Asas-Asas, Tujuan dan Objek Pendaftaran Tanah 1 Asas-Asas Pendaftaran tanah

i Tahun 2002 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Badan Pertanahan Nasional. j Tahun 2003 1. Surat Edaran Kepala Badan Pertanhan Nasional Nomor 600-1900 tentang Perihal Pengenaan Tarif Pelayanan , Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah, Pemeliharaan Data Pertanahan dan informasi Pertanahan Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2002. 2.Surat Edaran Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 640-1884 tentang Perihal Blanko Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah.

b. Asas-Asas, Tujuan dan Objek Pendaftaran Tanah 1 Asas-Asas Pendaftaran tanah

Pendaftaran Tanah di Indonesia menganut beberapa asas yang menjadi pedoman pelaksanaannya, dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menyebutkan bahwa: “Pendaftaran Tanah dilaksanakan berdasarkan asas sederhana, aman, terjangkau, mutakhir dan terbuka, secara lebih terperinci maksudnya adalah sebagai berikut: 1. Asas Sederhana Yang dimaksud dengan asas sederhana adalah agar ketentuan-ketentuan pokoknya maupun prosedurnya dengan mudah dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan terutama pemegang yang memohon hak atas tanah. Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008 2. Asas Aman Yang dimaksud dengan asas aman adalah untuk menunjukkan bahwa Pendaftaran Tanah perlu diselenggarkan secara teliti dan cermat, sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai dengan tujuan pendaftaran tanah. 3. Asas Terjangkau Asas Terjangakau maksudnya adalah keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan, khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi lemah. Jadi pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh pihak yang memerlukan. 4. Asas Mutakhir Asas Mutakhir adalah kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya berkesinambungan dalam pemeliharaan datanya. Data yang tersedia di Kantor Pertanahan harus selalu sesuai dengan kenyataan di lapangan, sehingga apabila masyarakat yang memerlukan data pertanahan akan memperoleh keterangan yang benar setiap saat. 5. Asas Terbuka Asas terbuka adalah asas dimana setiap orang yang berhak untuk mendapat informasi dari Kantor Pertanahan, dan juga berhak untuk meminta keterangan pendaftaran tanah yang berisikan hak, luas, lokasinya dalam sita berperkara. 2 Tujuan Pendaftaran Tanah Pada Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 secara mendasar mengatakan tujuan Pendaftaran Tanah adalah: Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008 a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu tanah, satuan bidang rumah susun dan hak- hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan bahwa dirinya pemegang hak yang bersangkutan. b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang- bidang tanah dan satuan rumah susun yang sudah terdaftar. c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi Pertanahan. Jadi dengan Pendaftaran Tanah akan diperoleh kepastian hukum tentang hak- hak atas tanah yang diakui di Indonesia dan untuk si pemegang hak akan diterbitkan sertifikat sebagai alat bukti kuat sebagai pemegang hak atas tanah. Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 persertifikat,tujuan yaitu: 1 Untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum, sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 huruf a, kepada si pemegang Hak atas Tanah yang bersangkutan diberikan Sertifikat Hak atas Tanah.. 2 Untuk melaksanakan fungsi informasi sebagaimana dimaksud Pasal 3 huruf bdata Fisik dan Data Yuridis bidang tanah terdaftar terbuka untuk umum. 3 Untuk mencapai tertib administrasi sebgaiman dimaksud Pasal 3 huruf c setiap bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk peralihan, pembebanan dan hak atas tanah hak milik dan hak milik atas satuan rumah susun wajib didaftar. Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008 Jadi dengan pendaftaran tanah pemegang hak memperoleh sertifikat sebagai alat bukti yang kuat bahwa ia sebagai pemegang hak atas tanah, kemudian akan tercapai tertib administrasi dalam biadang pertanahan sehingga orang yang berkepentingan akan mudah memperoleh informasi yang benar. Selanjutnya A.P Parlindungan mengatakan bahwa: “Pendaftaran ini melalalui suatu ketentuan yang sangat teliti dan terarah, sehingga tidak mungkin asal saja, lebih-lebih lagi bukan tujuan pendaftaran tanah tersebut untuk sekedar diterbitkannya bukti pendaftaran tanah saja sertifikat hak atas tanah. 1 Penyelenggaraan Pendaftaran Tanah merupakan tugas dari Pemerintah dalam hal ini adalah Badan Pertanahan Nasional yang mempunyai tugas pokok dengan tujuan sebagai berikut: 1. Melaksanakan inventarisasi pertanahan lengkap di seluruh Wilayah Republik Indonesia dengan melaksanakan pengukuran desa demi desa. 2. Menyelenggarakan pemberian tanda bukti hak sebagai jaminan kepastian hukum atas tanah dengan melaksanakan pendaftran hak atas tanah meliputi setiap peralihannya, penghapusannya dan pembebanannya jika ada dengan memberikan tanda bukti berupa sertifikat tanah. 