Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu pilar kehidupan bangsa. Masa depan suatu bangsa bisa dilihat melalui sejauhmana komitmen masyarakat dalam suatu bangsa menjalankan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan adalah untuk bertaqwa serta beriman kepada Allah. Tujuan pendidikan ini sejalan dengan tujuan penciptaan manusia, pengabdian kepada Allah. Yang ditegaskan dalam Al Qur’an dalam surat Adz Dzariyat ayat 56:        “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada- Ku”. QS. Adz Dzariyaat:56. Tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 1 Undang-undang SISDIKNAS UU RI No. 20 Tahun 2003, Jakarta: Sinar Grafik, 2009, Cet. II, h. 7. Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar, sejak adanya manusia di muka bumi ini dengan peradabannya maka sejak itu pula pada hakikatnya telah ada kegiatan pendidikan dan pengajaran. Berbeda dengan masa sekarang, dimana pendidikan dan pengajaran itu diselenggarakan di sekolah maka pada masa lampau kegiatan dilaksanakan di dalam kelompok- kelompok masyarakat, yang dewasa disebut dengan istilah pendidikan informal. 2 Dari tonggak-tonggak sejarah dapat dilihat bagaimana persoalan-persoalan yang timbul mereka pecahkan. Pada zaman dahulu dalam kehidupan sehari- hari, para orang tua mengajar anaknya bagaimana cara menanam dan memelihara padi, bagaimana cara melakukan pekerjaaan nelayan, bagaimana cara berdagang, bagaimana cara bertukang membuat rumah, menjahit pakaian, dan sebagainya. 3 Dari lukisan singkat di atas kiranya dapat diperoleh gambaran, bahwa sejak masa lampau kegiatan proses pendidikan dan pembelajaran itu telah banyak dilakukan. Dan semakin dekat dengan masa kini semakin berkembang pula cara dan teknik yang digunakan oleh manusia untuk mendidik dan mengajar anak-anaknya. Begitu pula di sekolah, seiring perkembangan zaman maka berkembang pula cara dan teknik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran guna mendidik dan mengajar siswanya. Dalam proses pembelajaran guru merupakan orang yang memiliki peranan penting. Karena guru merupakan orang yang paling sering berhubungan langsung dengan siswa. Ini menunjukkan bahwa suksesnya sebuah proses kegiatan pembelajaran itu sangat bergantung kepada guru. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki kompetensi dalam mengajar. Tetapi guru bukanlah satu- satunya faktor yang berperan dalam proses pembelajaran melainkan ada faktor- faktor lain yang tidak kalah pentingnya dengan guru yaitu siswa, metode, media, lingkungan dan sebagainya. 4 2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: BumiAksara, 2009, Cet. IX, h. 3. 3 Oemar Hamalik, Proses Belajar..., h. 3. 4 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999, Cet. I, h. 8. Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu fokus di dalam pembangunan pendidikan Indonesia dewasa ini. Peningkatan kualitas pendidikan tersebut dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain melalui peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, pelatihan dan pendidikan, serta memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran secara professional melalui kegiatan penelitian secara terkendali. 5 Sebagai tenaga profesional, para guru di samping melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mendidik dan membimbing siswa, mereka juga dituntut agar dapat mengadakan pembaharuan atau perbaikan pembelajaran melalui penelitian. Dengan demikian, guru tidak lagi cukup hanya sebagai penerima pembaharuan pembelajaran yang sudah tuntas dikembangkan, melainkan ikut bertanggung jawab, berperan serta aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya sendiri melalui penelitian yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang dikelolanya. Penelitian yang dimaksud adalah PTK atau penelitian tindakan kelas. PTK adalah salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah pembelajaran di kelas. Ditinjau dari kemanfaatan yang diperoleh dari hasil PTK, salah satu di antaranya adalah berupa perbaikan praktis, yang meliputi penanggulangan berbagai permasalahan belajar yang dialami siswa. Misalnya, kesalahan-kesalahan konsep dalam memahami materi pembelajaran, penggunaan desain dan strategi pembelajaran di kelas, penggunaan alat bantu, media, dan sumber belajar, serta permasalahan dalam penggunaan sistem evaluasi pembelajaran. 6 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama dalam bukunya “Mengenal Penelitian Tindakan Kelas” mengatakan penelitian tindakan kelas PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara 1 merencanakan, 2 melaksanakan, dan 3 merefleksikan tindakan 5 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research Teori dan Praktik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011, h. 2. 6 Tjutju Soendari, Penelitian Tindakan Kelas dalam Meningkatkan Prestasi Belajar ABK di Sekolah, http:file.upi.eduDirektori Diakses pada hari Rabu, 10 November 2010 pukul 15.32. secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. 