Konsepsi Konsepsi merupakan kerangka yang mengambarkan hubungan antara konsep-

kawasan hutan lindung. Pembukuan hak dilaksanakan dengan penandatangan buku tanah yang dilakukan Kepala Kantor Pertanahan untuk Pendaftaran yang bersifat massal. 1 Jika Kepala Kantor Pertanahan berhalangan, maka penandatanganan buku tanah dilimpahkan pada Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah. 4. Penerbitan Sertifikat. Penerbitan sertifikat didasarkan pada buku tanah yang telah ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan . Pasal 91 PMNAKBPN No. 3 Tahun 1997 : 1 Untuk hak-hak atas tanah, Hak milik atas Satuan Rumah Susun, Hak Pengelolaan, dan tanah wakaf yang sudah didaftar dalam buku tanah dan memenuhi syarat, diberikan bukti bukti hak menurut ketentuan pasal 31 PMNAKBPN No. 3 Tahun 1997. 2 Data yuridis yang dicantumkan dalam sertifikat meliputi juga pembatasan- pembatasan dalam pasal 90 mayat 2. 3 Dokumen alat bukti hak lama sebagaimana dimaksud dalam pasal 76 yang menjadi dasar pembukuan dicoret silang dengan tinta dengan tidak menyebabkan tidak terbacanya tulisantanda yang ada atau diberi teraan berupa cap atau tulisan yang menyatakan bahwa dokumen tersebut sudah digunakan untuk pembukuan hak, sebelum disimpan sebagai warkah. Setelah ketentuan Pasal 91 terlaksanakan, maka sertifikat diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan dan diserahkan pada pemegang hak.

2. Konsepsi Konsepsi merupakan kerangka yang mengambarkan hubungan antara konsep-

konsep khusus yang akan diteliti, bukan merupakan gejala yang akan diteliti. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa, “kerangka konsepsional pada hakekatnya 1 . Herman Hermit, Cara memperoleh Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Negara dan Tanah Pemda, Teori dan Praktek pendaftaran Tanah di Indonesia, CV Mandar Maju, Jakarta, 2004,hal 124. Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008 merupakan suatu pengarah, atau pedoman yang lebih konkrit dari kerangka teoritis yang sering kali bersifat abstrak, sehingga diperlukan defenisi-defenisi operasional yang menjadi pegangan konkrit dalam proses penelitian.” 1 Defenisi operasional sangat bertujuan untuk menghindari perbedaan salah pengertian atau penafsiran, oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus ada definisi beberapa konsep dasar sebagai acuan, agar hasil dari penelitian ini sesuai dengan yang diharapkan, yaitu: a. Hambatan merupakan hambatan yang ditemui pada pelaksanaan pendaftaran tanah mulai dari sebelum terbitnya sertifikat sampai pada terbitnya sertifikat yang bisa ditemui pada masyarakat sebagai pemegang hak atas tanah dan pada Kantor Pertanahan atau petugas Pendaftaran tanah. b. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah secara Sporadik yaitu kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilaksanakan atas inisiatif atau keinginan dari masyarakat pemegang hak atas tanah, mulai dari sebelum terbitnya sertifikat sampai pada terbitnya sertifikat hak atas tanah c. Areal Perkebunan rakyat yaitu tanah-tanah kebun yang dikuasai oleh rakyat d. Perkebunan salak milik rakyat yaitu beberapa wilayah perkebunan salak milik rakyat yang ditanami pohon salak di Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan . 1 . Soerjono Soekanto, Op.cit, hal 133. Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008

G. Metode Penelitian

1.Spesifikasi Penelitian Penelitian “Pelaksanaan Pendaftaran Tanah secara Sporadik pada Areal Perkebunan Salak Milik Rakyat Studi Pada Perkebunan Salak di Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan bersifat deskriptif yaitu penelitian yang akan memaparkan bagaimana pelaksanaan pendaftaran tanah dan hambatan- hambatan apa yang ditemui dan juga memaparkan faktor-faktor apa yang ada dalam masyarakat mempengaruhi pelaksanaan pendaftran tanah secara sporadik pada areal perkebunanan salak milik rakyat 2. Metode Pendekatan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang bersifat yuridis empiris sosiologis. Metode yuridis empiris merupakan penelitian hukum sosiologisempiris yang terdiri dari: 1. Penelitian tentang identifikasi hukum yang tidak tertulis 2. Peneltian efektifitas hukum : a. Penelitian berlakunya hukum positif b. Peneltian pengaruh berlakunya hukum positf terhadap kehidupan masyarakat c. Penelitian tentang faktor-faktor non hukum terhadap terbentuknya ketentuan hukum positif. d. Penelitian pengaruh faktor non hukum terhadap berlakunya hukum positif. 1 Metode yuridis empiris dipergunakan untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan dengan melihat berbagai aspek yang terdapat dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pendaftaran tanah secara sporadik pada perkebunan salak di Kecamatan Angkola Barat 1 Ibid, halaman 50. Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008