Denotasi dan Konotasi Ketepatan Diksi

36 mukut hanya untuk bertanya hal yang sama, kali ini dia benar hilang kesabarannya dan menjdi marah. . 20.4.5 Saat sampai, aku dan keluargaku disambut oleh saudara-saudaraku yang telah dahulu sampai. Kata saat sampai pada kalimat 20.4.5 tidak tepat digunakan. Kata tersebut digunakan sebagai kata depan untuk menandai perawalan makna. Kata yang tepat digunakan adalah setelah tiba, karena penggunaannya sebagai kata depan untuk menandai perawalan makna. Jadi kata saat samapi yang digunakan adalah tidak tepat , sehingga menjadi “Setelah tiba,aku dn keluargaku disambut oleh saudara- saudaraku yang telah dahuku sampai .” 25.4.5 Tiba di sana terdengar suara gaduh memecahkan kesunyian. Kata tiba pada kalimat di atas tidak tepat digunakan sebagai kata depan. Kata depan yang tepat digunakan adalah sesampainya, karena penggunaannya sebagai kata depan untuk mengawali dalam kalimat. Jika kata depan tidak digunakan adalah sesampainya di sana terdengar suara gaduh memecahkan kesunyian. 27.4.6 Kualunkan kakiku menuju istana ilmu dan akupun duduk di sekolah singgasana. Kata kualunkan pada kalimat resebut di atas merupakan kata depan yang kurang tepat digunakan. Kata depan yang tepat di gunakan adalah kulangkahkan. Kata sekolah pada kalimat tersebut seharusnya di hilangkan karena tidak tepat penggunaannya sehingga menjadi kulangkahkan kaki menuju istana ilmu dan akupun duduk di singgsana. 31.4.7 Dan kamipun menaiki bus untuk pulang. Kata dan pada kalimat 31.4.7 tidak dapat di gunakan sebagai kata penghubung untuk menandai kelanjutan makn.Kata dan yang tepat digunakan adalah kemudian, karena penggunaanya sebagai kata penghubung untuk menandai yang kelanjutannya. Sehingga menjadi kemudian kaipun menaiki bus untuk pulang. 37

f. Penggunaan Kata Indria

6.6.1 Di dalam daput terdengar suara teriakan ibu yang beberapa kali memanggil namaku, akupun langsung menghampiri. Kata teriakan pada kalimat 6.6.1 merupakan kata yang termasuk diksi indria pendengaran, karena dapat ditangani oleh telinga yang dapat menangkap atau menerima tanggapan yang berupa suara atau bunyi keras. Kata di atas berarti berbicara keras, berteriak sehingga suaranya keras kedengaran. Tetapai dalam penggunaannya sering kali terjadi bahwa hubungan antara satu indria dengan yang lainnya sangat rapat, sehingga kata yang sebenarnya hanya di kenakan pada satu indria biasa digunakan oleh indria yang lain yang disebut juga gejala sinestisia 11.5.2 Rasa singkong ini enak sekali dan baru pertama kali ini aku mencoba makan singkong bakar. Kata enak sekali pada kalimat 11.5.2 merupakan kata yang termasuk indria perasa yang dterima oleh indria lidah yang dapat merasakan atau menerima rasa yang berupa nikmat atau lejat sekali. Pada data di atas berarti rasa singkong tersebut rasanya nikmat sekali. 16.6.3. Awalnya keadaan di kamar menyenangkan, tapi setelah adik dan keponakan laki-laki masuk ke dalam kamar keadaan menjadi ramai dan rusuh, kakak sepupuku mengusir adik dan keponakan tapi mereka tidak mau keluar. Kata ramai dan rusuh pada kalimat 10.3 merupakan kata termasuk diksi indria pedengaran, karena dapat ditangani oleh telinga yang dapat menangkap atau menerima tanggapan tidak sunyi. Pada kata diatas berarti suasana yang begitu berisik sehingga suaranya dapat memecahkan telinga. 21.5.6 Tiba-tiba terdengar suara sengau memecah suara kesunyian. Kata sengau pada kalimat 21.5.6 merupakan termasuk kata indria pendengaran, karena dapat ditangani oleh telinga yang dapat mensngkap atau menerima tanggapan yang berupa suara melalui hidung. Sengau pada kata diatas berarti berbicara agak serak kurang jelas terdengar. 20.5.5 Apalagi kalau bukan ke sekolah suhu udara sangat dingin dengan rasa tegang aku menumpahkan segayung air ke tubuhku.

Dokumen yang terkait

Penggunaan huruf kapital dalam penulisan karangan narasi siswa kelas V MI Nurul Falah Cihuni Kabupaten Tangerang Tahun pelajaran 2013- 2014.

0 8 96

PENGGUNAAN FARASA DALAM KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 TANGERANG SELATAN

2 9 130

Campur Kode dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VIII MTs (Madrasah Tsanawiyah) Manbaul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Bartu Ceper, Tangerang

1 20 101

Campur Kode pada Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karangan Narasi Siswa Kelas X MA Jabal Nur Cipondoh, Tangerang

1 25 152

ANALISIS POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 COLOMADU Analisis Pola Pengembangan Paragraf dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu.

0 5 14

ANALISIS POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 COLOMADU Analisis Pola Pengembangan Paragraf dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu.

0 4 13

ANALISIS JENIS DAN LATAR BELAKANG PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIIIC Analisis Jenis Dan Latar Belakang Penggunaan Diksi Pada Karangan Siswa Kelas VIIIC SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.

0 1 14

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH Analisis Penanda Kohesi Dan Koherensi Pada Karangan Narasi Siswa Kelas VIII MTs Al-Hidayah Genegadal Toroh Grobogan Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 14

KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI 3 NAGARAWANGI.

2 8 28

PENGGUNAAN DIKSI DALAM MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS OLEH SISWA KELAS X MA KHULAFAUR RASYIDIN

0 0 16