Pengertian dan Dasar Hukum Wakaf Tunai

22 c Kalimat “batas waktu keberadaannya” adalah kalimat penjelas untuk sesuatu yang dipinjamkan dan sesuatu yang dikelola. Hal itu karena orang yang meminjamkan berhak untuk menarik barang yang dipinjamkannya itu. 20 Menurut mazhab Syafi’i dan Ahmad bin Hambal wakaf adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan. Dari kepemilikan wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan, seperti : perlakuan pemilik dengan cara pemilikannya kepada yang lain, baik dengan tukaran ataupun tidak. Jika wakif wafat, harta yang diwakafkan teesebut tidak dapat diwarisi oleh ahli warisnya. Wakif menyalurkan manfaat harta yang diwakafkannya kepada mauquf „alaih yang diberi wakaf sebagai sedekah yang mengikat, dimana wakif tidak dapat melarang penyaluran sumbangannya tersebut. apabila wakif melarangnya, maka qadli berhak memaksanya agar memberikannya kepada mauquf „alaih. Karena itu madzhab Syafi’i mendefinisikan wakaf adalah: “Tidak melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus sebagai milik Allah SWT, dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu kebajikan sosial. 21 Definisi wakaf menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.42 Tahun 2006 tentang wakaf pada pasal 1 1 berbunyi: wakaf adalah perbuatan hukum 20 Dr.Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf, Cet.I, Jakarta: Dompet Dhuafa dan IIMAN, 2004, h.55. 21 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Fiqh Wakaf Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2006, h.3. 23 Wakif untuk memisahkan danatau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah danatau kesejahteraan umum menurut Syariah. 22 Bila dicermati, pengertian wakaf yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah No.42 tahun 2006 ini tidak lagi memberikan pemahaman yang sempit bagi masyarakat, bahwa bukan hanya tanah saja yang boleh diwakafkan. Tetapi benda bergerak juga bisa diwakafkan seperti uang yang sama-sama memilki nilai ibadah danatau kesejahteraan umum menurut syariah. Berbeda dengan Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik pasal 1. yakni 1 wakaf ialah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian harta kekayaannya yang berupa tanah milik, dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribatan atau keperluan umum lainnya, sesuai dengan ajaran Islam. 23 Pengertian wakaf dalam Peraturan Pemerintah No.28 Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik tersebut, tentulah sangat sempit dan hanya terbatas pada wakaf tanah saja, sehingga sebagian masyarakat menganggap bahwa seolah-olah hanya tanah saja yang boleh diwakafkan. 22 “ Peraturan Pemerintah No.42 tahun 2006 tentang wakaf” artikel ini diakses pada 14 Juni 2011 dari http:hukum.unsrat.ac.idpppp_42_2006.pdf . 23 Departemen Agama, Peraturan Perundangan Perwakafan Jakarta : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006 , h.129. 24 Definisi wakaf ini kemudian diperkuat oleh UU. No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf adalah “perbuatan hukum wakif untuk memisahkan danatau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah danatau kesejahteraan umum menurut syariah ” dan didalam UU. No. 41 Tahun 2004 pasal 16 ayat 3 menyatakan bahwa uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak atas kekayaan intelektual, hak sewa dan benda bergerak lainnya yang sesuai dengan ketentuan syari’ah dan peraturan dan perundang-undangan termasuk bagian dari benda wakaf. Maka, wakaf uang di Indonesia telah menemukan definisi dan dasar hukumnya yang kokoh. 