Pelaksanaan PAI di SMA Negeri 28 Jakarta Kendala dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

20. Ruang serbaguna 1 ruang AC 21. Ruang ganti pakaian 1 ruang 22. Toilet siswa 18 kamar 23. Ruang satpam 1 ruang 24. Kantin 18 lapak Sarana dan prasarana merupakan salah satu penunjang untuk tercapainya tujuan pendidikan, begitupun Pendidikan Agama Islam. Dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap siswa dapat belajar dengan efektif, sarana prasarana yang ada di SMA Negeri 28 Jakarta sudah memadai. Sarana yang mendukung pada saat pelaksanaan PTK adalah kelas yang memadai, ruangannya yang sejuk dan dilengkapi dengan komputer dan LCD yang dapat menunjang pada saat pengimplementasian penelitian tindakan, kemudian masjid, sebagai sarana untuk praktek shalat.

B. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan PAI di SMA Negeri 28 Jakarta

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 28 Jakarta mengikuti kurikulum yang ada, kurikulum yang diterapkan di SMA Negeri 28 ini adalah kurikulum standar nasional yaitu KTSP yang disesuaikan dengan kebutuhan stakeholder di SMAN 28, kemudian menyesuaikan dengan kurikulum dari negara-negara lain diantaranya Cambridge dan Canada. Dari hasil rapat kerja RAKER, tersusunlah KTSP SMA Negeri 28 Jakarta. 11 Dengan demikian, KTSP di SMAN 28 Jakarta ini adalah berdasarkan pada kurikulum tingkat nasional yang kemudian diperkaya dan diadaptasi sesuai kebutuhan, kemudian dalam menyusun kurikulum, mengadopsi dari Cambridge dan Canada. Dalam pembelajarannya, pendidikan agama Islam mendapat alokasi 2 jam pelajaran dalam satu minggu, metode yang digunakan bervariatif yaitu 11 Wawancara Pribadi dengan Dwi Arsono adalah sebagai WAKASEK Bid. HUMAS di SMAN 28 Jakarta, tgl. 15 Maret 2011 di Ruang Guru. ceramah, diskusi, 12 pemberian tugas, 13 praktek, sosio drama. Dalam penyampaian materi kepada siswa menggunakan metode yang berbeda antara satu kelas dengan kelas yang lainnya, karena kemampuan tiap anak dalam satu kelas dengan kelas yang lainnya berbeda. 14

2. Kendala dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 28 Jakarta adalah: a. kurang lancarnya siswa di dalam membaca ayat- ayat Al Qur’an. Hal ini terbukti ketika diskusi dalam mengungkapkan dalil, mereka hanya mengungkapkan terjemahnya saja. 15 b. Latar belakang pendidikan siswanya sebelum masuk sekolah ini bukan dari madrasah, tetapi dari sekolah Negeri bahkan ada juga dari yayasan- yayasan tertentu. c. Orang tua yang berbeda agama. 16 d. Pemahaman siswa dalam menangkap materi yang diajarkan guru berbeda-beda, ada yang cerdas dan ada yang kurang. 17 e. Tidak adanya kerjasama antara orang tua dalam mendidik keberagamaan anak. Sedangkan waktu anak lebih banyak di lingkungan keluarga dari pada di sekolah. 18 12 Wawancara Pribadi dengan Dwi Arsono adalah sebagai WAKASEK Bid. HUMAS di SMAN 28 Jakarta, tgl. 15 Maret 2011 di Ruang Guru. 13 Wawancara Pribadi dengan Suhartoyo adalah sebagai Guru PAI di SMAN 28 Jakarta, tgl. 24 Februari 2011. 14 Wawancara Pribadi dengan Siti Mas’amah adalah sebagai Guru PAI di SMAN 28 Jakarta, tgl. 11 Januari 2011. 15 Wawancara Pribadi dengan Suhartoyo adalah sebagai Guru PAI di SMAN 28 Jakarta, tgl. 24 Februari 2011. 16 Wawancara Pribadi dengan Suhartoyo adalah sebagai Guru PAI di SMAN 28 Jakarta, tgl. 24 Februari 2011. 17 Wawancara Pribadi dengan Siti Mas’amah adalah sebagai Guru PAI di SMAN 28 Jakarta, tgl. 11 Januari 2011. 18 Wawancara Pribadi dengan Dwi Arsono adalah sebagai WAKASEK Bid. HUMAS di SMAN 28 Jakarta, tgl. 15 Maret 2011 di Ruang Guru. Pendidikan agama Islam di sekolah mendapat alokasi waktu 2 jam pelajaran dalam satu minggu, dan ini merupakan kendala dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Tetapi guru agama dituntut untuk bisa menyikapi hal tersebut dengan berbagai cara. Kendala atau penghambat tersebut di atasi dengan diadakannya tadarus setiap pagi sebelum memulai pelajaran, yang dibantu oleh siswa yang telah dipilih untuk memandu jalannya tadarus. Tadarus ini wajib diikuti oleh seluruh stakeholder sekolah, termasuk pegawai. 19 Kemudian diadakan kegiatan-kegiatan keislaman di luar kelas atau sekolah seperti pesantren kilat, shalat berjamaah, siswa dianjurkan membaca buku-buku tentang materi yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Dan anak-anak rohis yang sudah lancar membaca ayat Alq ur’an mengajarkan pada teman-temannya yang belum lancar. 20 Kemudian menggunakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan senang terhadap pelajaran PAI, sehingga siswa dapat mengamalkan pelajaran PAI di dalam kehidupannya.

3. Pelaksanaan PTK Pada Pembelajaran Mata Pelajaran PAI