Tehnik Pengumpulan Data Wawancara

berperan dan menyesuaikan diri didalam kondisi seperti itu, yang terutama dipikirkan adalah bagaimana aspek-aspek budaya dari satu kelompok sosial berbeda dengan kelompok sosial yang lain.

1.7 Metode Penelitian.

Penelitian ini adalah suatu penelitian kualitatif yang meneliti suatu fenomena sosial tertentu yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, khususnya mengenai persoalan kedudukan anak angkat pada masyarakat Batak Toba. Oleh karena itu peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang akan digunakan dilapangan antara lain : Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan sebuah model studi kasus. Studi kasus adalah strategi penelitian yang terfokus pada pemahaman terhadap sesuatu yang dinamis yang melibatkan satu kasus atau lebih dengan tingkat analisa yang berbeda-beda dan dapat memberikan gambaran terhadap suatu masalah. Ketika menggunakan model studi kasus, masalah yang diteliti adalah suatu realitas sosial yang benar-benar terjadi di masyarakat sehingga masalah tersebut dapat dideskripsikan dari awal sampai akhir. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan model studi kasus `alasannya adalah agar dapat lebih memahami dan mengerti permasalahan penelitian sehingga mampu memberikan satu gambaran yang lebih dalam tentang kedudukan anak angkat pada masyarakat Batak Toba.

1.7.1 Tehnik Pengumpulan Data

Data dapat dibagi atas 2 dua kelompok yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari lapangan, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari buku, jurnal, studi kepustakaan dll. Data primer di peroleh melalui wawancara mendalam dengan informan. Informan adalah orang Universitas Sumatera Utara yang memberikan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh peneliti. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan pangkal, informan pokokkunci dan informan biasa. Informan pangkal adalah orang yang dianggap memiliki pengetahuan lebih banyak tentang masalah yang diteliti yaitu kedudukan anak angkat pada masyarakat Batak Toba misalnya notaris dan pemuka-pemuka adat dan agama. Informan pokokkunci adalah orang tua angkat dan anak angkat, Informan pangkal dan informan pokokkunci diperoleh data mengenai kedudukan anak angkat pada masyarakat Batak Toba. Untuk membuktikan data dan memperkuat data yang diperoleh dari informan pangkal dan informan pokok maka diwawancarai juga informan biasa seperti orang tua kandung dan masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.

1.7.2 Wawancara

Informasi yang telah diperoleh dari para informan untuk melengkapi data-data dilakukan melalui proses wawancara. Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara yang bersifat bebas dan mendalam depth Interview. Wawancara yang bersifat mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara peneliti dan informan, dimana peneliti dan informan terlibat percakapan yang cukup lama. Pelaksanaan wawancara tersebut tidak hanya dilakukan sekali atau dua kali saja melainkan berulang-ulang dengan intensitas yang tinggi. Sebelum mengumpulkan data dilapangan dengan metode wawancara tersebut, peneliti menyusun pedoman wawancara interview guide sebagai pedoman di lapangan. Hal ini bertujuan agar Universitas Sumatera Utara proses wawancara antara peneliti dengan informan berjalan dengan lancar karena pedoman wawancara dapat digunakan untuk mengarahkan fokus dari pertanyaan ketika mengumpulkan data. Untuk melengkapi dan memperkuat data yang sudah ada, peneliti juga menggunakan metode wawancara yang bersifat bebas yaitu wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan tanpa ada persiapan terlebih dahulu dan biasanya wawancara tersebut dilakukan apabila peneliti secara kebetulan bertemu dengan si informan. Walaupun wawancara ini dilakukan secara bebas, tetapi kebebasan ini tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada informan. Dengan metode tersebut, peneliti dapat mengumpulkan data-data yang dibutuhkan yang berkaitan dengan kedudukan anak angkat pada masyarakat Batak Toba. Dalam melakukan wawancara ini, langkah pertama adalah peneliti menyaring daftar para informan yang dalam keluarganya terdapat anak angkat, yaitu yang sesuai dengan kriteria dan ketentuan dalam masalah penelitian. Setelah peneliti merasa yakin dengan informan yang ada maka wawancara dilakukan secara bertahap pada masing-masing keluarga informan dan ini dilakukan secara berkali-kali sampai data yang diperlukan terkumpul. Wawancara mendalam yang ditujukan kepada informan pangkal untuk memperoleh data mengenai latar belakang sejarah desa, adat istiadat masyarakat setempat dan data-data mengenai kependudukan. Wawancara mendalam yang di tujukan kepada informan kunci yaitu para orang tua angkat dan anak-anak angkatnya untuk memperoleh informasi tentang : - Persoalan mendasar tentang alasan mereka melakukan pengangkatan anak - Cara pengangkatan anak yang mereka lakukan berdasarkan hukum adat atau hukum nasional Universitas Sumatera Utara - Bagaimana kedudukan anak angkat daharta warisan yang akan dibagikan dalam keluarga mereka - Berapa bagian yang harus mereka berikan kepada anak angkat dan berapa besar bagian yang akan anak angkat dapatkan dari pembagian harta warisan tersebut. Sedangkan wawancara mendalam yang dilakukan pada informan biasa dilakukan untuk review informasi dan mempertegas keabsahan data dari informan kunci juga untuk memperoleh informasi tentang bagaimana tanggapan mereka terhadap permasalahan kedudukan anak angkat dalam pembagian harta warisan tersebut. Untuk melengkapi data yang telah terkumpul dari lapangan, peneliti kemudian mencari data kepustakaan dengan satu tujuan untuk mendapatkan landasan teori yang kuat, melalui pendapat para ahli yang berkaitan dengan masalah yang telah diteliti. Hal ini dapat ditemukan dari beberapa buah literatur, yang terdiri dari buku-buku, internet, artikel-artikel dan majalah-majalah tertentu yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.

1.7.3 Analisis Data