24 Berdasarkan Undang-undang No.41 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Wakaf bahwa wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga keuagan syariah yang ditunjuk oleh menteri dan dilaksanakan dengan pernyataan kehendak wakif yang dilakukan secara tertulis. Apabila telah dilakukan perwakafan uang akan diterbitkan sertifikat wakaf uang yang dikeluarkan oleh Lembaga Keuangan Syariah sebagai bukti penyerahan benda wakaf kepada wakif nazhir, dan Lembaga Keuangan Syariah atas nama nazhir wajib mendaftarkan hata benda wakaf 24 “Undang-Undang No.41 tahun 2004 tentang Wakaf” artikel ini diakses pada 14 juni 2011 dari http:legislasi.mahkamahagung.go.iddocsUU2004UU20NO204120TH202004.pdf. 25 berupa uang kepada menteri selambat-lambatnya 7 tujuh hari kerja sejak diterbitkannya wakaf uang. 25 Sedangkan definisi Cash waqf diterjemahkan dengan wakaf tunai, namun kalau menilik objek wakafnya yaitu uang, lebih tepatnya cash waqf diterjemahkan sebagai wakaf uang. Wakaf tunai adalah wakaf yang dilakukan oleh seseorang, kelompok orang, dan lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai. Hukum wakaf tunai telah menjadi perhatian para fuqaha. Beberapa sumber menyebutkan bahwa wakaf uang telah dipraktikkan oleh masyarakat yang menganut mazhab Hanafi. 26 Fatwa Majelis Ulama Indonesia MUI tanggal 11 Mei 2002 menetapkan wakaf uang yang berisikan sebagai berikut: a Wakaf uang cash waqaf waqf al-Nuquud adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai. b Termasuk kedalam pengertian uang adalah surat-surat berharga. c Wakaf uang hukumnya jawaz boleh. d Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syar’i. 25 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf Jakarta: PT Grasindo, 2006 h, 70- 71. 26 Direktorat Pemberdayaan Wakaf Departemen Agama, Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai jakarta: Direktorat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2006 h.1 26 e Nilai pokok uang harus dijamnin kelestariannya tidak boleh dijual, dihibahkan dan atau diwariskan. 27 Pelaksanaan wakaf benda bergerak berupa uang dilaksanakan dengan pernyataan kehendak wakif yang dilakukan secara tertulis, sebagai tanda bukti diterbitkan sertifikat wakaf uang yang dikeluarkan oleh Lembaga Keuangan Syariah yang diberikan ke wakif dan nazhir sebagai bukti penyerahan harta benda wakaf. Keuntungan daripada wakaf uang bahwa wakaf uang lebih fleksibel dan tidak mengenal batas pendistribusian, sehingga wakaf uang mempunyai keunggulan daripad wakaf benda tetap lainnya, antara lain sebagai berikut: Wakaf uang jumlahnya bisa bervariasi, sehingga seseorang yang memilki dana terbatas sudah dapat memberikan dana wakafnya tanpa menjadi tuan rumah. a. Melalui wakaf uang dan aset-aset wakaf yang berupa tanah-tanah kosong bisa dimanfaatkan dengan pembangunan gedung atau dilolah untuk lahan pertanian. b. Dana wakaf uang dapat membantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam yang cah flow nya terkadang naik turun. c. Dengan wakaf uang, umat islam dapat lebih mandiri dalam mengembangkan anggaran pendididkan tanpa menggantungkan anggaran pendididkan negara yang semakin terbatas. 28 27 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf Jakarta: PT Grasindo, 2006 h, 69- 70. 28 Ibid. 27 b. Dasar Hukum Wakaf tunai 29 Dalil yang menjadi dasar disyari’atkannya ibadah wakaf bersumber dari pemahaman teks ayat al- Qur’an dan juga As-Sunnah. Tidak ada dalam ayat al-Qur’an yang secara tegas menjelaskan tentang ajaran wakaf. Yang menjadi dasar utama disyariatkannya ajaran ini lebih dipahami berdasarkan konteks ayat al- Qur’an, sebagai sebuah amal kebaikan. Ayat dan As-Sunnah yang dipahami berkaitan dengan wakaf adalah sebagai berikut :                 : Artinya: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.             : Artinya:Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan Allah dan Rasul- Nya baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan pembayarannya kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. Kedua ayat ini merupakan perintah Allah SWT kepada manusia untuk berbuat kebajikan dengan cara menafkahkan sebagian harta yang dicintainya kepada orang 29 Direktorat Pemberdayaan Wakaf Departemen Agama, Panduan Pemberdayaan tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama, 2006 h. 17-19. 28 lain. Dalam konteks ayat ini harta merupakan titipan Allah SWT untuk dijadikan bekal diakhirat nanti dengan menafkahkannya atau mewakafkannya. Disamping ayat-ayat Al-Quran di atas, terdapat pula beberapa hadist yang dapat dijadikan dasar perwakafan, salah satunya yaitu hadits riwayat Jama’ah, hadits ini tegas menggambarkan dianjurkannya ibadah wakaf, yaitu perintah Nabi kepada Umar untuk mewakafkan tanahnya yang ada di Khaibar : نبإ نعو رمع ٲ ﮫ ڶ ٲ ٲ : ﺗ . ٲ ھ , ﺍ , ٲ 30 Artinya: “Dari Ibnu Umar ra. Berkata, bahwa sahabat Umar ra. Memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian menghadap kepada Rasulullah. Umar bertanya: Ya Rasulullah aku mendapat sebidang tanah di Khaibar, suatu harta yang belum pernah kudapat sama sekali yang lebih baik bagiku selain tanah itu, apa yang hendak engkau perintahkan kepadaku? Rasulullah menjawab : “Jika engkau suka, tahanlah pangkalnya dan sedekahkan hasilnya.” Lalu Umar mensedekahkan dengan syarat, tidak boleh dijual, tidak diberikan, dan tidak boleh diwaris, yaitu untuk orang-orang fakir, untuk keluarga dekat, untuk mmemerdekakan hamba sahaya, dalam perjalanan ibnu sabil: dan tidak berdosa orang yang wajar dan untuk memberi makan kepada keluarganya dengan syarat jang an dijadikan hak milik.” HR.Jama’ah. 30 Muhammad Qadri Basya, Al- „Adli wal-Insofi fil-Qhadhai „ala Musykilati al-Auqaf Daarussalam: 1428 H 2006 M, h.78. 29 ڶ 31 Artinya: Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw bersabda, “Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah amalnya, kecuali tiga hal, yaitu: shadaqah jariah, ilmu yang dapat dimanfaatkannya atau anak shaleh yang mendoakaannya. H.R. Jama’ah kecuali Bukhari dan Ibnu Majah. B . Rukun dan Syarat Wakaf Tunai Dalam bahasa arab kata rukun memiliki makna yang sangat luas. Secara etimologi rukun biasa diterjemahkan dengan sisi yang terkuat. Karenanya, kata rukn al- syai‟ kemudian diartikan sebagai sisi dari sesuatu yang menjadi tempat bertumpu. Adapun dalam terminolog fikih rukun adalah sesuatu yang dianggap menentukan suatu disiplin tertentu, dimana ia merupakan bagian integral dari disiplin itu sendiri atau dengan kata lain rukun adalah penyempurna sesuatu dimana ia merupakan bagian dari sesuatu itu. 32 Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun dan syaratnya. Rukun wakaf ada empat 4, yaitu : 31 Fadilah As-Syaikh Faisal bin Abdul Aziz al-Mubarak, Nailul Authar Jilid 5 PT Bina Bina Ilmu: 2001, h.2000. 32 Al-Kabisi, Muhammad Abid Abdullah, Hukum Wakaf Kajian Kontemporer Pertama dan Terlengkap tentang Fungsi dan Pengelolaan Wakaf serta Penyelesaian atas sengketa Wakaf, cet.1, Ciputat : Dompet Dhuafa Republika, 2004, h.87. 30 1. Wakif orang yang mewakafkan harta; 2. Mauquf bih barang atau harta yang diwakafkan; 3. Mauquf „alaih pihak yang diberi wakaf peruntukan wakaf; 4. Shigat pernyataan atau ikrar wakif sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan sebagian harta bendanya. 