PEMBAHASAN ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

lxxiii Pengetahuan konsumen tentang produk yang hendak dibeli merupakan salah satu variabel yang hendak diukur pada penelitian ini. Dari hasil penelitian yang didapatkan dari skala pengetahuan tentang produk, dikategorisasikan menjadi tiga kategori, dan subjek terbanyak pada kategori sedang. Hal ini berarti pengetahuan konsumen tentang produk yang dibelinya tidak begitu bagus. Konsumen mungkin mengetahui tentang produk tersebut dari iklan yang disiarkan ditelevisi atau media lainnya. Hanya berbeda dua angka, kategori terbanyak kedua, berada pada kategori rendah, yaitu 45 orang. Hasil yang demikian semakin menguatkan bahwa pengetahuan subjek pada penelitiannya cukup memprihatinkan atau kurang. Subjek yang berada pada kategori pengetahuan tinggi hanya delapan orang, artinya subjek dengan jumlah minoritas ini mempunyai pengetahuan yang bagus tentang produk yang hendak dibelinya. Subjek yang demikian ini merupakan subjek yang melewati tahap pencarian informasi sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli produk.

C. PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara disonansi pasca pembelian dengan pengetahuan tentang produk. Hal ini sesuai dengan teori disonansi yang dikemukakan oleh Wells dan Prensky 1996 yang menyatakan bahwa individu akan mengalami ketidaknymanan perasaan yang dikenal sebagai disonansi kognitif, ketika pengetahuan, perilaku yang dilakukan tidak sejalan satu sama lain. Universitas Sumatera Utara lxxiv Menurut Bermans Evans 1998 disonansi muncul karena pembuatan keputusan yang relatif permanen dalam memilih satu alternatif untuk mengalahkan fitur yang menarik dari alternatif yang tidak dipilih. Hill O’ Sullivan 1996, menambahkan bahwa karena kepuasan pembelian yang mempunyai keterlibatan tinggi selalu diikuti satu atau lebih faktor yang mengarahkan disonansi pasca pembelian, makan keputusan pembelian seperti ini sering disertai disonansi. Dalam membuat keputusan akhir , konsumen tidak hanya melupakan pilihan menarik lainnya, tetapi juga harus memikirkan soal uang yang akan digunakan saat membeli. Bukanlah hal yang mengherankan apabila konsumen merasa bersalah akan keputusannya Froxall et al, 2001. Perasaan negatif dari rasa bersalah dan ketidakpastian pada periode pasca pembelian, emosi negatif muncul dari tidak konsistennya psikologis dalam kognisi hal yang diketahui oleh konsumen Strydom et al, 2000. Menurut Halloway dalam Loudon Bitta, 1979, ada beberapa hal yang mempengaruhi disonansi pasca pembelian, yaitu daya tarik alternatif yang ditolak, faktor negatif dari alternatif yang dipilih, jumlah alternatif yang ada, pentingnya keterlibatan kognitif, hal positif yang diciptakan, discrepancy atau perilaku negatif, antisipasi terhadap disonansi, informasi yang diperoleh dan pengetahuan dan keterbiasaan. Apabila informasi yang diterima oleh konsumen merupakan informasi yang benar, maka konsumen akan lebih bisa menerima kekurangan yang ada apada produk dan tidk merasa dibohongi, dan sebaliknya apabila terjadi kesalahan dalam proses penerimaan informasi atau konsumen memiliki pengetahuan yang Universitas Sumatera Utara lxxv minim tentang produk yang akan dibelinya membuat konsumen tidak bisa memperkirakan hal-hal buruk pada produk yang dibelinya. Hal yang demikian akan mengarahkan pada munculnya disonansi pasca pembelian. Pengetahuan atau hal yang diketahui konsumen mengeni sebuah produk merupakan pengetahuan yang tersimpan dimemori dan mempengaruhi keputusan membeli. Pengetahuan yang dimiliki konsumen mencakup informasi yang dapat membentuk pengetahuan itu sendiri, makna dan kepercayaan Peter Olson, 2002. Pengetahuan konsumen akan sebuah produk diperoleh dari berbagai cara, misalnya dengan membaca katalog tentang produk, atau tulisan dan informasi yang terdapat pada label. Selain