7 Tujuan utama bagi PTK adalah self-improvement melalui self-evaluation dan self-reflection, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa. 8 Namun pada kenyataannya penulis menemukan beberapa tujuan pelaksanaan PTK yang menyimpang dari tujuan PTK ini. Seperti perbincangan penulis dengan seorang kepala sekolah dari SDN Lebakwangi II Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka yang menyebutkan bahwa tujuan dari PTK yang guru lakukan hanyalah sebagai suatu syarat untuk mendapatkan sertifikasi yang akan memberikan kenaikan gaji. 9 Jadi tujuan guru melakukan PTK ini bukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu hasil pembelajaran yang telah diikuti siswa dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Tujuan yang mulanya ingin meningkatkan kinerja guru itu sendiri menjadi menyimpang dan tidak sampai pada tujuan awal dilakukannya PTK, Karena memang guru tidak mengetahui tujuan penerapan PTK tersebut. PTK di dunia PAI masih jarang dilakukan, belum banyak guru PAI yang menggunakan PTK sebagai salah satu solusi pemecahan masalah untuk meningkatkan efektivitas belajar. Sehingga banyak guru PAI yang masih mengandalkan metode konvensional dalam mengajarkan materi agama sehingga terkesan monoton dan membosankan, padahal keadaan siswa dari tahun ke tahun berubah. Tingkat kecerdasan dan kritisnya semakin bertambah. Maka dengan metode belajar yang biasa seperti yang para guru pelajari di bangku kuliah beberapa puluh tahun yang lalu sudah tidak tepat lagi bila diterapkan sekarang. Seyogyanya guru menyadari bahwa keadaan, pengetahuan, dan kemampuan siswa semakin berubah dibandingkan keadaan masa lalu saat mereka 7 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Indeks, 2009, h. 9. 8 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas...., h. 41. 9 Wawancara Pribadi dengan Mulyadi adalah sebagai KEPSEK di SDN Lebakwangi II, tgl. 28 Januari 2010 di Ruang Guru. mempelajari metode untuk mengajar. Cara yang dipakai untuk mengajarkan pada para siswa dengan latar belakang yang berbeda tentu saja tidak bisa disamakan terus menerus. Karena sudah barang tentu tidak tepat lagi. Dalam pelaksanaannya PTK mesti dilakukan oleh guru kelas itu sendiri. Karena hanya guru dari kelas itulah yang mengenal dengan baik para siswanya, keadaan kelasnya, dan dialah yang bertanggung jawab terhadap kelas tersebut. Apabila guru menerapkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka akan terjadi suatu perbaikan, baik dalam metode mengajar yang digunakan guru, ketertarikan siswa terhadap apa yang disampaikan oleh guru yang pada akhirnya akan membuat suatu kemajuan terhadap prestasi seorang siswa dalam hal menangkap apa yang diajarkan guru di kelas. Melalui penelitian tindakan kelas masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan, sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang lebih baik, dapat diwujudkan secara sistematis. 10 Seperti yang telah penulis paparkan sebelumnya bahwa selain tugas guru sebagai pendidik ia juga dituntut untuk mengadakan pembaharuan atau perbaikan pembelajaran di kelas, begitu pula dengan guru PAI. Sehingga ia dapat berperan serta aktif dalam mengembangkan keterampilannya dan menyelesaikan masalah pembelajaran secara profesional. Di sekolah-sekolah umum mata pelajaran Pendidikan Agama Islam mendapat alokasi waktu belajar lebih sedikit dibanding dengan pelajaran- pelajaran yang lain, padahal materi agama mencakup banyak aspek, yang meliputi fiqh, akidah, akhlak dan sejarah. Praktek ibadah, membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam pemahamannya, karena sesuai dengan tujuan pendidikan agama itu sendiri yaitu membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, praktek ibadah ini tidak hanya sebagai syarat untuk mendapatkan nilai dalam pelajaran agama tetapi juga untuk diterapkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai syarat 10 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research..., h. 4. seorang manusia yang beriman dan bertakwa, yaitu beribadah dengan sungguh- sungguh kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maka dengan waktu belajar yang minim tersebut tujuan pembelajaran PAI itu sulit tercapai. Dengan dilakukannya PTK maka akan diketahui mana metode yang paling tepat diterapkan guru untuk para siswanya, sehingga siswa akan menjadi tertarik dan memahami apa yang guru sampaikan. Pelaksanaan PTK akan berhasil, hanya apabila didukung oleh kemampuan dan komitmen guru yang merupakan aktornya. Selanjutnya, selain persyaratan kemampuan, keberhasilan pelaksanaan PTK juga ditentukan oleh adanya komitmen guru yang merasa tergugah untuk melakukan tindakan perbaikan. Dengan kata lain, PTK dilakukan bukan karena ditugaskan oleh atasan atau di dorong oleh keinginan untuk memperoleh imbalan finansial. 11 SMA Negeri 28 Jakarta merupakan salah satu sekolah yang menerapkan program ISO yang merupakan standar kualitas yang diakui internasional. Visi dari sekolah ini adalah menguasai IPTEK berdasarkan IMTAQ dan mampu bersaing secara global. Jika dilihat dari visi sekolah dan standar internasional yang disandang oleh sekolah ini maka guru-gurunya dituntut untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Upaya yang dilakukan sekolah untuk mewujudkan hal ini adalah dengan mengirim guru-gurunya pada kegiatan-kegiatan pelatihan atau mengadakan pelatihan yang dapat menambah wawasan guru di sekolah tersebut, contohnya pelatihan PTK, pelatihan ICT membuat bahan ajar dengan menggunakan komputer dan lain sebagainya. Guru PAI di sekolah ini sudah menerapkan PTK dalam menyelesaikan masalah pembelajaran yang beliau hadapi. Oleh karena itu penulis memilih tempat ini sebagai tempat penelitian, Berdasarkan fenomena tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran Mata Pelajaran PAI di SMA Negeri 28 Jakarta ”. 11 Tjutju Soendari, Penelitian Tindakan Kelas dalam Meningkatkan Prestasi Belajar ABK di Sekolah, http:file.upi.eduDirektori Diakses pada hari Rabu, 10 November 2010 pukul 15.32.

B. Identifikasi Masalah