Pengelolaan Wakaf Uang Menurut Undang-Undang No.41 Tahun 2004

41 terhadap materi perwakafan yang ada pada perundang-undangan sebelumnya, antara lain: 1. Objek Wakaf Objek wakaf menurut Undang-Undang No.41 Tahun 2004 tentang wakaf, bahwa objek wakaf tidak hanya berupa tanah milik sebagaimana disebutkan dalam PP No. 28 Tahun 1977. Undang-Undang Tahun 2004 ini juga diperkuat oleh PP No. 42 Tahun 2006 sebagai pelaksanaan Undang-Undang tahun 2004, bahwa objek wakaf menurut Undang-Udang No.41 Tahun 2004 tersebut lebih luas. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 point 5, yaitu harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama danatau manfaat jangka panjang serta memiliki nilai ekonomi menurut syariah yang diwakafkan oleh Wakif. 45 Lebih lanjut dipertegas dalam pasal 16 point 1, yaitu harta benda wakaf terdiri dari: a. benda tidak bergerak b.Benda bergerak. Point 3 yaitu benda yang tidak bisa habis karena konsumsi, meliputi: a. uang b. logam mulia c. surat berharga d. kendaraan e. hak atas kekayaan intelektual f. hak sewa g. benda bergerak lainnya sesuai dengan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 46 45 Ibid., h. 3 46 Ibid., h.9-10 42 2. Nadzir Didalam pasal 12 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya Nadzir dapat menerima imbalan dari hasil bersih pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang besarnya tidak melebihi 10 sepuluh persen. 47 3. Wakaf benda bergerak berupa uang Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga keuangan syariah yang ditunjuk oleh menteri pasal 28 dan lebih lanjut dalam pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diterbitkan dalam bentuk sertifikat wakaf uang yang dimaksud pada ayat 2 diterbitkan dan disampaikan oleh lembaga keuangan syariah kepada wakif dan nadzir sebagai bukti penyerahan harta wakaf. 48 4. Badan Wakaf Indonesia BWI Pasal 47 ayat 1 menyebutkan bahwa dalam rangka memajukan dan mengembangkan perwakafan nasional dibentuk Badan Wakaf Indonesia BWI, ayat 2 menegaskan bahwa Badan Wakaf Indonesia bekedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia dan dapat membentuk perwakilan di Provinsi danatau KabupatenKota sesuai dengn kebutuhan. Adapun tugas dan wewenang Badan Wakaf Indonesia seperti termuat dalam pasal 49 ayat 2 adalah: 47 Ibid., h. 8 48 Ibid., h. 14-15 43 a. Melakukan pembinaan terhadap Nadzir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf. b. Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan internasional. c. Memberikan persetujuan dan atau izin atas perubahan peruntukan dan status harta benda wakaf. d. Memberhentikan dan mengganti nadzir. e. Memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf. f. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakan dibidang perwakafan. 49 Didalam bab 5 UU.No.41 tahun 2004 Pasal 42 menyebutkan Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan fungsi, dan peruntukannya. 50 Didalam bab 5 UU.No.41 tahun 2004 Pasal 43 menyebutkan; 1 Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh nazhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dilaksanakan sesuai prinsip syariah. 2 Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaiman dimaksud pada ayat 1 dilakukan secara produktif. 49 Ibid., h. 21-22. 50 Ibid., h. 19. 44 3 Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dimaksud pada ayat 1 diperlukan penjamin, maka digunakanlah lembaga penjamin syariah. 51 Didalam bab 5 UU.No.41 tahun 2004 pasal 44 menyebutkan; 1 Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir dilarang melakukan perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar izin tertulis dari Badan Wakaf Indonesia. 2 Izin sebagaiman dimaksud pada ayat 1 hanya dapat diberikan apabila ternyata harta benda wakaf tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukan yang dinyatakan dalam ikrar wakaf. 52 Didalam bab 5 UU.No.41 tahun Pasal 45 menyebutkan; 1 Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir diberhentikan dan diganti dengan Nazhir lain apabila Nazhir yang bersangkutan; a. Meninggal dunia bagi Nazhir perseorangan; b. Bubar atau dibubarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk Nazhir organisasi atau Nazhir badan hukum; a. Atas permintaan sendiri; 51 Ibid., h.19 52 Ibid., h. 19-20 45 b. Tidak melaksanakan tugasnya sebagai Nazhir danatau melanggar ketentuan larangan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. 2 Pemberhentian dan penggantian Nazhir sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan oleh Badan Wakaf Indonesia. 3 Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yan dilakukan oleh nazhir lain karena pemberhentian dan penggantian Nazhir, dilakukan dengan tetap memperhatikan peruntukan harta benda wakaf yang ditetapkan dan tujuan serta fungsi wakaf. 53 Didalam bab 5 UU.No.41 tahun 2004 Pasal 46 menyebutkan; Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal 45 diatur dengan Peraturan Pemerintah. 54 Didalam PP.No.42 tahun 2006 bab 5 Pasal 45, Pasal 46, Pasal 47, dan Pasal 48 menyebutkan tetang pengelolaan dan pengembangan wakaf sebagi ketentuan lebih lanjut Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal 45 UU.No.41 tahun 2004. 55 53 Ibid., h. 20-21 54 Ibid., h. 21 46 Didalam PP.No.42 tahun 2006 bab 5 Pasal 45 menyebutkan; 1 Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan peruntukan yang tercantum dalam BWI. 1 Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat 1 untuk memajukan kesejahteraan umum, Nazhir dapat bekerjasama dengan pihak lain sesuai dengan prinsip syariah. Didalam PP.No.42 tahun 2006 bab 5 Pasal 46 menyebutkan; Pengembangan dan pengeloaan harta benda wakaf dari perorangan warga negara asing, organisasi asing dan badan hukum asing yang berskala nasional atau internasional, serata harta benda wakaf terlantar, dapat dilakukan oleh BWI. Didalam PP.No.42 tahun 2006 bab 5 Pasal 47 menyebutkan; Dalam hal harta benda wakaf berasal dari luar negeri, Wakif harus melengkapi dengan bukti kepemilikan sah harta benda wakaf sesuai dengan ketentuan Peratutan Perundang-undangan, dan Nazhir harus melaporkan kepada lembaga terkait perihal adanya perbuatan wakaf. Didalam PP.No.42 tahun 2006 bab 5 Pasal 47 menyebutkan; 1 Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf harus berpedoman sesuai dengan ketentuan BWI. 55 “Peraturan Pemerintah No.42 tahun 2006 tentang Wakaf” artikel ini diakses pada 14 Juni 2011 dari http:hukum.unsrat.ac.idpppp_42_2006.pdf . 47 2 Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang hanya dapat dilakukan melalui investasi pada produk-produk LKS danatau instrumen keuangan syariah. 3 Dalan hal LKS-PWU menerima wakaf uang untuk jangka waktu tertentu, maka nazhir hanya dapat melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf uang pada LKS-PWU dimaksud. 4 Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang yang dilakukan pada bank syariah harus mengikuti program lembaga penjamin simpanan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. 5 Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang yang dilakukan dalam bentik investasi diluar bank syariah harus diasuransikan pada asuransi syariah. Demikian beberapa peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan wakaf terbaru, Undang-Undang No.41 tahun 2004 ini cakupannya lebih luas dalam artian harta yang diwakafkan itu tidak hanya benda tidak bergerak saja seperti yang diatur oleh Undang-Undang Pokok Agraria UUPA No. 5 Tahun 1960, yang berbunyi : a Untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya sebagai dimaksud pasal 14 dapat diberikan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dengan hak pakai. b Perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur dengan peraturan 48 pemerintah. Akan tetapi cakupannya lebih luas yaitu benda yang bergerak seperti yang telah disebutkan diatas. 56 56 Abdul Halim, Hukum Perwakafan di Insdonesia, cet. I, Ciputat: Ciputat Press, 2005, h. 97. 49

