Kategori proses pengambilan keputusan membeli Kategori pengetahuan tentang produk

lxx Jika dilihat perbandingan antara rata-rata empirik dengan rata-rata hipotetik, maka diperoleh rata-rata empirik lebih besar daripada rata-rata hipotetik dengan selisih 8,2. Hasil ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang produk yang dimiliki subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata pengetahuan tentang produk yang dimiliki populasi umumnya. Hal ini berarti bahwa subjek penelitian pengetahuan tentang produk subjek penelitian lebih tinggi dari pada populasi yang telah ditetapkan pada penelitian ini.

c. Kategori proses pengambilan keputusan membeli

Norma kategorisasi proses pengambilan keputusan membeli di department store yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 15. Norma kategorisasi disonansi pasca pembelian Rentang nilai Kategori X µ-1.0 SD Rendah µ-1.0SD ≤ X ≤ µ+1.0 SD Sedang X ≥ µ+1.0 SD Tinggi Besar nilai rata-rata hipotetik disonansi pasca pembelian adalah 95 dengan standar deviasi 25,333 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 16. Kategorisasi data disonansi pasca pembelian Rentang nilai Kategori Jumlah N Persentase Universitas Sumatera Utara lxxi X 69,7 Rendah - 69,7 ≤ X 120,3 Sedang 47 97 X ≥ 120,3 Tinggi 53 53 Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang memiliki disonansi pasca pembelian tinggi sebesar 53 sedangkan 47 subjek penelitian memiliki disonansi pasca pembelian sedang dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki disonansi pasca pembelian rendah. Hal ini berarti sebagian besar subjek penelitian memiliki disonansi pasca pembelian tinggi. Disonansi subjek penelitian merupakan hal yang ingin dilihat dalam penelitian ini, karena subjek pada penelitian ini terdiri dari orang yang mengalami disonansi. Dari hasil yang demikian dapat kita melihat bahwa subjek penelitian ini adalah orang yang tepat. Subjek yang mengalami disonansi artinya subjek yang mengalami kecemasan atau ketidaknyamanan terhadap produk yang dibelinya. Hal itu ditandai dengan sikap subjek mempertanyakan atau merasa tidak puas dengan produk yang dibelinya. Sebagian subjek yang berada pada kategorisasi sedang bukan berarti tidak mengalami disonansi atau memiliki disonansi yang rendah, tetapi hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan antara rentang waktu pembelian dengan saat pengukuran disonansi dilakukan. Tidak adanya subjek yang berada pada kategorisasi rendah semakin memperkuat bahwa subjek penelitian ini mengalami disonansi.

d. Kategori pengetahuan tentang produk

Universitas Sumatera Utara lxxii Norma kategorisasi pengetahuan tentang produk yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 17. Norma pengetahuan tentang produk Rentang nilai Kategori X µ-1.0 SD Negatif µ-1.0SD ≤ X ≤ µ+1.0 SD Netral X ≥ µ+1.0 SD Positif Besar nilai rata-rata hipotetik pengetahuan tentang produk adalah 95 dengan standar deviasi 25.3 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 18. Kategorisasi data pengetahuan tentang produk Rentang nilai Kategori Jumlah N Persentase X 69,7 Rendah

45 45

69,7 ≤ X 120.7 Sedang 47 47 X ≥ 120,7 Tinggi 8 8 Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui bahwa subjek penelitian yang memiliki pengetahuan tentang produk yang tinggi sebesar 8 sedangkan 47 subjek penelitian memiliki pengetahuan tentang produk sedang dan subjek penelitian yang memiliki pengetahuan tentang produk rendah sebanyak 45. Hal ini berarti sebagian besar subjek penelitian memiliki pengetahuan tentang produk pada tingkat sedang. Universitas Sumatera Utara lxxiii Pengetahuan konsumen tentang produk yang hendak dibeli merupakan salah satu variabel yang hendak diukur pada penelitian ini. Dari hasil penelitian yang didapatkan dari skala pengetahuan tentang produk, dikategorisasikan menjadi tiga kategori, dan subjek terbanyak pada kategori sedang. Hal ini berarti pengetahuan konsumen tentang produk yang dibelinya tidak begitu bagus. Konsumen mungkin mengetahui tentang produk tersebut dari iklan yang disiarkan ditelevisi atau media lainnya. Hanya berbeda dua angka, kategori terbanyak kedua, berada pada kategori rendah, yaitu 45 orang. Hasil yang demikian semakin menguatkan bahwa pengetahuan subjek pada penelitiannya cukup memprihatinkan atau kurang. Subjek yang berada pada kategori pengetahuan tinggi hanya delapan orang, artinya subjek dengan jumlah minoritas ini mempunyai pengetahuan yang bagus tentang produk yang hendak dibelinya. Subjek yang demikian ini merupakan subjek yang melewati tahap pencarian informasi sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli produk.

C. PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara disonansi pasca pembelian dengan pengetahuan tentang produk. Hal ini sesuai dengan teori disonansi yang dikemukakan oleh Wells dan Prensky 1996 yang menyatakan bahwa individu akan mengalami ketidaknymanan perasaan yang dikenal sebagai disonansi kognitif, ketika pengetahuan, perilaku yang dilakukan tidak sejalan satu sama lain. Universitas Sumatera Utara