3. Pemasukan keuangan Negara dengan memungut biaya pendaftaran tanah. Pendaftaran Tanah dalam rangka Recht Kadaster yang bertujuan memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas tanah, dengan 1 . A.P Parlindungan, Pendaftaran Tanah di Indonesia, Berdasarkan PP. No.24 Tahun 1994,. Mandar Maju, Bandung, 1999, hal. 8. Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008 alat bukti yang dihasilkan pada akhir proses pendaftaran tersebut berupa buku tanah dan sertifikat yang terdiri dari buku tanah dan surat ukur. 1 Oleh karena tujuan pokok Lembaga pendaftaran tanah ini sangat penting untuk menunjang pembangunan di Indonesia terutama di bidang pertnahan, karena itu Pemerintah sangat perlu untuk lebih meningkatkan penyuluhan hukum pada masyarakat dengan tujuan untuk menimbulkan kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya secara swadaya sporadik karena keterbatasan anggaran, peralatan dan tenaga dari Pemerintah. 3 Objek Pendaftaran Tanah Pemberian hak atas tanah dapat diberikan kepada perseorangan maupun badan hukum berdasarkan permohonan. Pemberian hak tersebut menimbulkan akan hak dan kewajiban, disampimg adanya wewenang untuk mengelola tanah tersebut sesuai dengan peruntukannya, juga kepada pemegang hak dibebankan kewajiban untuk mendaftarkan hak atas tanahnya dalam rangka untuk mendapatkan kepastian hukum. Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, menggariskan objek pendaftaran tanah meliputi: 1. bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai. 2. tanah hak pengelolaan 3. tanah wakaf 4. hak milik atas satuan rumah susun 5. hak tanggungan 6. tanah Negara 1 . Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah Dan Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hal. 112. Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008 c. Alat Bukti Kepemilikan Hak Atas Tanah Pengaturan cara pembuktian adanya hak baru maupun hak lama untuk kepentingan pendaftaran tanah, pada PP No. 24 Tahun 1997 lebih mudah dilaksanakan bila dibandingkan dengan PP No. 10 Tahun 1961, karena pada PP No. 24 Tahun 1997 penegasan alat bukti hak lama atau hak baru lebih tegas dan jelas dinyatakan sehingga pemohon hak atas tanah akan lebih mudah mengumpulkan bukti-bukti untuk kepentingan pendaftaran tanah tersebut. 1. Alat Pembuktian Hak Baru Alat pembuktian hak baru untuk keperluan pendaftaran tanah maksudnya adalah alat pembuktian hak atas tanah atas objek tanah yang diberikan atau diciptakan sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 pada permohonan pendaftaran tanah untuk pertama kali. Pada Pasal 23 PP No. 24 Tahun 1997 disebutkan bahwa untuk keperluan pendaftaran tanah hak atas tanah baru dibuktikan dengan: a hak atas tanah harus dibuktikan dengan: 1 penetapan pemberian hak dari pejabat yang berwenang memberikan hak yang bersangsungkutan menurut ketentuan yang berlaku apabila pemberian hak tersebut berasal dari tanah negara atau tanah hak penglolaan. 2 asli akta PPAT yang membuat pemberian hak tersebut oleh pemegang hak milik kepada penerima hak yang bersangkutan apabila mengenai hak guna Bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik. b hak pengelolaan dibuktikan dengan penetapan pemberian hak pengelolaan oleh pejabat yang berwenang. c tanah wakaf dibuktikan dengan akta ikrar wakaf. d hak milik atas satuan rumah susun dibuktikan dengan akta pemisahan. e pemberian hak tanggungan dibuktikan dengan akta pemberian hak tanggungan Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008 Penentuan alat bukti untuk permohonan hak baru sebagaimana tercantum pada Pasal 23 PP No. 24 Tahun 1997 tersebut sudah sangat maksimal, karena alat-alat bukti tersebut merupakan bukti tertulis otentik karena bukti-bukti tersebut dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu dan mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna sehingga untuk pembuktian hak cukup dengan membuktikan adanya hak dengan apa terkandung dalam surat bukti tersebut dan nama yang tercantum dalam bukti surat tersebut dapat memperlihatkan bukti tersebut dan tidak perlu memperlihatkan alat bukti lain, tetapi walaupun demukian pihak penilai akan tetap ada kewajiban untuk meneliti apakah pejabat yang membuat alat bukti tersebut benar-benar pejabat yang berwenang dan pembuatan alat bukti tersebut Sertifikat hak atas tanah yang terdafatar tentu nama orang atau badan hukum yang mendalilkannya..Tetapi sebaliknya bila ada pihak yang keberatan, maka dapat mengajukan gugatan pembatalan ke Pengadilan yang berkompeten untuk itu. Tentunya pada masa lembaga rechtverwerking belum berakhir yaitu 5 tahun semenjak terbitnya sertifikat atas tanah. 1 Apabila ternyata penggugat dapat membuktikan bahwa bukti otentik yang menjadi dasar terbitnya sertifikat tanah tersebut adalah cacat sehingga surat bukti tersebut dibatalkan oleh hakim, maka dengan serdirinya hak dan terbitnya sertifikat atas tanah tersebut jadi batal. 1 .Pasal 32 ayat2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 mengatakan dalam hal suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam jangka waktu 5 lima tahun semenjak diterbitkannya sertifikat itu,tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertifikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan kepada ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertifikat tersebut. Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008

2. Alat Pembuktian Hak Lama