.
Baik e.
Sangat baik -
- 3
1 -
- -
75 25
- Jumlah
4 100
3 Kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan sesama pendidik a.
Tidak baik b.
Kurang baik -
- -
- -
-
61
c. Cukup
d. Baik
e. Sangat baik
4 -
100 -
Jumlah 4
100 Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis maka terlihat
kompetensi sosial guru bidang studi Agama sudah dapat dikatakan baik karena guru dapat berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, sesama
pendidik, serta wali peserta didik. Hasil temuan observasi profesionalisme guru untuk guru bidang studi
Agama di MTs Islamiyah Ciputat menunjukkan bahwa secara umum yang mencakup standar empat kompetensi sudah berjalan dengan baik, meskipun
ada sedikit perbedaan yang dapat dilihat pada tabel di atas. Selanjutnya diperkuat lagi data dari hasil wawancara mengenai
profesionalisme guru. Untuk hasil wawancara, penulis telah melakukan wawancara dengan guru bidang studi Agama yang terdiri dari guru Fiqh,
Akidah Akhlak, SKI, Qurdis dan kepala Sekolah MTs Islamiyah Ciputat. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui argumentasi dari beberapa guru, hasilnya
dapat dilihat di bawah ini: Berdasarkan pemberlakuan undang-undang guru dan dosen mengenai
guru yang profesional harus memiliki kualifikasi akademik, empat kompetensi, dan sertifikasi. Bahwa sangat penting seorang guru layak
dikatakan profesional ketika memiliki persyaratan tersebut. Dalam hal kualifikasi akademik, guru harus memiliki ijazah jenjang
pendidikan akademik sesuai dengan jenis, jenjang dan satuan pendidikan formal. Artinya, kelayakan profesi guru dapat diakui apabila ia telah dilatar
belakang pendidikan yang setingkat dengan D-4 atau S-1. Sedangkan guru dikatakan berkompeten, apabila ia telah menguasai empat kompetennsi dasar;
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Terkait dengan sertifikasi adalah sebuah pengakuan
62
kedudukan guru sebagai tenaga profesional, hal ini dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
2
2. Tantangan Peningkatan Profesionalisme Guru Pasca Undang-Undang
Guru dan Dosen.
Atas pemberlakuan Undang-Undang Guru dan Dosen pada hakikatnya adalah untuk meningkatkan kualitas guru. Di samping itu juga untuk
mempertegas kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, kualifikasi, sertifikasi dan lain-lain.
Dengan demikian, ini adalah sebuah tantangan bagi guru yang harus dihadapi dan tuntutan yang harus dipenuhi karena untuk meningkatkan
profesionalisme guru. Oleh karena itu, penulis telah melakukan penelitian di MTs Islamiyah
Ciputat untuk mengetahui dan mengungkapkan bagaimanakah kesiapan guru dalam meningkatkan profesionalisme guru pasca undang-undang tersebut.
Berdasarkan penelitian, maka selanjutnya penulis melakukan analisis data melalui hasil dari observasi, dokumentasi, dan wawancara. Untuk
memudahkan menganalisis, penulis menggunakan analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunities, Threats. Adapun hasilnya sebagai berikut:
a. Strength kekuatan
Kekuatan yang dimiliki oleh guru bidang studi Agama MTs Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut:
- Dari dokumentasi yang ada bahwa guru bidang studi Agama sebanyak
empat 4 orang, sudah memenuhi kualifikasi akademik yaitu S1. Dan mereka mengajar telah sesuai dengan latar belakang pendidikan.
- Sebagian besar guru bidang studi Agama mampu melaksanakan dan
lulus dari program sertifikasi.
2
Sebagaimana penulis telah melaksanakan wawancara dengan Ibu Yunelis, R.S.Pd.I, sebagai kepala Sekolah
, 10 November 2012 dan Ibu Dra.Tatu Uyainah, sebagai guru Qur’an Hadis, 15 April 2013, dan Ibu Ummi Arfiah, S.Ag, sebagai guru Akidah Akhlak, 15 April 2013
dan Bpk Drs. Aris Herdiana, sebagai guru Fiqh, 16 April 2013 dan Ibu Masnah, sebagai guru SKI, 17 April.
63
- Dari hasil observasi dan diperkuat lagi dari hasil wawancara bahwa
sebagian besar guru sudah memenuhi standar empat kompetensi. Yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial.
b. Weakness kelemahan
Kelemahan yang dimiliki oleh guru MTs Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut:
- Masih ada guru bidang studi Agama yang belum sertifikasi, namun hal
itu tidak mempengaruhi profesionalisme sebagai guru. -
Dari hasil observasi dan diperkuat lagi dari hasil wawancara bahwa masih ada beberapa guru yang tidak menggunakan media dalam proses
pembelajaran sebagaimana yang sudah tersedia.
c. Opportunities peluang
Peluang yang dimiliki oleh guru MTs Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut:
- Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa kinerja guru masih
bisa ditingkatkan melalui pembinaan, mengikuti kegiatan-kegiatan kependidikan seperti pelatihan, seminar, workshop dan lain-lain.
- Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa masih ada
kesempatan bagi guru yang belum sertifikasi untuk mendapatkan sertifikasi tersebut karena bisa dilihat dari segi waktu lamanya mereka
mengajar. -
Dari hasil wawancara dan dokumentasi, bagi guru yang sudah disertifikasi yang belum mencukupi mengajar dalam waktu 24 JP bisa
ditambah dengan mengajar di tempat lain.
64
d. Threats ancaman
Ancaman yang dimiliki oleh guru MTs Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut:
- Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru bidang
studi Agama bahwa bagi guru yang sudah disertifikasi belum bisa mengajar dalam waktu 24 jam perminggunya karena masih sedikitnya
jumlah rombel. -
Dan kesejahteraan yang kurang memadai bisa menurunkan etos kerja.
Setelah melihat dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru sudah layak dikatakan
profesionalisme. Hal ini sesuai dengan sebagaimana yang ada dalam pemberlakuan Undang-Undang Guru dan Dosen. Meskipun masih ada
beberapa kelemahan namun akan ditingkatkan lagi melalui peluang tersebut.
65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Tantangan dalam peningkatan profesionalisme guru pasca undang- undang guru dan dosen telah mencakup tiga indikator yaitu kualifikasi
akademik, empat kompetensi, dan sertifikasi. Untuk mengetahui kesiapan guru dalam menghadapi pemberlakuan
undang-undang tersebut bahwa guru bidang studi Agama yang ada di MTs Islamiyah Ciputat sudah siap. Hal ini ditunjukan dengan guru bidang studi
Agama sudah memenuhi kualifikasi akademik sesuai dengan bidangnya. Kemudian empat kompetensi, hampir sebagian besar guru bidang studi
Agama sudah memadai. Terkait dengan dengan sertifikasi, hampir sebagian besar guru bidang studi Agama sudah disertifikasi.
Tantangan yang dihadapi oleh guru bidang studi Agama yaitu tentang peraturan sertifikasi yang memberlakukan bahwa guru harus mengajar 24 jam
pelajaran. Sedangkan guru bidang studi Agama yang ada di MTs Islamiyah Ciputat tidak mencukupi mengajar dalam 24 jam pelajaran karena sedikitnya
jumlah rombongan belajar rombel. Dengan demikian, upaya guru bidang studi Agama dalam menghadapi
tantangan tersebut lebih meningkatkan profesionalisme guru melalui berbagai program yaitu:
66
a. Membuat rencana proses pembelajaran sesuai materi yang akan
dicapai. b.
Meningkatkan kualitas proses pembelajaran seperti halnya memvariasikan metode, strategi dan teknik pembelajaran.
c. Guru mengikuti program pendidikan seperti seminar, pelatihan,
workshop, kursus keahlian dan lain-lain. d.
Memberikan kesempatan bagi guru yang kurang mengajar dalam 24 JP Jam Pelajaran untuk menambah jam pelajaran tersebut di sekolah
lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran atau masukan yang penulis pandang sebagai saran positif yang akan dituangkan dalam penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.
Sudah menjadi suatu keharusan bagi guru yang mengemban tugas sebagai pengajar untuk memiliki pengusaaan yang cukup atas ilmu yang akan
diajarkan dan
strategi penyampaiannya.
Ia juga
harus dapat
mengoperasikan sarana dan prasarana pendukung dalam penyampaian ilmu.
2. Khususnya bagi guru yang sudah disertifikasi, diharapkan untuk
melakukan perubahan-perubahan
baru dalam
meningkatkan profesionalisme baik dari segi kualitas pembelajaran maupun dari segi
kualitas profesi sebagai guru. 3.
Kepala sekolah sebagai pemegang otoritas lembaga pendidikan sudah seharusnya senantiasa mengikutsertakan bapakibu guru dalam kegiatan
seminar atau penataran pendidikan sebagai upaya peningkatan kualitas dan profesionalisme guru.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar, Yunus dkk., 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: LAPIS PGMI. Edisi pertama, Paket 2 Tugas Dan Fungsi Guru Profesional.
Ali, Hery Noer., 1999. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos. Cet. I .
Baedhowi, 2006. Tantangan Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pendidik Pada
Era Undang-undang Guru dan Dosen, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: DEPDIKNAS, edisi khusus, Desember.
Bungin, Burhan., 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif Pemahaman Filososfis Dan Metodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Daradjat, Zakiah., 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Cet ke-10.
Departemen Agama. 2005. Wawasan Tugas Guru Dan Tenaga Kependidikan.
Jakarta. Hadi, Sutrisno., 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
http:infopendidikankita.blogspot.com200911profesionalisme-guru-pasca-
undang.html Kunandar, 2007. Guru Profesional Implementasi KTSP Dan Sukses Dalam
Sertifikasi Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Mulyasa, E., 2007. Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Sardirman, A. M., 2006. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Cet. XIII. Sadirman A. M. 2006. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Cet. XIII.
Sholeh, Asrorun Ni’am., 2006. Membangun Profesionalitas Guru; Analisis
Kronologis atas Lahirnya UU Guru dan Dosen. Jakarta: ElSAS. Cet. I. Sukmadinata, Nana Syaodih., 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdkarya. Suyatno, 2008. Panduan Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Indeks.