29
BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisis  Penggunaan  Diksi
1. Diksi dalam Karangan Narasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teks  karangan narasi siswa kelas  VIII  MTs  Fathul‟  Ibaad  Mekarbakti  Panongan,  Tangerang.  Peneliti  akan
menganalisis penggunaan pada karangan narasi siswa tersebut. Dari hasil analisis akan diperoleh gambaran mengenai diksi pada karangan narasi, berikut analisnya;
2. Ketepatan Diksi
a. Kata-kata yang Hampir Bersinonim
Berikut ini merupakan penggunaan kata yang hampir bersinonim 1.1.1    Ibuku  sibuk  membikin  kue  dan  juga  makanan-makanan  ringan  lainya
yang  nanti  dihidangkan  kepada  sanak  saudara,  teman  ataupun  tamu-tamu  yang datang  kerumahku  untuk  saling  bermaaf-maafkan  dan  juga  menyambung  tali
silaturahmi. Kata  membikin  pada  kalimat  1.1.1  mempunyai  sinonim  membuat.  sekalipun
kata-kata  itu  tidak  memiliki  makna  yang  persis  sama,  masing-masing  memiliki sebagian  kesamaan  makna.  Kesamaanya  adalah  keduanya  terkait  dengan
“menyiapkan”.  Penggunaan  kata  membikin  tidak  tepat  karena  kata  tersebut merupakan dialek.
7.1.2  Karena tidak ada umpan, pekerja disana memberi tau saya kalau ikan di Empang itu suka makan daun jadi saya mencobanya.
Kata  Di  Empang  pada  kalimat  7.1.2    bersinonim  di  kolam  dan  di  tambak. Kata Di Empang memiliki makna tempat menahan air, di kolam memiliki makna
bak  tempat  air.  Kata  di  tambak  memiliki  makna  di  tepi  laut  untuk  memelihara ikan  Bandeng.  Masing-
masing  mempunyai  kesamaan  makna  yakni  “tempat memelihara  ikan”.  Namun  kata  di  tambak  lebih  menekankan  dan  lebih
menyakinkan bahwa benar-benar tempat memelihara ikan.
30
12.1.3 Si  ayah lalu  menuding  jari  ke arah burung  gagak itu sambil bertanya, ”Nak apakah benda itam itu.”
Kata  menuding  pada  kalimat  12.1.3    bersinonim  menunjuk,  sekalipun  kata- kata  tersebut  tidak  memiliki  nuansa  makna  yang  sama,  namun  kata  memiliki
tujuan makna  yang sama  yakni “memperlihatkan ke arah”  Kata keduanya tidak dapat  ditukar  karena  memiliki  nuansa  yang  berbeda.  Menunjuk  memiliki  makna
memperlihatkan diri, sedangkan menuding memiliki makna memiringkan arah ke bawah. Jadi penulis menggunakan kata menuding dengan tepat.
17.1.4 Kami memang sudah biasa, setiap hari libur tiba selalu berkunjung
ke rumah nenek. Tapi sayang, dua tahun terakhir setiap kami mengunjungi rumah nenek, sosok nenek tidak tanpak, nenek telah di panggil oleh Sang
Maha Kuasa, Allah Swt. Kata  sosok    pada  kalimat  17.1.4    memiliki  sinonim  wujud.  Sekalipun  kata-
kata  itu  tidak  memiliki  nuansa  makna  yang  percis  sama,  namun  kata  tersebut memiliki  tujuan  makna  yang  sama  yakni  “  Wajah  seseorang”.  Kata  keduanya
tidak dapat ditukar karena memiliki nuansa makna yang berbeda. Sosok memiliki makna bentuk dari pada wujud atau rupa. Sedangkan kata wujud memiliki makna
dapat  dilihat.  Penggunaan  kata  sosok  pada  kalimat  tersebut  sudah  tepat,  karena mrupakan bentuk wajah.
22.1.5 Tiba-tiba terdengar suara gaduh memecahkan kesunyian. Kata gaduh pada kalimat 22.1.5 memiliki sinonim ribut. Sekalipun kata kata
tersebut  tidak  memiliki  nuansa  makna  yang  sama  yakni  “  huru  hara”.  Kedunya tidak  dapat  ditukar  karena  memiliki  nuansa  makna  berbeda,  gaduh  memiliki
makna  gempar  karena  perkelahian.  Ribut  memiliki  makna  berisik.  Kata-kata tersebut  memang  memiliki  makna  yang  hampir  sama  ,  namun  kata  ribut  lebih
menekankan  dan  lebih  menyakinkan  bahwa  benar-benar  telah  terjadi ketidaknyamanan.
26.1.6 Kualunkan  kakiku  menuju  istana  ilmu  dan  akupun  duduk  di
sekolah singga sana. Kata  kualunkan  pada  kalimat  26.1.6  memiliki  sinonim  kulangkahkan.  Kata
keduanya tidak tidak dapat ditukar karena memiliki nuansa makna yang berbeda,