33 a. Syarat Wakif 34 Orang yang mewakafkan wakif disyaratkan memiliki kecakapan hukum atau kamalul ahliyah legal competent dalam membelanjakan hartanya. Kecakapan bertindak disini meliputi empat 4 kriteria, yaitu : 1. Merdeka Wakaf yang dilakukan oleh seorang budak hamba sahaya tidak sah, karena wakaf adalah pengguguran hak milik dengan cara memberikan hak milik itu kepada orang lain. Sedangkan hamba sahaya tidak mempunyai hak milik, dirinya dan apa yang dimiliki adalah kepunyaan tuannya. Namun demikian, Abu Zahrah mengatakan bara para fuqaha sepakat, budak itu boleh mewakafkan hartanya bila ada ijin dari tuannya, karena ia sebagai wakil darinya. Bahkan Adz-Zahiri pengikut Daud adz- Dzahiri menetapkan bahwa budak dapat memiliki sesuatu yang diperoleh dengan jalan waris atau „tabarru’. Bila ini dapat memiliki sesuatu berarti ia dapat pula 33 Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Fiqh Wakaf Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama RI, 2006, h 21-23. 34 Ibid., h. 21-23 31 membelanjakan miliknya itu. Oleh karena itu ia boleh mewakafkan, walaupun hanya sebagai tabarru‟ saja; 2. Berakal sehat Wakaf yang dilakukan oleh orang gila tidak sah hukumnya, sebab ia tidak berakal, tidak mumayyiz dan tidak cakap melakukan akad serta tindakan lainnya. Demikian juga wakaf orang lemah mental idiot, berubah akal karena faktor usia, sakit atau kecelakaan, hukummnya tidak sah karena akalnya tidak sempurna dan tidak cakap untuk menggugurkan hak miliknya. 3. Dewasa baligh Wakaf yang dilakukan oleh anak yang belum dewasa baligh hukumnya tidak sah karena ia dipandang tidak cakap melakukan akad dan tidak cakap pula untuk menggugurkan hak mlikknya. 4. Tidak berada dibawah pengampuan boroslalai Orang yang berada dibawah pengampuan dipandang tidak cakap untuk berbuat kebaikan tabarru‟, maka wakaf yang dilakukan hukumnya tidak sah. Tetapi berdasarkan ihtisan, wakaf orang yang berada dibawah pengampuan terhadap dirinya sendiri selama hidupnya hukumnya sah. Karena tujuan dari pengampuan ialah untuk menjaga harta wakaf supaya tidak habis dibelanjakan untuk sesuatu yang tidak benar, dan untuk menjaga dirinya agar tidak menjadi beban orang lain. 35 35 Ibid., h. 21-23 32 b Syarat Mauquf Bih harta yang diwakafkan 36 Pembahasan ini terbagi menjadi dua bagian. Pertama tentang syarat sahnya harta yang diwakafkan, kedua tentang kadar benda yang diwakafkan. a. Syarat sahnya harta wakaf Harta yang akan diwakafkan harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Harta yang diwakafkan harus mutaqawwam Pengertian harta yang mutaqawwam al-mal al mutaqawwam menurut madzhab Hanafi ialah segala sesuatu yang dapat disimpan dan halal digunakan dalam keadaan normal bukan dalam keadaan darurat. Karena itu madzhab ini memandang tidak sah mewakafkan : 1 Sesuatu yang bukan harta, seperti mewakafkan manfaat dari rumah sewaan untuk ditempati. 2 Harta yang tidak mutaqawwam, seperti alat-alat musik yang tidak halal digunakan atau buku-buku anti Islam, karena dapat merusak Islam itu sendiri. Latar belakang syarat ini lebih karena ditinjau dari aspek tujuan wakaf itu sendiri, yaitu agar wakif mendapat pahala dan mauquf „alaih yang diberi wakaf memperoleh manfaat. Tujuan ini dapat tercapai jika yang diwakafkan itu dapat dimanfaatkan atau dapat dimanfaatkan tetapi dilarang oleh Islam. 