itu konsumen bisa memperoleh informasi produk dari iklan yang ditayangkan atau disajikan di berbagai media serta pengalaman yang dirasakan sendiri oleh konsumen Stephen, 2007. Disonansi pada subjek penelitian tergolong tinggi, karena memiliki disonansi pasca pembelian tinggi sebesar 53 sedangkan 47 subjek penelitian memiliki disonansi pasca pembelian sedang dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki disonansi pasca pembelian rendah. Hal ini berarti sebagian besar subjek penelitian memiliki disonansi pasca pembelian tinggi. Hal ini menunjukka n bahwa subjek pada penelitian ini mempunyai ketidaknyamanan atau disonansi yang tinggi akan produk yang baru dibelinya. Hal ini dipengaruhi oleh keterbatasan informasi yang dimiliki konsumen atau konsumen sehingga konsumen tidak memiliki antisipasi yang cukup terhadap kekurangan yang ada pada produk yang dibelinya. Sedangkan pada subjek penelitian yang berada pada Universitas Sumatera Utara lxxvi tingkat sedang juga disebabkan oleh informasi yang tidak memadai, alternatif pilihan yang ada. Hal ini sama halnya dengan subjek yang mengalami tingkat disonansi tinggi, perbedaannya mungkin saja terjadi akibat adanya perbedaan rentang waktu antar pengukuran dengan saat subjek mengalami disonansi tersebut. Hasil yang diperoleh dari kategorisasi pengetahuan tentang produk menujukkan bahwa subjek penelitian yang memiliki pengetahuan tentang produk yang tinggi sebesar 8, sedangkan 47 subjek penelitian memiliki pengetahuan tentang produk sedang dan subjek penelitian yang memiliki pengetahuan tentang produk rendah sebanyak 45. Hal ini berarti sebagian besar subjek penelitian memiliki pengetahuan tentang produk pada tingkat rendah. Subjek yang memiliki pengetahuan tentang produk yang tinggi merupakan subjek yang telah mengetahui keunggulan dan jenis produk yang akan dibelinya, artinya subjek tersebut telah mengetahui layanan yang terdapat pada produk tersebut beserta kekurangannya. Subjek yang berada pada tingkat pengetahuan sedang berarti pengetahuan subjek tentang produk yang dibelinya tidak begitu lengkap. Mungkin saja subjek mengetahui tentang produk lain dengan merk yang sama dengan produk yang dibelinya sehingga subjek menggeneralisaikan pengetahuan akan produk sebelumnya dengan produk yang saat ini dibelinya. Sedangkan subjek yang memiliki pengetahuan rendah merupakan subjek yang tidak memiliki banyak informasi mengenai produk yang dibelinya. Hal ini terjadi karena konsumen tidak melakukan tahapan pencarian informasi. Padahal tahapan ini merupakan tahapan penting yang harus dilalui sebelum melakukan tahapan pembelian. Universitas Sumatera Utara lxxvii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pertama akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini, yang kemudian dilanjutkan dengan saran-saran praktis dan metodologis yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian mendatang yang berhubungan dengan penelitian ini.

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian dan analisa data maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Hipotesa penelitian diterima, bahwa ada hubungan negatig antara disonansi pasca pembelian dengan pengetahuan tentang produk. Kedua variabel ini memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan koefisien korelasi r sebesar 0.504 dengan p0.01. Hal ini berarti jika pengetahuan tentang produk yang dimiliki konsumen rendah, maka disonansi pasca pembelian konsumen tinggi. 2. Subjek penelitian yang memiliki disonansi pasca pembelian tinggi sebesar 53 dan 47 dari subjek penelitian memiliki disonansi pasca pembelian tingkat sedang dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki disonansi pasca pembelian yang tergolong rendah. Hal ini berarti sebagian besar subjek mengalami disonansi atau ketidaknyamanan setelah membeli Universitas Sumatera Utara