Visi dan Misi LKC
72
Menurut Iwan, fundraising LKC berdirinya LKC berdasarkan kebutuhan masyarakat; 1 kesehatan, 2 pendididkan, 3 bantuan sosial ekonomi, untuk
menjawab dari segi kesehatan, maka dibuatlah sebuah klinik kecil yang bernama Layanan Kesehatan Cuma-Cuma LKC, yang mana dananya berasal dari wakaf
tunai.
81
Menurut Eri Sudewo, mantan CEO Dompet Dhuafa, dana untuk membangun LKC berasal dari dana masyarakat, berupa zakat dan non zakat. Pada 2001 Dompet
Dhuafa DD mencanangkan dana Rp. 3 hingga 4 miliar untuk LKC. Eri juga menegaskan bahwa saat itu dari sekian jenis program pengobatan sukarela di
Indonesia, hanya LKC yang memberikan pelayanan gratis bagi kaum miskin. Dilembaga ini sama sekali tidak diipungut biaya bagi fakir miskin yang memerlukan
pelayanan kesehatan, mulai dari dari obat hingga pelayanan rawat inap dan juga pendampingan saat dikirim kerumah sakit rujukan.
Sejak diresmikan oleh wakil presiden Hamzah Haz pada 6 November 2001, LKC semakin menjadi ikon kegiatan sosial DD. LKC yang berlokasi di Megamal,
Ciputat Tangerang, terus dibanjiri dhuafa untuk berobat. Pada hari-hari awal rata-rata ada 20 orang pasien yang berkunjung ke LKC. Beberapa hari sebelum diresmikan,
LKC sudah mulai diperkenalkan dengan menerima pasien-pasien dhuafa, dan pada 3 November LKC mengundang masyarakat untuk doa bersama.
81
Wawancara pribadi dengan Iwan, Fundraising Layanan Kesehatan Cuma-Cuma . Jakarta 20 Mei 2011.
73
Dompet Dhuafa menyadari bahwa untuk melayani dhuafa dengan serba gratis tentulah butuh dana besar. Dompet Dhuafa terus berupaya agar operasional klinik
bisa ditingkatkan dan berkesinambungan. Oleh karena itu Wakaf Tunai pun digagas sebagai penunjang. Masyarakat bisa menyalurkan hartanya dalam bentuk wakaf tunai
untuk diwakafkan kepada pengembangan dan operasional LKC. Ditunjuk sebagai Direktur LKC Direktur LKC ialah dr.Piprim B. Yanuarso,
SpA. dr. Piprim adalah nama yang yang tak asing bagi DD, karena dokter spesialis anak ini waktu itu ia masih pendidikan spesialis sangat aktif di Tim Medis Khusus
Dhuafa TKMD. Dokter Piprim bersama kolegannya yang diserahi membuat konsep klinik yang diinginkan DD. Ada beberapa pilihan konsep, antara lain, klinik yang
bersifat subsidi silang dengan menerima pasien kaya dan pasien miskin. Setelah perdebatan panjang akhirnya diputuskan memilih pola gratis dan hanya untuk kaum
dhuafa. Dokter Piprim mengatakan, masyarakat pada lapisan terbawah tidak mungkin
bisa membayar kesehatan sekalipun diterapkan pengobatan murah. “Untuk golongan seperti ini, mau tidak mau adalah layanan kesehatan free
,” tegas Piprim. Cuma para pasiennya perlu penyeleksian, tujuannya agar jangan sampai yang terpilih adalah
orang kaya. Maka klinik LKC itupun menggunakan sistem keanggotaan