36 Ibid., h. 26-28 33 2. Diketahui dengan yakin ketika diwakafkan Harta yang diwakafkan harus diketahui dengan yakin „ainun ma‟lumun, sehingga tidak akan menimbulkan persengketaan. Karena itu tidak sah mewakafkan yang tidak jelas seperti satu dari dua rumah. Beberapa contoh dari 7 pernyataan wakaf yang berbunyi : “ saya mewakafkan sebagian dari tanah wakaf saya kepada orang-orang kafi r dikampung saya”, begitupula tidak sah : “ Saya mewakafkan sebagian buku s aya kepada para pelajar”. Kata sebagian dalam pernyataan ini membuat harta yang diwakafkan tidak jelas dan akan menimbulkan persengketaan. Latar belakang syarat ini ialah karena hak yang diberi wakaf terkait dengan harta yang diwakafkan kepadanya. Seandainya harta yang diwakafkan kepadanya tidak jelas, tentu akan menimbulkan sengketa. Selanjutnya sengketa ini akan menghambat pemenuhan haknya. Para fakih tidak mensyaratkan agar benda tidak bergerak yang diwakafkan harus dijelaskan batas-batasnya dan luasnya diketehui dengan jelas. Jadi, secara fiqih, sudah sah pernyataan sebagai berikut : “saya wakafkan tanah saya yang terletak di…” sementara itu wakif tidak tidak mempunyai tanah selain ditempat itu. a Milik wakif Hendaklah harta yang diwakafkan milik penuh dan mengikat bagi wakif ketika ia mewakafkannya. Untuk itu tidak sah mewakafkan sesuatu yang bukan milik wakif. 34 b Terpisah, bukan milik bersama musya’ Milik bersama itu adakalanya dapat dibagi, juga adakalanya tidak dapat dibagi. 37 c Syarat Mauquf „Alaih Penerima Wakaf 38 Yang dimaksud dengan mauquf „alaih adalah tujuan wakaf peruntukan wakaf. Wakaf harus dimanfaatkan dalam batas-batas yang sesuai dan diperbolehkan Syariat Islam. Karena pada dasarnya, wakaf merupakan amal yang mendekatkan diri manusia kepeda Tuhan. Karena itu mauquf alaih yang diberi wakaf haruslah pihak kebajikan. Para faqih sepakat berpendapat bahwa infaq kepada pihak kebajikan itulah yang membuat wakaf sebagai ibadah yang mendekatkan diri manusia kepada Tuhannya. Namun terdapat perbedaan pendapat antara para faqih mengenai jenis ibadat disini, apakah ibadat menurut pandangan Islam ataukah keyakinan wakif atau keduanya, yaitu menurut pandangan Islam dan keyakinan wakif. 1. Madzhab Hanafi mensyaratkan agar mauquf „alaih yang diberi wakaf ditunjukan untuk ibadah menurut pandangan Islam dan menurut keyakinan wakif. Jika tidak terwujud salah satunya, maka wakaf tidak sah. Karena itu: 37 Ibid., h. 26-28 38 Ibid., h. 46-47 35 a. Sah wakaf orang Islam kepada semua syi’ar-syi’ar Islam dan pihak kebajikan, seperti orang-orang miskin, rumah sakit, tempat penampungan dan sekolah. Adapun wakaf selain syi’ar-syi’ar Islam dan pihak-pihak kebajikan hukumnya tidak sah, seperti klub judi. b. Sah wakaf non muslim kepada pihak kebajikan umum seperti tempat ibadat dalam pandangan Islam seperti pembangunan masjid, biaya masjid, bantuan kepada jamaah haji dan lain-lain. Adapun kepada selain pihak kebajikan umum dan tempat ibadat dalam pandangan agamanya saja seperti pembangunan gereja, biaya pengurusan gereja hukumnya tidak sah. 2. Madzab Maliki mensyaratkan agar mauquf „alaih peruntukan wakaf untuk ibadat menurut pandangan wakif. Sah wakaf muslim kepada semua syi’ar Islam dan badan-badan sosial umum. Dan tidak sah wakaf non muslim kepada masjid dan syiar- syiar Islam. 3. Madzhab syafi’i dan Hambali mensyaratkan agar mauquf „alaih adalah ibadat menurut pandangan Islam saja, tanpa memandang keyakinan wakif. Karena itu sah wakaf muslim dan non muslim kepada badan-badan sosial seperti penampungan, tempat peristirahatan, badan kebajikan dalam Islam seperti masjid. Dan tidak sah wakaf muslim dan non muslim kepada badan-badan sosial yang tidak sejalan dengan Islam seperti gereja. 39 39 Ibid., h. 46-47 36 d Syarat Shigat Ikrar Wakaf 40 Shigat wakaf ialah segala ucapan, tulisan atau isyarat dari orang yang berakad untuk menyatakan kehendak dan menjelaskan apa yang diinginkannya. Status shigat secara umum adalah salah satu rukun wakaf. Wakaf tidak sah tanpa shigat. Setiap shigat mengandung ijab, dan mungkin mengandung qabul pula. Dasar dalil perlunya shigat pernyataan ialah karena wakaf adalah melepaskan hak milik dan benda dan manfaat atau dari manfaat saja dan memilikkan kepada yang lain.