BAB III PENGELOLAAN WAKAF UANG DI TABUNG WAKAF INDONESIA

A. Sejarah Lahirnya Tabung Wakaf Indonesia TWI

Pembangunan sosial dan pemberdayaan ekonomi yang dilakukan secara terus- menerus, menuntut kita untuk mencari alternatif solusi yang dapat yang dapat mendorongnya lebih cepat. Salah satu alternatif solusi itu adalah mobilisasi dan optimalisasi peran wakaf secara efektif serta profesional. Keberadaan Undang-Undang Wakaf membuktikan bahwa peran dan potensi umat dalam pembangunan sangatlah potensial. Demikian pula dengan keberadaan lembaga wakaf. Oleh karenanya, secara pasti dibutuhkan Nazhir Wakaf Pengelola Wakaf yang amanah dan profesional sehingga penghimpunan, pengelolaan dan pengelokasian dana wakaf menjadi optimal. Berdasarkan latar belakang tersebut, pada tanggal 14 Juli 2005, Dompet Dhuafa mendirikan tabung wakaf Indonesia yang berperan dalam memberikan sosialisasi, edukasi, dan advokasi wakaf, serta mengelola harta wakaf dari masyarakat maupun institusi. 57 57 “Profil Tabung Wakaf Indonesia”, Tabung Wakaf Indonesia-Dompet Dhuafa Republika,h 1. 50 Pendirian lembaga pengelola wakaf ini adalah untuk mewujudkan sebuah lembaga nazhir wakaf dengan model suatu lembaga keuangan yang dapat melakukan kegiatan mobilisasi penghimpunan harta benda dan dana wakaf guna memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. Lembaga ini ikut mendorong pembangunan sosial dan pemberdayaan ekonomi. Kelahiran lembaga ini diharapkan dapat melakukan optimalisasi wakaf sehingga wakaf dapat menjadi penggerak ekonomi ummat. Sasaran lembaga pengelola wakaf adalah seluruh lapisan masyarakat yang memiliki kemampuan berwakaf dan masyarakat yang menjadi sasaran program pemberdayaan TWI. B. Visi dan Misi tabung Wakaf Indonesia TWI 58 1. Visi Menjadi lembaga wakaf berorientasi global yang mampu menjadikan wakaf sebagai salah satu pilar kebangkitan ekonomi umat yang berbasiskan seistem ekonomi berkeadilan. 2. Misi Mendorong pertumbuhan ekonomi umat serta optimalisasi peran wakaf dalam sektor sosial dan ekonomi produktif. 58 Ibid. 51

C. Struktur Tabung Wakaf Indonesia

59 D. Dewan syariah :Prof. KH. Amin Suma Bobby Herwibowo Izzudin Abdul Manaf Dewan Pembina :Parni Hadi Eri Sudewo S.Sinansari Ecip Didin Hafidhuddin Rahmad Riyadi Haidar Bagir 59 Ibid,. H.2 STAFF STAFF STAFF SUPPORTING HRD,GA,Legal Finance FUNDRAISING PROGRAM GRANT MANAGEMENT DIREKTUR TWI DEWAN SYARIAH PRESIDEN DIREKTUR DOMPET DHUAFA DEWAN PEMBINA