C. Macam-macam Wakaf Tunai

41 Wakaf terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan tujuan, batasan waktunya, dan penggunaan barangnya : 1. Macam-macam wakaf berdasarkan tujuannya ada tiga: a. Wakaf sosial untuk kebaikan masyarakat khairi; yaitu apabila tujuan wakafya untuk kepentingan umum. b. Wakaf keluarga dzurri; yaitu apabila tujuan wakaf untuk memberi manfaat kepada wakif, keluarganya, keturunannya, dan orang-orang tertentu, tanpa melihat apakah kaya atau miskin, sakit atau sehat, dan tua atau muda. c. Wakaf gabungan musytarak; yaitu apabila tujuan wakafnya untuk umum dan keluarga secara bersamaan. 2. Berdasarkan batasan waktunya, wakaf terbagi menjadi dua macam: 40 Ibid., h. 55-56 41 Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar Grup, 2006, h.161-162. 37 a. Wakaf abadi; yaitu apabila wakafnya berbentuk barang yang bersifat abadi, seperti tanah dan bangunan dengan tanahnya, atau barang bergerak yang ditentukan oleh wakif sebagai wakaf abadi dan produktif, dimana sebagian hasilnya untuk disalurkan sesuai tujuan wakaf, sedangkan sisanya untuk biaya perawatan wakaf dan mengganti kerusakannya. b. Wakaf sementara; yaitu apabila barang yang diwakafkan berupa barang yang mudah rusak ketika dipergunakan tanpa memberi syarat untuk menggganti bagian yang rusak. Wakaf sementara juga bisa dikarenakan oleh keinginan wakif yang memberi batasan waktu ketika mewakafkan barangnya. 3. Sedangkan Berdasarkan penggunaannya, wakaf juga dibagi menjadi dua macam: a. Wakaf langsung; yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk mencapai tujuannya, seperti masjid untuk shalat, sekolah untuk kegiatan belajar mengajar, rumah sakit untuk mengobati orang sakit dan lain sebagainya. b. Wakaf produktif; yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk kegiatan produksi dan hasilnya diberikan sesuai dengan tujuan wakaf. Tiga pembagian wakaf diatas sudah mencakup jenis keseluruhan wakaf, baik berdasarkan tujuan, batasan waktunya, maupun penggunaannya. Pembagian wakaf diatas juga sejalan dengan pendapat ahli fikih, bahkan mereka menyepakati semua 38 macam wakaf yang telah disebut diatas, kecuali wakaf sementara karena keinginan wakaf yang kita temukan hanya dalam fikih madzhab Maliki saja.

D. Tujuan Wakaf Uang

Dalam Pasal 28 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga keuangan syariah yang ditunjuk oleh menteri dan merupakan hasil fatwa Majelis Ulama Indonesia tertanggal 26 April 2002 bahwa Wakaf Uang Cash Wakaf Waqf al-Nuquud adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai. Adapun tujuan wakaf uang antara lain sebagai berikut. a. Melengkapi perbankan Islam dengan produk wakaf uang berupa sertifikat berdominasi tertentu yang diberikan kepada wakif sebagai bukti keikutsertaan. b. Membantu penggalangan tabungan sosial melalui sertifikat wakaf uang tunai diatas namakan orang-orang tercinta baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia, sehingga menciptakan integrasi kekeluargaan diantara umat. c. Meningkatkan investasi sosial dan mentransformasikan tabungan sosial dan mmbantu pengembangan pasar modal sosial.